Kebakaran Landa Permukiman Pemulung di Bekasi Timur, 300 Jiwa Mengungsi ke Tenda
Dua tenda didirikan BPBD Kota Bekasi untuk tampung 77 keluarga atau 300 jiwa pengungsi korban kebakaran di komplek pemukiman pemulung di Duren Jaya.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Dua tenda didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi untuk korban kebakaran di Jalan Prof. Mohammad Yamin, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Kebakaran hebat melanda komplek pemukiman pemulung pada Sabtu (31/7/2021) itu menghanguskan puluhan bangunan semi permanen, gudang barang rongsok serta beberapa kios pedagang ayam dan ikan di dekat lokasi.
"Ada dua tenda yang didirikan sesuai arahan dari kelurahan, berdasarkan data yang kami terima ada 77 keluarga atau 300 jiwa mengungsi," kata Kasie Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bekasi Toni Kurniadi saat dikonfirmasi, Minggu (1/8/2021).
Toni menjelaskan, tenda yang dibangun berukuran 6×12 meter, satu unit tenda dapat menampung sekitar 150 orang.
"Kita bangun dua tenda agar setiap pengungsi bisa lebah aman, karena kita tahu saat ini kondisi pandemi semua harus tetap memperhatikan protokol kesehatan," jelasnya.
Baca juga: 1,5 Tahun Pandemi Covid-19 di Kota Bekasi: 13.912 Anak Terpapar, 4.241 Warga Meninggal
Selain itu, pihaknya juga medirikan dapur umum untuk memasok kebutuhan pangan para pengungsi selama masa pengungsian.
"Kita siapkan logistik pangan, sudah dikirim dari BPBD makanan siap saji, makanan balita juga kuta suplai," jelasnya.
Api Merambat Begitu Cepat
Bangunan semi permamen rata dengan tanah akibat kebakaran yang terjadi di permukiman pemulung, Jalan Prof. Moh. Yamin, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Sabtu (31/7/2021) malam.
Bau gosong terasa menyengat ketika TribunJakarta.com melihat langsung lokasi kebakaran pada, Minggu (1/8/2021).
Kebakaran hebat telah meluluhlantakkan puluhan bidang rumah, sekaligus tempat penyimpanan barang rongsok hasil mulung warga pemukiman setempat.
Tanah tempat berpijak telah menumpuk puing bekas bangunan, pecahan asbes, kayu gosong, serta gundukan plastik yang melebur usai terpanggang semalaman.
Baca juga: Kebakaran di Surabaya Tewaskan Bocah 6 Tahun, Korban Diduga Tertidur Saat Rumah Terbakar
Sejauh mata memandang, hanya ada puluhan warga sibuk mengorek-ngorek tumpukan puing.
Mereka berharap, masih ada sedikit barang bekas yang bernilai.
"Masing-masing yang punya lahan ngumpulin sisa-sisa aja, besi, asbes kan masih bisa dijual lagi," kata Eko Heru (36) korban kebakaran.
Heru sudah tinggal sekitar kurang lebih dua tahun di komplek pemulung, Jalan Prof. M. Yamin, Bekasi Timur.
Di sana, dia tinggal bersama penyewa lahan bernama Pak Leno.
Sosok Pak Leno bisa dibilang pengepul barang bekas, ia memiliki sekitar 10 anak buah, di antaranya Eko.
Menurut Eko, di tempat tinggalnya ada sekitar lima sampai enam orang seperti Pak Leno.
Tiap pengepul kurang lebih memiliki sekitar 10 orang anak buah bahkan lebih.
"Kalau saya anak buah, tiap hari nyari barang bekas kaya botol aqua, besi bekas, plastik, kardus, saya tinggal di sini juga bareng-bareng sama anak buah yang lain," jelasnya.
Baca juga: 5 Kerbau Mati Terpanggang saat Kebakaran Kandang, Warga di Jepara Merugi hingga Rp 280 Juta
Ketika kebakara, Eko dan istrinya baru tiba mencari barang bekas.
Dia kaget ketika api sudah terlihat dari bagian belakang lapak tempat tinggalnya.
"Baru pulang nyari (mulung), baru nurunin barang dari gerobak tahu-tahu udah ada api dari belakang," ucapnya.
Kepanikan sudah tentu dia rasakan, terlebih api merambat begitu cepat dari rumah ke rumah lantaran mayoritas terbuat dari konstruksi semi permanen.
Ditambah, rumah tempat dia tinggal digunakan juga sebagai gudang penyimpanan barang bekas hasil memulung.
Barang-barang tersebut merupakan material mudah terbakar seperti; kardus, plastik serta material kayu yang menjadi penopang utama bangunan.
"Enggak bisa nyelamatin barang-barangkan, mau enggak mau kita selamatin diri aja soalnya api cepat gedenya gitu," jelasnya.
Eko mengaku, dia sempat berpikir masuk ke dalam rumah di tengah api yang melalap.
Tapi niat itu ia urungkan karena takut terjebak dan tak bisa selamatkan diri.
"Sempet mau masuk, tapi asapnya udah tebal, enggak berani saya mau ngedekat aja udah sesak," tuturnya.
Alhasil, tidak ada satupun barang yang dapat diselamatkan kecuali pakaian yang dia kenakan dan gerobak kendaraan memulung.
"Cuma gerobak aja sama baju yang saya pakai ini," ucapnya.
Baca juga: Pemulung Temukan Mayat Pria Mengambang di Kali Si Bongkok Depok
Sementara, Eko dan para pemukim korban kebakaran tinggal di tenda pengungsian yang disediakan BPBD Kota Bekasi.
Rencananya, dia akan tetap berupaya membangun kembali rumah dan tempat pengepulan barang bekas secara perlahan.
"Rencana mau ngumpulin barang-barang yang masih bisa jual aja, paling bangun sementara di sini lagi sedikit-sedikit," terang dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Permukiman Pemulung di Bekasi Ludes Terbakar, 300 Jiwa Korban Kebakaran di Bekasi Mengungsi,