Selesai Karantina, Ridwan Kamil Kunjungi Kali Rasmi yang Viral Penuh Busa di Cikarang Utara
Pemkab Bekasi diminta libatkan anak muda dalam tim patroli sungai memantau pencemaran di Kali Rasmi yang hingga kini belum diketahui asal muasalnya.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, CIKARANG SELATAN - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau langsung Kali Rasmi di Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Peninjauan dilakukan setelah orang nomor satu di Jawa Barat itu menjalani karantina setelah kunjungan ke luar negeri mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi Herman Hanapi turut mendampingi gubernur bersama jajaran Forkopimda dan perangkat daerah lainnya.
Baca juga: DLH Jelaskan Kabar Beredar Karawang Bakal Jadi Tempat Pembuangan Limbah Nuklir
Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Emil tersebut meminta agar Pemkab Bekasi melibatkan anak-anak muda dalam tim patroli sungai untuk memantau pencemaran di Kali Rasmi yang hingga kini belum diketahui asal muasalnya.
"Anak-anak muda di desa akan dijadikan patroli sungai. Patrolinya mencari sumber-sumber pencemaran," ujar Ridwan Kamil di lokasi, Selasa (9/11/2021).
Gubernur meminta patroli dilakukan pada malam hari dan atau sewaktu hujan.
Baca juga: Ditemani Ibunda, Satu DPO Pembunuh Bos Rumah Makan Padang Serahkan Diri ke Polres Karawang
Menurutnya dua momen inilah yang kerap dimanfaatkan para pembuang limbah agar aksinya tidak ketahuan warga sekitar sungai dan petugas.
“(Patrolinya) Jangan di siang hari, kerjanya saat hujan dan saat malam. Kenapa sarannya terdengar aneh? Karena pencemaran berdasarkan pengalaman selalu dilakukan saat hujan berharap mengalir dengan air hujan, dan berharap enggak ada yang lihat pada malam hari," ungkapnya.
Pemkab Bekasi, kata Ridwan Kamil, dapat meniru program Citarum Harum dalam menangani pencemaran di Kali Rasmi agar kejadian serupa tak terulang.
Air Citarum dalam tiga tahun kualitasnya membaik dari asalnya cemar berat menjadi cemar ringan.
"Meng-copy keberhasilan Citarum. Sungai ini rumit karena melewati 13 kota/kabupaten. Dari yang asalnya hitam tercemar menjadi cemar ringan. Kalau Citarum skala besar saja bisa, kenapa kali yang lebih kecil tidak bisa. Kuncinya adalah kekompakan itu," ujar Ridwan Kamil.
Baca juga: Aksi Maling Kabel Telkom: Masuk Lubang, Gasak 2 Ton Kabel, Internet di Kartasura dan Colomadu Mati
Pola yang bisa diterapkan yakni pentaheliks melibatkan semua stakeholders mulai dari pemerintahan, akademisi, pengusaha, komunitas, dan media.
Pada Citarum Harum, komunitas lingkungan, pelibatan TNI/Polri dinilai mudah dilakukan dan efektif.
Dengan pola yang sama dengan Citarum, Gubernur optimistis penanganan Kali Rasmi dapat terselesaikan dengan cepat.