Cerita Tim Penjemput Jenazah Covid-19 Ditelepon Warga Tengah Malam
Di tengah pandemi Covid-19 cerita duka didengar setiap hari oleh Tim Penjemput Jenazah Kota Bekasi.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Di tengah pandemi Covid-19 cerita duka didengar setiap hari oleh Tim Penjemput Jenazah Kota Bekasi.
Cerita duka dari keluarga pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Hal tersebut dirasakan Rinto Butarbutar, operator call centre sekaligus anggota tim penjemput jenazah Covid-19 dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi.
Telepon genggamnya tak pernah berhenti berdering sejak sebulan terakhir.
Tidurnya juga terpaksa harus lebih larut bahkan tidak jarang terjaga hingga fajar.
Baca juga: Kronologi Pasien Covid-19 di Sumut Dikeroyok Warga Karena Ditolak Isoman di Rumah
Tidak sendiri, Rinto bersama tim penjemput jenazah BPBD Kota Bekasi berjumlah 45 orang siaga 24 jam tanpa henti sejak kasus kematian pasien isoman meningkat.
"Jadi kami ada tiga shift, pagi hingga sore, sore hingga tengah malam, tengah malam hingga pagi main lagi terus 24 jam," kata Rinto di Posko Tim Penjemput Jenazah Stadion Patriot Bekasi.
Suara tangisan itu ia dengar dari pagi, siang, hingga tengah malam.
Selain sedih ditinggal pergi orang terkasih, keluarga pasien menurut Rinto menangis disebabkan karena kebingungan.
Dia membayangkan betapa ironisnya orang terdekat meninggal dunia di kamar tidur, tapi keluarga di satu rumah tak bisa berbuat apa-apa karena Covid-19.
Mereka hanya bisa meratapi dengan kesedihan, cara satu-satunya hanya bisa menghubungi tim penjemput jenazah agar anggota keluarganya dapat segera dimakamkan.
"Orang kebingungan, bayangin jam 1 malam, telepon ke call centre langsung bilang 'pak tolongin pak..' sambil nangis ke saya," ucap Rinto menceritakan pengalamannya.
Berusaha menenangkan sudah tentu jadi langkah pertama yang dilakukannya.