Nasib Dua Bocah di Muaragembong dan Gunungkidul yang Santap Kertas, Sandal dan Kecanduan Rokok
Petugas kesehatan sudah turun tangan mengunjungi dan memeriksa 2 bocah viral yang tabiatnya tak biasa, mereka bakal jalani pemeriksaan lanjutan.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Dinas Kesehatan sudah turun langsung mengatensi dua bocah viral di Muaragembong Bekasi dan Gunungkidul DIY.
Petugas sudah dikerahkan untuk mengunjungi dan melakukan pemeriksaan awal pada dua bocah berusia tiga tahun itu.
Di Muaragembong, bocah GI suka memakan sandal, styrofoam dan kertas.
Sementara di Gunungkidul, bocah DS suka merokok.
Terkini bocah GI bakal dibawa ke RSUD Cabangbungin.
Lalu bocah DS ditangani oleh tim ahli Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari.
Balita Pemakan Kertas, Styrofoam, hingga Sandal Jalani Pemeriksaan Awal, Puskesmas Ungkap Hasilnya
Warga dihebohkan adanya balita asal Muaragembong berinisial GI (3) suka memakan sandal, styrofoam dan kertas.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten Bekasi Sri Enny Maniarti mengakui, pihaknya telah menginstruksikan Puskesmas Muaragembong.
Instruksi tersebut dilakukan untuk pendampingan terhadap balita tersebut.
Kunjungan yang dilakukan pada Rabu (23/3/2022) kemarin, juga melibatkan dokter guna melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap GI.
"Sudah dikunjungi oleh tim dari puskesmas kemarin," ungkap Sri saat dikonfirmasi, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Bocah 3 Tahun di Muaragembong Gemar Santap Kertas, di Gunungkidul Ada Bocah Ketagihan Merokok
Sri mengatakan berdasarkan pemeriksaan awal, kondisi balita GI dalam keadaan baik dan sehat.
"Sampai dengan kemarin, informasi dokter dari puskesmas kondisi anak tersebut baik," ucapnya.
ia mengaku pihaknya akan merujuk GI ke RSUD Cabangbungin.
Hal itu untuk pemeriksaan lanjutan guna melihat kondisi di dalam tubuh GI yang memakan kertas, styrofoam dan sendal sejak umur 1 tahun.
"Besok akan diupayakan untuk dilakukan pemeriksaan awal di RSUD Cabangbungin. Pemeriksaannya kami serahkab kepada dokter yang memeriksa," tutur Sri.
Baca juga: Akun Twitter Pemkot Bekasi Diretas Orang Rusia, Laman Depan Situs Akpol Terpampang Judi Online
Sebelumnya balita berinisial GI (3) tinggal di Kampung Bulak Sukadana, Desa Jayasakti, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, viral di media sosial, lantaran memiliki kebiasaan yang tak lazim.
Tidak seperti anak-anak pada umumnya, GI suka memakan benda-benda aneh seperti kertas, styrofoam, kardus maupun sendal jepit.
Orang tua GI, Setiawati mengatakan anaknya tak alami gangguan pencernaan meski kebiasaan tersebut muncul sejak GI berumur 1 tahun.
"Tadinya saya khawatir sama dia, takut dia kenapa-kenapa gitu. Alhamdulillah enggak, enggak pernah ngeluh sakit dia," ucap Setiawati saat dikonfirmasi, Rabu (23/3/2022) kemarin.
RSUD Wonosari Bentuk Tim Ahli Menangani Balita yang Ketagihan Merokok di Ponjong
Menangani balita yang ketagihan merokok, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, Gunungkidul Yogyakarta membentuk tim ahli.
Pembentukan tim merespon permintaan pemerintah setempat terkait fenomena yang terjadi pada balita asal Kapanewon Ponjong ini.
Psikiater RSUD Wonosari , dr Ida Rochmawati mengatakan tim ahli yang dibentuk terdiri dari sejumlah pakar di bidangnya, termasuk psikiater, psikolog, dan ahli gizi.
"Tindakan awal penanganan sudah dilakukan yakni mendatangi rumah yang bersangkutan lalu meminta keterangan dari orang tuanya, terkait kronologi awal yang membuat anaknya kecanduan rokok," kata Ida pada wartawan, Kamis (24/03/2022).
Ida mengatakan pemeriksaan kesehatan juga dilakukan lewat laboratorium dan proses rontgen.
Hasilnya akan dijadikan pendukung untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.
"Sejauh ini sudah ada diagnosa tertentu, tapi belum final karena menunggu hasil pemeriksaan keseluruhan," ujarnya.
Ida mengatakan anak adalah peniru yang sangat baik.
Ia dengan cepat bisa mereplikasi perilaku orang tua atau orang-orang sekitarnya, termasuk yang dilakukan oleh balita tersebut.
Ia pun berharap kejadian ini bisa menjadi bahan introspeksi masyarakat terutama pada orang tua yang memiliki anak usia dini hingga warga sekitarnya.
"Sebab orang tua dan lingkungan memiliki tanggung jawab besar pada tumbuh kembang anak," kata Ida.
Baca juga: Mbah Mijan Ikut Berduka Atas Kepergian Iska, Ancam Pelaku Pembacokan Segera Serahkan Diri
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul , Asty Wijayanti mengatakan sudah menerjunkan tim untuk melakukan pendampingan.
Pihaknya berkoordinasi dengan puskesmas setempat, karena pendampingan dilakukan secara psikologis dan kesehatan.
Selain pemantauan pada si balita, ibu yang bersangkutan juga didampingi.
"Kami minta si Ibu telaten menghadapi anaknya yang kecanduan rokok," ujar Asty.
Bocah di Muaragembong Suka Makan Kertas Layaknya Pencuci Mulut
Seorang balita tiga tahun berinisial GI (3) asal Muaragembong, Kabupaten Bekasi memiliki kebiasaan makan yang aneh, yakni mengkonsumsi kertas.
GI bahkan menjadikan kertas sebagai pencuci mulut seusai mengkonsumsi makanan utama.
Video GI sedang asyik mengigit dan mengunyah kertas viral di media sosial.
Ia terlihat menggenggam secarik kertas berwarna putih dan menyatapnya dengan sangat lahap.
Dihubungi TribunJakarta, ibunda GI, Pipit (34) mengatakan, kebiasaan aneh putranya sudah dilakukan sejak ia berumur satu tahun dan berlanjut hingga saat ini.
"Umur 3 tahun (sekarang), tapi dia seneng makan kaya gitu dari umur 1 tahun," kata Pipit saat dikonfirmasi, Rabu (23/3/2022).
Intensitas GI memakan kertas tak ubahnya makan makanan pokok.
Setiap bangun tidur sesudah makan hingga jelang terlelap pasti ngemil beberapa lembar kertas.
"Kalau bangun tidur itu dia makan 3-4 lembar, nanti siang kalau dia mau minta lagi, nanti malam mau tidur dia juga minta," kata Pipit.
Meski doyan makan kertas, GI tetap mengonsumsi makanan biasa seperti nasi dan cemilan pada umumnya.
"Makan mah makan nasi, jajan seperti anak-anak normal biasa, itu biasanya saya perhatiin, cuci mulut itu, habis makan pasti makannya kertas ujungnya," ucapnya.
Pernah Makan Kardus dan Sandal
Selain kertas, GI diketahui pernah memakan sejumlah barang seperti styrofoam, kardus hingga benda yang terbilang kotor, yakni sandal.
Namun, untuk saat ini GI lebih intens makan kertas ketimbang barang-barang tersebut.
Bocah 3 Tahun di Gunungkidul Hobi Merokok
Sementara itu, kisah tak kalah miris yakni dilakukan oleh DS, bocah berusia 3 tahun 4 bulan asal Ponjong, Gunungkidul yang hobi merokok.
