Soal Sungai Cikaniki Bogor yang Diduga Tercemar, Antam Nyatakan Tidak Ada Instalasi IPAL yang Bocor
Antam menyatakan tidak ada fasilitas instalasi pengolahan air limbah perusahaannya yang bocor menyusul kabar tercemarnya Sungai Cikaniki di Bogor.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk menyatakan tidak ada fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di perusahaannya yang bocor menyusul kabar tercemarnya Sungai Cikaniki di Kabupaten Bogor.
Sekretaris Perusahaan Antam Yulan Kustiyan menyatakan, perusahaannya memiliki kebijakan pengelolaan limbah serta menetapkan prosedur standar pengelolaan limbah berdasarkan karakteristiknya.
Pihaknya memiliki perencanaan yang baik dalam pengelolaan lingkungan dan sistem monitoring berkala tepat waktu serta melakukan evaluasi terus menerus.
Dalam pengelolaan limbah yang ditimbulkan, Antam berupaya melakukan pemanfaatan kembali melalui berbagai inovasi.
Yulan juga menanggapi terkait dengan fenomena ikan mati di aliran sungai Cikaniki, tepatnya di area bawah Jembatan Lukut, Kampung Babakan Liud, RT 01 RW 10, Desa Kalongliud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Baca juga: Ribuan Ikan Mati Mendadak, Benarkan Sungai Cikaniki Bogor Tercemar Sianida, dari Mana Sumbernya ?
Dia mengatakan, perusahaannya langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan inspeksi ke semua fasilitas pertambangan dan pabrik, mengambil sampel air di sungai Cikaniki dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Baca juga: Sungai Cikaniki Bogor Diduga Tercemar, Adian Napitupulu Minta Pemerintah Turun Tangan
“Hasil inspeksi di semua fasilitas dan titik-titik penataan tidak ditemukan aliran yang melebihi ambang batas atau kerusakan sistem pengelolaan lingkungan di wilayah operasi Antam yang berada di Pongkor,” ujar Yulan dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Selasa(8/2/2022).
Baca juga: Limbah Tes Antigen Kotori Selat Bali, Menteri Trenggono: Laut Bukan Keranjang Sampah!
Tak sampai di situ, Antam juga memastikan tidak ada kebocoran dari pipa-pipa saluran yang dimiliki, tailing dam, atau fasilitas pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
“Kami juga telah berkoordinasi dan mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh para stakeholder terkait guna mengetahui penyebab pasti atas kejadian tersebut. Bersama dengan pihak-pihak terkait, pemantauan dan evaluasi telah dilakukan sejak tanggal 3 Februari 2022 lalu,” sambung Yulan.
Perlu dicatat, fenomena tersebut terjadi di radius 10 km dari lokasi operasi Antam. Sehingga bisa disimpulkan, kondisi tersebut bukanlah faktor dari dampak operasi Antam mengingat jarak yang jauh serta tak adanya kebocoran pipa.
Yulan melanjutkan, sebagai perusahaan yang selalu mengedepankan best mining practice, pihaknya juga memastikan selalu mengutamakan pengelolaan lingkungan sesuai dengan standar baku yang ditentukan dan secara berkelanjutan melakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasi Perusahaan.
“Kami juga mengharapkan agar kejadian ini akan segera tertangani sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih besar bagi masyarakat,” tutupnya.
Diketahui sebelumnya, ribuan ikan di aliran air sungai Cikaniki, Desa Kalong Liud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, mati mendadak.
Belakangan dikabarkan aliran Sungai Cikaniki memiliki kandungan sianida. Kandungan sianida itu disebut menjadi penyebab ikan-ikan di aliran sungai mati seperti yang diberitakan beberapa waktu lalu.
Untuk memastikan hal tersebut, sampel air dari sungai tersebut diambil dan diperiksa di laboratorium.
PT Antam UPBE Pongkor pun juga telah mengambil sampel air dari beberapa aliran sungai untuk dilakukan uji lab, yang mana hingga saat ini hasilnya masih belum keluar.