Wagub DKI dan Wali Kota Bekasi Mulai Waspadai Ancaman Varian Covid-19 Omicron
Level kepala daerah mulai waspadai varian covid-19 omicron, mereka koordinasi dengan pemerintah pusat dan minta warganya disiplin protokol kesehatan.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Varian baru Covid-19, omicron kini tengah diwaspadai semua pihak.
Terlebih Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah meningkatkan status varian baru Covid-19 Omicron menjadi variant of concern (VOC).
Varian Omicron pertama kali dilaporkan WHO pada 24 November 2021 di Afrika Selatan.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah melakukan pembatasan pelaku perjalanan internasional bagi negara yang ditemukan varian Omicron, yang akan masuk ke Indonesia.
Baca juga: Varian Covid-19 Omicron Merebak di Afrika, Pimpinan DPR: Tutup Akses WNA
Pembatasan tersebut dilakukan Pemerintah guna mencegah masuknya varian Omicron ke Indonesia.
Tidak hanya pemerintah pusat, sejumlah kepala daerah juga mulai mewaspadai varian omicron, seperti Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria hingga Wali Kota Bekasi Rahmad Effendi.
Covid-19 Varian Omicron Mengancam Jakarta, Wagub DKI Minta Ada Pencegahan dari Hulu
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan guna mengantisipasi masuknya varian baru B.1.1.529 Omicron.
Pasalnya, varian baru Covid-19 itu dinilai lebih berbahaya dibandingkan virus corona asli SARS-CoV-2 yang pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada 2019 lalu.
Politisi Gerindra ini pun menyebut, Pemprov DKI meminta pemerintah pusat untuk melakukan pencegahan sejak di hulu.
"Kami terus diskusi dengan pemerintah pusat, yang utama tentu pencegahan di hulu dan di pintu masuk, khususnya di bandara, pelabuhan, dan di tempat-tempat umum," ucapnya, Senin (29/11/2021).
Wapadai Varian Omicron, Ini Pesan Wagub DKI untuk Dinkes dan Warga Ibu Kota
Ariza mengatakan, jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI pun sudah diwanti-wanti untuk mewaspadai varian baru virus corona tersebut.
"Dinkes juga sedang mengutamakan upaya-upaya pencegahan dan penanganan (varian Omicron)," ujarnya saat ditemui di gedung DPRD DKI.
Orang nomor dua di DKI ini pun mengingatkan seluruh warga ibu kota untuk tetap disiplin dan taat menjalankan protokol kesehatan.
Sebab, pandemi Covid-19 yang kini sudah mereda bisa sewaktu-waktu meroket lagi bila masyarakat abai protokol kesehatan.
"Yang lebih penting adalah kita semua warga Jakarta di masa pelonggaran ini di Level 1 harus waspada dan lebih hati-hati," kata Ariza.
Baca juga: Varian Omicron Asal Afrika Selatan Dianggap Cukup Mengkhawatirkan, Berikut Tanggapan Pemerintah
Terlebih, periode libur panjang Natal dan Tahun Baru 2022 akan segera datang dan peningkatan mobilitas warga dikhawatirkan meningkatkan jumlah kasus Covid-19.
"Kita tidak boleh euforia, tidak boleh kendur. Waspada, pastikan disiplin, patuh, dan bertanggungjawab," tuturnya.
Waspadai Varian Baru Omicron, Wali Kota Bekasi Minta Warganya Segera Vaksin
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi meminta masyarakat untuk waspada terkait informasi adanya varian baru Covid-19 Omicron. Informasinya virus B.1.1.529 itu lebih menular dibanding virus Covid-19 lainnya.
Meski belum ada di Indonesia, Pepen sapaan akrab Rahmat Effendi meminta agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan, apalagi ditengah kasus Covid-19 di Kota Bekasi terus mengalami penurunan.
"Apalagi itu Omicron (varian baru Covid-19). Yang katanya dari Afrika atau mana tuh. Itu yang sudah di vaksin aja kena, apalagi yang belum, nah ini kan harus jadi perhatian betul," kata Rahmat Effendi, Senin (29/11/2021).
Diungkapkan Pepen jika Omicron di masuk dalam kategori yang disebut memiliki kemampuan dalam memengaruhi efektivitas vaksin. Oleh karena itu, dirinya meminta warga Bekasi yang belum menjalani vaksinasi agar segera vaksin.
"Ini juga memberikan pelajaran juga Omicron. Yang di vaksin aja kena gimana yang belum jadi yang belum vaksin ayolah dorong lagi. Ayo vaksin," katanya.
Pemerintah akan Terapkan Kebijakan Berlapis dalam Mencegah Masuknya Varian Baru Covid-19
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan Pemerintah terus berupaya mencegah munculnya varian baru Covid-19 di Tanah Air.
Pemerintah, kata Wiku, memiliki kebijakan berlapis dalam mencegah masuknya varian baru Covid-19.
Kebijakan paling mutakhir yang dikeluarkan Pemerintah adalah memperketat ketentuan kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri untuk mencegah Varian Omicron (B.1.1.5.2.9) .
"Untuk itu Pemerintah memiliki kebijakan berlapis. Mulai dari pelaku perjalanan internasional. Yang kita keluarkan kemarin kaitannya dengan varian baru," ujar Wiku dalam webinar Forum Diskusi Salemba 67, Senin (29/11/2021).
Meski begitu, Wiku mengatakan varian baru tidak akan dapat masuk ke dalam negeri, jika proses karantina dan skrining dilakukan dengan maksimal.
Kedua langkah tersebut, menurut Wiku, merupakan kunci mencegah datangnya varian baru ke Indonesia.
"Mau yang namanya Omicron atau yamg lain lagi. Selama pelaku perjalanan internasional diskrining dengan baik, yang boleh melakukan perjalanan di dunia ini adalah orang yang sehat. Harusnya tidak terjadi penyebaran. Skrining dan karantina jadi satu kesatuan yg penting," ucap Wiku.
Kondisi geografis Indonesia yang berpulau-pulau juga memberikan kesempatan untuk menanggulangi kasus Covid-19.
"Kita punya pulau-pulau, harusnya bisa dilihat sebagai negara-negara. Jadi kita bisa lindungi satu pulau. Terdiri dari provinsi kewilayahan tertentu. Kalau kita berperang kita bisa bebaskan satu-satu," kata Wiku.
Selain itu, Wiku mengatakan suplai perangkat penanganan pandemi Covid-19 juga perlu diperhatikan.
Seperti diketahui, Pemerintah memutuskan untuk memperketat ketentuan kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri.
Tentunya, itu bagian sikap pemerintah dalam menyikapi perkembangan penyebaran Varian Omicron (B.1.1.5.2.9) yang telah terdeteksi di 13 negara dan ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant of concern.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam keterangan pers secara virtual, Minggu (28/11/2021) malam.
“Sampai dengan hari ini ada 13 negara sudah mengumumkan bahwa mereka sudah mendeteksi/confirmed dan probable cases Varian Omicron ini di negara mereka dimulai dari Afrika Selatan dan Botswana. Varian Omicron ini sudah ditemukan di antaranya di Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia, dan Hong Kong,” kata Luhut.
Baca juga: Ada Varian Omicron, Afrika Selatan Hadapi Gelombang Keempat Covid-19
Melihat distribusi negara-negara tersebut, Luhut menyebut, tidak menutup kemungkinan bahwa varian ini sudah menyebar ke lebih banyak negara lagi.
Terkait hal itu, pemerintah memutuskan untuk melakukan pelarangan masuk bagi WNA yang memiliki riwayat perjalanan selama 14 hari terakhir ke sebelas negara, yaitu Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hong Kong.
Varian Baru Omicron Disebut 500 Persen Lebih Menular daripada Virus Corona Asli
Dilansir dari Kompas.com, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, varian baru Omicron disebut 500 persen lebih menular daripada virus corona asli, SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China 2019 lalu.
"Kalau diibaratakan varian delta (yang sempat merebak beberapa waktu lalu) yang 100 persen kecepatannya lebih cepat menular daripada virus liar di Wuhan, ini kemungkinannya (varian baru) Omicron bisa sampai 500 persen atau 5 kalinya kecepatan penularannya," jelas Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (27/11/2021).
Dengan potensi penularan varian B.1.1.529 yang bisa mencapai 500 persen tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikan varian Omicron ini ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori varian of interest (VoI).
Untuk diketahui, variant of interest adalah varian SARS-CoV-2 yang ditandai dengan mutasi asam amino yang menyebabkan perubahan fenotipe virus, yang diketahui atau diprediksi dapat mengubah kondisi epidemiologi, antigeneistas, dan virulensi virus.
Sedangkan, variant of concern adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19. VoC juga merupakan varian dengan dua komponen VoI.
Menurut Dicky, pengkategorian varian baru Omicron langsung menjadi VoC, artinya menandakan bahwa kondisi munculnya varian B.1.1.529 tersebut ini sudah sangat serius dan semua negara masih dalam keadaan rawan. Sebab, para ahli meyakini varian Omicron lebih menular.
"Varian Omicron langsung menjadi variant of concern ini adalah satu pertanda yang sangat serius, karena umunya (varian) yang baru-baru itu jadi variant of interest dulu atau varian under investigation, tapi ini langsung lompat, artinya ini tanda amat sangat seirus," jelasnya.
Varian baru yang masuk dalam kategori VoC juga disebut memiliki kemampuan dalam memengaruhi efektivitas vaksin.
Varian-varian virus corona yang termasuk dalam kelompok dikategorikan sebagai variant of concern sejauh ini adalah varian Alpha, varian Beta, varian Gamma, dan varian Delta.
Varian baru B.1.1.529 Omicron ini dijadikan sebagai VoC tidak hanya karena disebut lebih menular, penularannya bahkan mencapai 400 persen dibandingkan dengan variant of concern lainnya yaitu varian Delta.
Varian delta yang telah menyebabkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang kedua di sejumlah negara pada pertengahan tahun 2021 ini, memiliki kemampuan penularan 100 persen dibandingkan virus asli SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
WHO dalam keterangan resminya, Selasa (9/11/2021) menyebutkan bahwa varian baru B.1.1.529 Omicron ini memiliki sejumlah besar mutasi dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
Varian B.1.1.529 teridentifikasi pada 10 kasus di tiga negara, yakni Afrika Selatan, Inggris dan Skotlandia.
Baca juga: Imbas Varian Baru Omicron, Pemerintah Larang WNA asal Afrika Selatan Masuk ke Indonesia
Kepala Penasihat Medis Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris Susan Hopkins memperingatkan, varian baru yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan ini adalah varian yang paling mengkhawatirkan.
"Nilai R atau angka reproduksi efektif varian B.1.1.529 sekarang menjadi 2 di Gauteng, Afrika Selatan," katanya dilansir dari Guardian, Jumat (26/11/2021).
Nilai R di atas 1 berarti varian ini memiliki risiko tinggi sehingga mengakibatkan lonjakan kasus.
Tidak hanya itu, diketahui pula bahwa varian B.1.1529 bisa hindari kekebalan tubuh dan data awal membuktinya adanya peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian baru ini, dibandingkan dengan VoC lainnya.
Namun, Dicky berharap, kecepatan penularan varian Omicron yang bisa lebih 4 kali lipat dibandingkan varian Delta ini hanya terjadi di awal saja, dan ke depannya tidak lebih parah dari kondisi yang terjadi sekarang.
"Ini baru dari data yang awal saat ini ya, mudah-mudahan tidak lebih parah lagi seperti (lonjakan kasus akibat infeksi varian delta) itu ke depannya," ujarnya.
Sementara itu, mengenai gejala klinis akibat infeksi varian baru B.1.1.529 Omicron ini masih terus dipelajari oleh para ahli.
"Adanya lonjakan kasus yang sangat ekstrem di Afrika Selatan dengan penambahan kasus lebih dari 200 persen dalam seminggu di negara yang baru saja memasuki awal musim panas dan di tengah varian delta yang bersirkulasi, ini artinya sangat besar kemungkinan varian baru yang ada sangat menular," tegas Dicky.
Ia menambahkan, kendati varian Omicron ini masih terus dikaji oleh para ahli, namun diyakini bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi dalam kondisi yang cukup parah adalah mereka yang tidak melakukan vaksinasi meskipun usia muda.
"Vaksinasi ini yang penting sekali, karena dari kasus (infeksi) Omicron ini kita tahu kasusnya banyak terjadi tetap didominan pada orang yang belum divaksinasi tapi usia muda, nah itu yang bahayanya," kata Dicky.
Baca juga: Afrika Selatan Kacau, Dampak Pembatalan Penerbangan karena Varian Omicron
Hal ini juga ditunjukkan berdasarkan data yang ada di negara-negara yang telah terinfeksi variant of concern terbaru yang satu ini, bahwa efektivitas vaksin masih baik untuk meminimalisir risiko keparahan dan kematian, tetapi bukan untuk mencegah infeksi atau penularan Covid-19.
Dengan begitu, ia menegaskan, vaksinasi harus tetap dikombinasi selalu dengan pola hidup sehat dan protokol kesehatan minimal 5M.
Antara lain, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak aman, dan membatasi mobilitas di luar rumah.
Munculnya varian baru Omicron yang ternyata lebih menular dan lebih memperparah serta meningkatkan risiko kematian ini juga perlu diantisipasi.
Fakta bahwa varian Omicron lebih menular ini dapat berpotensi menimbulkan risiko gelombang ketiga saat libur natal dan tahun baru akhir tahun 2021 dan awal tahun 2020. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com)