Epidemiolog Sebut 91,9 Persen Kasus Covid-19 di Jakarta Tidak Terdeteksi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Tim Pandemi FKM UI, Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia melakukan survei serologi di wilayah Jakarta.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
![Epidemiolog Sebut 91,9 Persen Kasus Covid-19 di Jakarta Tidak Terdeteksi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/distribusi-peti-mati-di-dki-jakarta_20210706_184948.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Tim Pandemi FKM UI, Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia melakukan survei serologi di wilayah Jakarta pada bulan Maret 2021.
Epidemiolog Pandu Riono yang tergabung dalam Tim Pandemi FKM UI mengungkapkan ada 44,5 persen dari 10,6 juta warga DKI Jakarta yang pernah terinfeksi Covid-19.
Sehingga setelah diestimasi terdapat 4.717.000 warga DKI Jakarta yang pernah terpapar Covid-19.
Namun dari jumlah tersebut hanya 8,1 persen kasus Covid-19 yang terdeteksi.
"Dari kasus yang terlaporkan berdasarkan tanggal 31 maret di dalam sistem itu, hanya 382 ribu. Jadi sistem kita yang terdeteksi hanya 8,1 persen," ujar Pandu dalam konferensi pers virtual, Sabtu (10/6/2021).
Baca juga: Riset Terbaru Sebut Separuh Penduduk DKI Jakarta Miliki Antibodi Covid-19
Berdasarkan paparan Pandu ada sebanyak 91,9 persen kasus positif Covid-19 yang tidak terdeteksi selama ini.
Namun Pandu membulatkannya menjadi 90 persen.
"Yang tidak terdeteksi kira-kira lebih dari sekitar, kita bulatkan saja 90 persen. Jadi 90 persen orang yang terinfeksi tidak terdeteksi oleh sistem," ungkap Pandu.
Pandu mengatakan temuan ini menunjukan angka testing di Jakarta masih rendah.
Padahal, kata Pandu, DKI Jakarta merupakan wilayah yang angka testing Covid-19 cukup tinggi dibanding daerah lain.
"Ini menunjukan walaupun angka testing kita di DKI sangat tinggi. Itu juga belum banyak," kata Pandu.
Menurut Pandu, hak ini terjadi karena sebagian besar kasus positif Covid-19 di Jakarta Tidak bergejala. Sementara yang bergejala juga tidak pergi ke fasilitas kesehatan.
"Toh yang bergejala tidak datang ke layanan kesehatan," pungkas Pandu.
Seperti diketahui, survei serologi dilaksanakan berbasis populasi dengan metode sampling, pada kurun waktu 15-31 Maret 2021.
Survei dilakukan di 100 kelurahan di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi, mencakup 4.919 sampel berusia >1 tahun (98,4 persen) dari total 5.000 target sampel, meliputi 54 persen perempuan dan 46 persen laki-laki, dengan kelompok usia 1-14 tahun (21,6 persen), 15-49 tahun (52 persen), 50+ tahun (26,4 persen).