Genjot Pendapatan Asli Daerah, DPRD DKI Minta Pemprov Benahi Konsep Menarik Wisatawan
Achmad Nawawi mengatakan Dinas Kebudayaan harus memperbaiki konsep untuk menarik wisatawan dan jamuan bagi wisatawan baik itu nuansa maupun kulinernya
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi E DPRD DKI mengatakan berbagai aspek kebudayaan Jakarta sejauh ini belum berhasil mendatangkan banyak wisata, yang dicerminkan dari pendapatan daerah Dinas Kebudayaan tak mendekati target.
Berdasarkan laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (P2ABPD) tahun anggaran 2020, Dinas Kebudayaan cuma bisa menyumbang pendapatan daerah 66,22 persen atau Rp1,8 miliar dari target Rp2,8 miliar.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Achmad Nawawi mengatakan Dinas Kebudayaan harus memperbaiki konsep untuk menarik wisatawan.
Sekaligus jamuan bagi wisatawan baik itu nuansa maupun kulinernya.
"Konsep menarik wisatawan harus diperbaiki, misalnya kalau ada masyarakat luar datang ke Jakarta harusnya pertama kali dijamu dengan nuansa dan kuliner Betawi.
Baca juga: Telur Gabus, Jajanan Tradisional Betawi yang Kini Menjelma dengan Cita Rasa Kekinian
Sehingga begitu mau pulang, pasti yang dicari cendramata khas Betawi. Inikan bisa jadi pendongkrak pendapatan," kata Nawawi dalam keterangannya, dikutip Selasa (24/8/2021).
Nawawi menyarankan Dinas Kebudayaan DKI menggandeng SKPD lain untuk pengoptimalan sejumlah tempat wisata, khususnya yang berpotensi menarik wisatawan.
Salah satunya yakni Setu Babakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Menurutnya akses jalan dan lokasi pedagang di Setu Babakan yang notabene pusat perkampungan budaya Betawi, perlu dibenahi.
"Setu Babakan jalannya sangat kecil, tidak akan laku ditawarkan ke travel kalau tidak dibenahi. Perlu diadakan kerjasama dengan dinas lain, misalnya mengoptimalkan UMKM dari penduduk sekitar yang pastinya sudah dilatih dan terorganisir," ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Iwan Wardhana mengatakan rendahnya realisasi PAD tahun 2020 dikarenakan banyak museum yang tutup.
Sehingga pendapatan yang masuk tak berjalan optimal. Namun ia berharap pada triwulan IV tahun 2021 pendapatan daerah bisa mencapai target mengingat lokasi wisata secara gradual mulai dibuka kembali.
"Memang agak sulit buat kami di tahun 2020 untuk mencapai target, khususnya dalam mencapai retribusi daerah yang umumnya diperoleh dari museum," tutur Iwan.
"Tapi di tahun 2021 kita yakin bisa lebih baik, kita akan optimalkan di akhir triwulan IV ini," pungkas dia.