Cerita Tim Penjemput Jenazah Covid-19 Ditelepon Warga Tengah Malam
Di tengah pandemi Covid-19 cerita duka didengar setiap hari oleh Tim Penjemput Jenazah Kota Bekasi.
Editor: Hasanudin Aco
Kemudian, keluarga diminta menjelaskan secara detail alamat lengkapnya agar tim segera meluncur ke lokasi.
"Mereka bingung mau dikemanain jenazahnya, selain sedih karena ditinggal meninggal dunia anggota keluarganya," ucap Rinto.
Mendapati keluarga meninggal dunia saat isoman bisa jadi paling menyedihkan, tak ada tetangga yang berani mendekat apalagi membantu proses pemakaman.
"Meninggal di keluarga, orang enggak ada, kebingungan mau ke mana? Mau nelpon siapa? Negatif Covid-19 pun orang takut buat melayat gitu lho," tuturnya.
Tugas utama tim penjemput jenazah, lanjut dia, mengantar pasien Covid-19 ke tempat pemulasaraan di rumah singgah Dinas Sosial untuk selanjutnya dimakamkan di TPU Pedurenan Kota Bekasi.
BPBD Kota Bekasi mengoperasikan sebanyak tujuh mobil jenazah, setiap kendaraan berisi tiga sampai empat personel.
Mereka menurut Rinto tak ubahnya seperti penjelajah, sehari-hari tujuh kendaraan itu berkeliling di 12 kecamatan di Kota Bekasi.
"Jadi tugas kita menjemput jenazah ke pemulasaran, diambil dari rumah pakai kantung mayat baru setelah di rumah singgah dibungkus sesuai standar WHO," jelas dia.
Layanan penjemput jenazah ini gratis, warga hanya tinggal melengkapi berkas seperti surat keterangan indentitas serta bukti hasil tes Covid-19 pasien yang meninggal dunia.
Hingga data terakhir 20 Juli 2021, tim penjemput jenazah BPBD Kota Bekasi telah melakukan pelayanan sebanyak 292 pasien Covid-19 meninggal isoman.
Data itu dihitung sejak pertama kali layanan penjemput jenazah diluncurkan 5 Juli 2021, jika dirata-ratakan dalam sehari tim bisa menjemput 18 jenazah pasien Covid-19 yang meninggal saat isoman.