Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indeks Kebahagiaan Warga Ibu Kota Turun, Begini Tanggapan Politisi Gerindra dan Wagub DKI Jakarta

Wakil Ketua DPRD DKI meminta agar Badan Pusat Statistik (BPS) yang menerbitkan Indeks Kebahagiaan ini melakukan survei ulang setelah pandemi Covid-19

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Indeks Kebahagiaan Warga Ibu Kota Turun, Begini Tanggapan Politisi Gerindra dan Wagub DKI Jakarta
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga melihat Tugu Monas dari luar kawasan Monas, Jakarta, Kamis (29/10/2020). Masa transisi PSBB DKI Jakarta kawasan Monas masih ditutup dan memaksa warga menikmati kawasan Monas pada libur panjang ini hanya dari luar. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penasehat Fraksi Gerindra Mohamad Taufik memberikan tanggapan terkait anjloknya indeks kebahagiaan warga ibu kota di era kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan.

Mohamad Taufik menilai, turunnya indeks kebahagiaan warga Jakarta imbas pandemi Covid-19 apalagi  Jakarta sempat menjadi episentrum penularan penyakit yang disebabkan virus corona ini.

"Tahun 2020 dan 2021 itu rakyat kita sulit untuk bahagia, kenapa? Karena ada tekanan Covid-19," ucapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (1/1/2022).

Taufik bilang, dampak pandemi tak hanya menyebabkan krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi.

Bahkan, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) pernah terjadi di tahun 2020 lalu.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, angka pengangguran di ibu kota mencapai 8,51 persen pada Februari 2021.

Baca juga: Jawaban Anies Baswedan Diserang Haters: Saya Tidak Meminta Anda untuk Menyukai Saya, Tapi . . .

BERITA TERKAIT

Padahal, angka pengangguran di Jakarta hanya sebesar 4,93 persen pada periode Februari 2020.

 Artinya, jumlah pengangguran di ibu kota naik hingga dua kali lipat selama masa pandemi Covid-19.

Hal ini tidak terlepas dari pembatasan kegiatan masyarakat yang terjadi di awal masa pandemi Covid-19.

"Karena Covid-19 itu ada pembatasan gerakan individu. Ketika gerakan individu dibatasi, maka penghasilan individu juga akan berkurang," ujarnya.

"Ketika penghasilan individu berkurang, di mana ada bahagia?" sambungnya menjelaskan.

Wakil Ketua DPRD DKI ini pun meminta agar Badan Pusat Statistik (BPS) yang menerbitkan Indeks Kebahagiaan ini melakukan survei ulang setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku belum mempelajari indikator yang digunakan BPS untuk mengukur Indeks Kebahagiaan warganya.

Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas