Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Ditopang Konsumsi Rumah Tangga dan Ekspor

Potret produk domestik regional bruto (PDRB) pada triwulan pertama 2021 sektor akomodasi (makanan dan minuman) mengalami keterpurukan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Ditopang Konsumsi Rumah Tangga dan Ekspor
WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Awan tebal bersama birunya langit slimuti di atas gedung-gedung perkantoran Jakarta, Minggu (28/2/2021). Warta Kota/henry Lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian di DKI sejak 2012-2022 secara normal di atas nasional namun memasuki resesi, perekonomian di Jakarta turun di bawah perekonomian nasional.

Saat ini laju year on year (yoy) perekonomian di Jakarta membentuk kurva V seiring dengan peningkatan kondisi ekonomi di Jakarta.

“Potret produk domestik regional bruto (PDRB) pada triwulan pertama 2021 sektor akomodasi (makanan dan minuman) mengalami keterpurukan.

Sementara pertumbuhan positif dialami sektor kesehatan dan informasi komunikasi,” katanya saat 

Ia menuturkan, PDRB DKI Jakarta ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor.

Namun saat ini konsumsi pemerintah justru yang mengalami peningkatan.

“Kita akan coba dorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor meningkat,” ucap Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov DKI Jakarta Muhammad Abas  saat webinar dengan tema “Jakarta Bangkit Ekonomi Pulih: Peran UMKM Jakarta Dalam Mendukung Kebangkitan Ekonomi di Masa Pandemi” di Jakarta, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: 576 Kasus Positif di Klaster Perkantoran Jakarta, Perusahaan Diminta Taati Batasan 25 Persen WFO

Berita Rekomendasi

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di Jakarta pada 2021 memiliki sejumlah potensi seperti konsumsi, investasi dan ekspor impor.

Ia berharap penerapan protokol kesehatan dan program vaksinasi bisa mempengaruhi faktor investasi secara positif.

Lebih jauh ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak besar pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yakni ada penurunan penjualan.

Hal ini disebabkan adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Serta sejumlah penutupan tempat usaha karena dampak penutupan tempat wisata di Jakarta.

“Dampak dari sisi internal perusahaan UMKM tidak mampu membayar asuransi dan UMKM harus beralih atau bertranformasi ke digital,” katanya.


Pemimpin Kantor Wilayah IX Jakarta PT Pegadaian (Persero), Hakim Setiawan menuturkan, UMKM menjadi sektor utama penggerak perekonomian nasional. Beberapa masalah yang dihadapi pelaku UMKM, menurut dia, di antaranya masalah menciptakan pasar, memenuhi sesuai kebutuhan pasar dan membangun akses ke pasar.

“Pada produktifitas UMKM juga terkendala masalah mencukupi kebutuhan pasar, mendapatkan alat produksi berkualitas dan produktifitas sumber daya manusia. Dan yang masalah terakhir yang dihadapi UMKM adalah permodalan,” bebernya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas