Saluran Air di Permukiman Padat Jadi Halaman Rumah, Anggota DPRD DKI Kent Minta Segera Ditertibkan
Curah hujan tinggi yang mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah baru pembuka, dan belum benar-benar pada puncak musim penghujan yang merata.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Dewi Agustina
Oleh karena itu, Kent meminta kepada Pemprov DKI, Pemkot, bahkan kecamatan dan kelurahan harus terjun ke lapangan untuk mengawasi dan menertibkan adanya penutupan saluran air untuk kepentingan pribadi.
"Saya menilai kurangnya pengawasan terkait hal tersebut, berani tidak pihak kecamatan atau kelurahan untuk menertibkan itu, berani tidak untuk membongkar saluran air yang di cor beton dan beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk atau pekarangan, banyak di perumahan elite, dan juga permukiman padat penduduk yang melakukan hal itu. Saluran air ini wajib dibenahi agar warga Jakarta terbebas dari banjir," beber Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu.
Kata Kent, dibutuhkan solusi yang konkrit untuk mengatasi sejumlah masalah saluran, mulai dari saluran tersumbat sampah, pendangkalan, hingga tertutup bangunan.
Selain itu juga, pihak Pemkot mesti tegas dan berani untuk melakukan penertiban terkait hal tersebut.
Baca juga: UPDATE Banjir di Kalibaru Banyuwangi dan Ende NTT: Ratusan Rumah Warga Terendam Banjir
"Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan solusi yang konkrit dari Pemprov DKI maupun Pemkot. Harus ada kemauan dan keberanian, Jangan gara-gara egosentris beberapa orang akhirnya mengakibatkan ribuan orang kebanjiran dan menderita," katanya.
Perlu diketahui sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki musim hujan yang puncaknya diprediksi pada bulan Januari dan Februari 2022.
Bahkan, kata Dwikorita, curah hujan yang tinggi saat ini yang berdampak banjir di sejumlah wilayah pun dikatakan baru pembuka, belum benar-benar puncak musim penghujan.
"Hal ini tentunya akan meningkatkan potensi cuaca ekstrem, jadi masih akan terjadi. Dan yang terjadi saat ini baru pembuka, belum benar-benar yang lebih tinggi ataupun puncak," kata Dwikorita dalam keterangannya.
Potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang ini masih akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Dwikorita mengatakan, yang menjadi ketahanan wilayah agar tidak terdampak bencana hidrometeorologi saat ini benar-benar tergantung kepada ketahanan daya dukung lingkungannya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.