Program Stop Stunting, Upaya Cegah Meningkatnya Jumlah Anak dengan Gizi Buruk di Masa Pandemi
Mandeknya perekonomian keluarga di masa pandemi berpotensi meningkatkan jumlah anak dengan asupan gizi buruk. Hal itu harus dicegah.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM – Memasuki tahun kedua Covid-19, tak sedikit masyarakat mengalami masalah finansial.
Mandeknya perekonomian keluarga di masa pandemi berpotensi meningkatkan jumlah anak dengan asupan gizi buruk.
Oleh karenanya, dibutuhkan upaya dari berbagai pihak untuk saling mendukung dalam menghadapi situasi pandemi yang tak mudah ini.
Untuk itu, PT. Jakarta International Container Terminal (JICT) telah memulai program "Stop Stunting" dengan pemberian gizi pada anak usia balita Jakarta Utara.
Pada tahap pertama, JICT bekerja sama dengan Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Indonesia wilayah Jakarta Utara untuk 400 anak balita.
Baca juga: 430 Ribu dari 1,6 Juta Bayi yang Lahir Alami Stunting
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Kepala BKKBN Beberkan 5 Pilar Target Pembangunan Berkelanjutan 2030
Selama kurun waktu tahun 2021 dan 2022, JICT memusatkan perhatian pada kegiatan CSR di bidang kesehatan dan pendidikan.
Hal ini dilaksanakan setelah pemetaan terhadap kebutuhan masyarakat Jakarta Utara.
“Kami ingin memberikan perhatian penuh pada pertumbuhan generasi muda Indonesia khususnya pada anak anak di depan mata kita di Jakarta Utara ini. Anak dengan asupan gizi baik dapat membangun kemampuan kognitif optimal dan kondisi fisik yang lebih kuat. Sehingga mereka lebih berdaya dalam membentuk masa depan yang lebih cerah,” ujar Direktur Utama JICT Ade Hartono, di Jakarta, Minggu (5/9/2021).
Baca juga: Peran Bidan Harus Dimaksimalkan Untuk Cegah Stunting di Indonesia
Bersamaan dengan pelaksanaan program stop stunting, JICT juga secara aktif berkampanye dan memberikan bantuan kepada berbagai institusi dalam kegiatan vaksinasi untuk masyarakat di sekitar pelabuhan.
Dalam bidang pendidikan, perusahaan membuka program baru yakni ‘Logistic For Youth‘ di beberapa SMK Green Dock School kelolaan JICT.
Bantuan yang diberikan berupa renovasi Lab Computer dan Bahasa, dan peningkatan pengetahuan pelajar kejuruan terkait bidang logistik sebagai pembekalan dalam memasuki dunia kerja.
“Saatnya generasi muda mulai dikenalkan dengan pengetahuan aktifitas rantai logistik. SMK Tanjung Priok membuka kelas pertama kali pada ajaran baru dan kami sangat senang untuk mendukung. Harapannya muncul generasi luar biasa yang siap berkarya di industri logistik Indonesia,” Ujar Ade.
Ade menambahkan bagi anak anak putus sekolah, JICT membuka kelas daring dan luring dengan protokol kesehatan ketat agar mereka mendapatkan ijasah sesuai paket yang diambil.
“Ini modal bagi anak-anak di Jakarta Utara untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Lebih dari 30% anak putus sekolah di wilayah Koja dan Tanjung Priok telah mendapatkan ijasah. Bahkan kami menambah kurikulum untuk peningkatan kemampuan siap kerja,” ujar Ade.
Beberapa kali dianugerahi sebagai perusahaan dengan program CSR terbaik, JICT menjadikan bantuan sosial masyarakat sebagai garda depan pencapaian tujuan Perusahaan.
Investasi sosial kepada masyarakat dapat mendukung visi program Sustainable Development Goals (SDGs) dan Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.