Perayaan Imlek di Vihara Sin Tek Bio Kurang Meriah karena Pandemi
Vihara Sin Tek Bio di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, tampak sepi di Hari Raya imlek 2022, Selasa (1/2/2022)siang.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Warta Kota, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vihara Sin Tek Bio di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, tampak sepi di Hari Raya imlek 2022, Selasa (1/2/2022).
Ini merupakan salah satu vihara tertua di Jakarta dan dibangun sejak abad 17. Sepinya perayaan Imlek di vihara ini diduga karena pandemi Covid-19, hanya sedikit masyarakat umat Buddha yang beribadah di tempat ini.
Jam buka pelayanan ibadah pun kini dibatasi yakni pukul 05:00 WIB, hingga pukul 17:00 WIB.
"Untuk perayaan ibadah di imlek tahun ini masih sama dengan tahun lalu, sepi karena pandemi ya. Kalau dulu sebelum pandemi dari pagi sampai pagi lagi, dan sekarang sudah terbatas," ujar Tomi, salah seorang petugas vihara.
Sejak kemarin, warga yang beribadah di Vihara Sin Tek Bio tak ada mencapai ratusan orang. Meski begitu, protokol kesehatan tetap diterapkan di tempat ibadah termasuk pemakaian masker di tempat ibadah.
Baca juga: Imlek, Anies Sambangi Kelenteng Hian Thian Siang Tee Bio di Kawasan Palmerah
Vihara Sin Tek Bio terletak di petak Pasar Baru di dalam area pasar nomor 146, Jakarta Pusat, tidak jauh dari gang kerinci.
Pada ruang utama, terdapat 14 altar yaitu Thian, Kongco Hok Tek Ceng Sin, Pai Hu Chiang Kun, Sakyamudi Buddha dan Bodhisattva Buddhis, Kuan Kong, Hian Tan Kong, Sou Sien Kung dan Hok Lok Siu, Totu Pakung Papo dan Ufang Utuh Lung Sen, Tay Sui, Tian Kuaw Chang Kun, Embah Raden Suria Kencana Winata, Cau Sen Toapekong Dapur, Hoa Kung Hoa Mu, Nava Kumara Aryamatr, dan Mie Lek Hut.
Baca juga: Tanpa Atraksi Barongsai, Perayaan Imlek di Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi
Sebelum bernama Sin Tek Bio, vihara ini bernama Het Kong Sie Huis Tiek. Vihara Sim Tek Bio ini diyakini dulunya dibangun oleh petani-petani Tionghoa yang tinggal di tepi kali Ciliwung.
Dalam sejarahnya, vihara ini telah melewati banyak peristiwa besar seperti gempa bumi 1699 yang melanda Batavia (Jakarta dulunya), terkena hujan abu akibat meletusnya gunung Krakatau, hingga lolos dari kebakaran hebat di sekitar vihara tahun Oktober 1963 dan Mei 1964. (raf)