Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Marak Kasus Rudapaksa Anak Dibawah Umur, Dokter Anak: Seks Education Harus Diberikan Sedini Mungkin

Dokter Spesialis Anak, RS Kasih Ibu Solo, dr MN Ardi Santoso SpA turut menanggapi maraknya kasus rudapaksa pada anak dibawah umur.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Marak Kasus Rudapaksa Anak Dibawah Umur, Dokter Anak: Seks Education Harus Diberikan Sedini Mungkin
tribunnews.com
Ilustrasi pemerkosaan pada anak dibawah umur 

TRIBUNNEWS.COM - Dokter Spesialis Anak, RS Kasih Ibu Solo, dr MN Ardi Santoso SpA turut menanggapi maraknya kasus rudapaksa pada anak dibawah umur.

Mulai dari kasus rudapaksa ustaz pada santrinya di Bandung, hingga yang terbaru ada kasus anak berusia enam tahun yang dirudapaksa oleh seorang tukang siomay keliling di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Menanggapi hal tersebut Dokter Ardi menilai sex education sangat penting untuk dikenalkan kepada anak sedini mungkin.

Pengenalan sex education ini juga bisa dilakukan dengan cara yang sederhana.

Baca juga: Bocah 6 Tahun Dirudapaksa Tukang Siomay, Dokter Anak Ingatkan Pentingnya Pengawasan Orang Tua

"Sedini mungkin kita kenalkan (sex education) dengan cara yang sederhana," kata Dokter Ardi kepada Tribunnews.com, Sabtu (5/2/2022).

Misalnya dengan mengenalkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, lalu tidak boleh memakai toilet yang sama antara laki-laki dan perempuan.

Serta hal-hal lainnya yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan bersama antara laki-laki dan perempuan.

Berita Rekomendasi

"Kita edukasi anak dengan mengenalkan jenis kelamin, ini laki-laki, itu perempuan. Kalau ke toilet tidak boleh campur," terang Dokter Ardi.

Selain itu bisa juga dikenalkan pada anak mengenai tanda-tanda pubertas.

Baca juga: Anak di Bawah Umur di Serang Banten Dirudapaksa 4 Pria: Modus Nongkrong Sambil Miras

Seperti soal menstruasi pada perempuan dan cara menjaga sikap dengan lawan jenis, terutama orang asing.

"Mulai disampaikan tentang tanda-tanda pubertas. Nanti kalau menstruasi akan terjadi apa dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Seperti menjaga sikap dengan lawan jenis, apalgi orang asing," imbuhnya.

Lebih lanjut menurut Dokter Ardi maraknya kasus rudapaksa pada anak dibawah umur ini seharusnya menjadi tanggung jawab semua pihak.

Bukan hanya pemerintah saja, tapi orang tua juga harus bisa memastikan bahwa rumah menjadi tempat yang paling aman dan nyaman untuk anak, terutama disaat proses tumbuh kembang anak.

"Ini menjadi tanggungjawab kita smua tidak hanya pemerintah. Rumah harusnya adalah tempat yang paling aman dan nyaman untuk anak dalam proses tumbuh kembang. Mari bersama-sama kita amankan semuanya, perbanyak edukasi dan pemantauan," pungkas Dokter Ardi.

Baca juga: Gadis 13 Tahun Dirudapaksa 3 Pemuda di Penginapan, Disekap Selama 2 Hari dan Diancam akan Dijual

Bocah 6 Tahun di Jaksel Dirudapaksa Penjual Siomay

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Kasus rudapaksa anak di bawah umur terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel).

Diketahui yang menjadi korbannya bocah perempuan berinisial ZF (6).

Sementara pelakunya penjual siomay berinisial K alias Tebet.

Aksi pelaku terbongkar saat korban mengeluh sakit saat buang air kecil.

Ayah korban, MBR, menduga pelaku sudah sering melakukan aksinya.

"Bukan hanya sekali atau dua kali, tapi sering. Saya mau tanya ke rumah temannya (korban). Kata anak saya ada dua orang korbannya," kata MBR saat dihubungi, Sabtu (29/1/2022).

Baca juga: 4 Pemuda Rudapaksa Gadis, Modus Diajak Nongkrong dan Minum Tuak, Pelaku Nyaris Diamuk Massa

Menurut pengakuan ZF kepada ayahnya, korban disetubuhi di dalam rumah kontrakan.

"Pencabulannya di depan rumah, pas orang-orang lagi salat Magrib. Kalau disetubuhinya di dalam kontrakan saya," ujar MBR.

Aksi bejat K terungkap setelah korban, mengadu ke ayahnya melalui telepon pada Jumat (21/1/2022).

MBR mengatakan anaknya lebih dulu menceritakan kejadian yang dialaminya kepada salah satu tetangga.

"Awalnya (korban) cerita ke tetangga, karena mungkin dia takut saya berantem sama si pelaku ini," kata MBR.

Kepada sang ayah, ZF mengaku mengalami kekerasan seksual akibat perbuatan keji yang dilakukan pelaku K.

Baca juga: Polisi Dalami Laporan Wanita Berkebutuhan Khusus Diduga Dirudapaksa Tujuh Remaja di Sukatani 

Selain itu, korban juga mengeluh sakit di kemaluannya ketika buang air kecil.

Mendengar pengakuan ZF, MBR pun membawa anaknya ke rumah sakit guna melakukan visum.

"Kemarin divisum belum ada hasilnya, tapi dokternya bilang ada lecet," ujar dia.

Tak hanya membawa anaknya untuk visum, MBR juga melaporkan pelaku ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Laporan itu terdaftar dengan nomor LP/B/183/I/2022/RJS tanggal 24 Januari 2022.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Endra Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas