Dapat Rp 10 Miliar, MUI DKI Bantah Dana Hibah Jadi Motif Bentuk Tim Siber Lawan Buzzer Serang Anies
Ketua Umum MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar membantah wacana membentuk cyber army menggunakan dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta Munahar Muchtar membantah wacana membentuk cyber army menggunakan dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta.
Tim ini bertugas untuk melawan buzzer (pendegung) yang menyerang ulama dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Ya enggak (pakai dana hibah). Yang ngomong itu ada kaitan dengan dana hibah, itu orang enggak ngerti apa tugas MUI," ucap Munahar, Senin (22/11/2021).
Ia memastikan, pasukan siber yang hendak dibentuk MUI DKI Jakarta terdiri dari orang-orang pintar yang memiliki dedikasi tinggi.
Mereka berasal dari internal MUI DKI Jakarta yang masuk dalam bidang informasi dan komunikasi.
"Orang kita orang-orang pinter semua, mereka ikhlas, bekerja buat umat. (Pembentukan cyber army) itu pinter-pinternya Bidang Infokom nanti gimana," ia menambahkan.
Sebagai informasi, Pemprov DKI mengalokasikan dana hibah hingga Rp10 miliar untuk MUI DKI Jakarta pada 2022 mendatang.
Jumlah ini lebih besar dibandingkan hibah yang Pemprov DKI berikan kepada ormas Islam, yakni NU dan Muhammadiyah.
Hal ini kemudian menimbulkan kecurigaan dana hibah tersebut digunakan untuk membentuk cyber army di MUI DKI Jakarta.
Baca juga: MUI DKI Jakarta Garap Tim Cyber Army Lawan Buzzer yang Serang Ulama dan Gubernur Anies di Medsos
Terlebih, salah satu tugas cyber army adalah melawan buzzer yang kerap menyudutkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dana Hibah Besar Wajar
Munahar menyebut, pemberian dana hibah dari Pemprov DKI ini merupakan hal wajar.
Zaman Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, MUI DKI pun sudah mendapat hibah.
"Jadi tak ada hubungannya dengan persiapan kami bikin mujahid siber atau cyber army," lanjut Munahar.