50 Hari Full di Rumah, Tolak Ajakan Bertemu dan Ngopi, IRT Ini Syok Tetap Terpapar Covid-19
Selalu di rumah selama 50 hari, IRT di Jakarta ini syok saat terpapar Covid-19 sempat alami sesak napas, kehilangan indra penciuman dan perasa.
Editor: Theresia Felisiani
"Padahal saya tidak pilek. Lalu saat makan malam, kok lidah tidak ada rasa. Saya pikir makanannya kurang bumbu atau apa," sambungnya.
Namun, putranya Eka yang makan ayam goreng bersama ibunya malam itu dapat merasakan rasanya.
"Eh, anak saya bilang ayam gorengnya enak. Di situ saya panik," kata Eka.
Eka mengatakan syok setelah tidak dapat merasakan rasa makanan dan aromanya.
"Padahal saya rajin cuci tangan. Ya, tidak jorok lah. Tapi malah kena," ucap Eka.
Baca juga: Terlibat Kecelakaan Maut di Bintaro, Pengendara Moge Diperiksa di Polres Tangsel
Beberapa hari setelahnya, badan Eka panas, kepalanya sakit dan sesak napas.
"Dada saya sakit banget malam itu, saya disarankan teman yang pernah positif Covid-19 untuk tidak terlentang saat sesak napas," ucap dia.
"Malah sampai saya tidak tidur semalaman. Selama bergejala, saya di kamar saja. Anak di kamarnya juga," lanjut dia.
Selama isolasi mandiri di kamarnya, Eka berkomunikasi dengan putranya melalui smartphone.
Eka meminta bantuan kepada putranya untuk membeli obat sakit kepala dan makanan.
"Padahal saya tidak nafsu makan, tapi saya paksakan. Semangat yang penting," ucap dia.
"Minta beliin pisang sama anak dan tidak peduli kalau rasanya hambar, yang penting saya makan," lanjutnya.
Baca juga: Anies Baswedan: Kegiatan di Jakarta Bisa Dimulai, Asalkan Semua Warga Sudah Divaksin
Lebih dari 21 hari di kamar, Eka akhirnya merasa lebih baik.
Badan yang panas, tenggorakan kering, tak ada aroma dan rasa saat makan serta minum, hingga sakit kepala pun hilang.