Lisda (35), ibu DS pun tampak bingung dengan tingkah laku putranya tersebut.
Menurutnya, kebiasaan merokok DS bermula sekitar 3 bulan lalu.
"Awalnya dia munguti puntung-puntung rokok bekas di sekitar rumah karena bapaknya juga merokok," tuturnya saat ditemui di rumahnya dilansir dari Tribun Jogja pada Selasa (22/03/2022).
Baca juga: Balita di Bekasi Suka Makan Kertas hingga Sandal, Bisakah Diobati? Ini Penjelasan Dokter Anak
Menurut Lisda, puntung-puntung rokok bekas tersebut kemudian dicoba oleh DS dengan cara disulut dengan api lalu dihisap.
Lama kelamaan, aksi coba-coba itu berkembang menjadi kebiasaan hingga kini.
DS pun tak segan meminta rokok langsung pada orangtuanya.
Jika tidak dituruti, maka ia akan mengamuk.
"Ya kalau ditolak rokoknya, dia bakal banting-banting barang sampai jambak rambut saya juga," keluh Lisda.
Ibunda sama-sama Tak Kuasa Melarang
Lantaran sang anak akan mengamuk bila tabiat anehnya itu tak diberikan, kedua ibunda mereka sama-sama tak kuasa melarang permintaan sang anak.
Kedua ibu bahkan sama-sama terpaksa menyediakan asupan aneh kedua anaknya.
Untuk kasus bocah makan kertas di Bekasi, sang ibu bahkan membelikan buku khusus untuk disantap putranya.
"Kalau sekarang ini yang rutin banget, kalau makan sendal itu sekarang enggak mau, karena sendalnya jelek-jelek gitu."
"Biasanya dia kalau konsumsi itu yang bagus-bagus, yang bersih gitu," ujar ibu GI.
Baca juga: 3 Maling Motor di Bekasi Kepergok Warga, Sempat Lepaskan Tembakan Pakai Airsoft Gun
GI selalu memilih kertas yang masih baru, untuk kertas bekas yang terdapat tinta tulisan tidak akan disantap bocah berusia tiga tahun ini.
Pipit bukannya diam saja melihat kebiasaan aneh putranya.
Sewaktu-waktu dia pernah melarang GI mengonsumsi kertas.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama lantaran orangtua tak tahan dengan tangis GI ketika keinginannya tak dipenuhi.
"Harus dia (dipenuhi permintaannya), kalau kita ngga kasih (atau) kita ambil, saya itu enggak tahan sama tangisnya."
"Bocahnya enggak ngerti, jadi saya enggak bisa nolak," ucapnya.
Baca juga: Dinkes Kabupaten Bekasi Didesak Tangani Bocah di Muaragembong yang Doyan Santap Kertas dan Sandal
Hal sama dilakukan oleh Lisda yang mengaku tak kuasa untuk melarang tabiat anehnya yang suka merokok.
Pasalnya DS sudah berani untuk meminta rokok pada orang lain yang melintas di depan rumahnya.
Bahkan ia terpaksa membelikan rokok hanya agar putranya tersebut berhenti mengamuk.
Ia pun kerap bertengkar dengan Dwi (36), suaminya.
Sebab ayah dari DS ini punya kebiasaan merokok dan kerap melakukan aktivitasnya di rumah saat ada DS.
"Saya sudah minta suami supaya tidak merokok di rumah, agar anaknya tidak ikut-ikutan," kata ibu rumah tangga ini.
Harapan sang ibu
Selama gemar menyantap kertas, sendal dan barang-barang lainnya, GI sejauh ini tidak merasakan keluhan apapun dari segi percernaan.
Meski begitu, Pipit sebagai orangtua ingin putranya mengonsumsi makan makanan normal laiknya balita atau orang pada umumnya.
"Alhamdulillah enggak ada (penyakit), baik-baik saja, saya sih inginnya biar normal seperti anak anak lain," tuturnya.
Sementara itu, Lisda tak hilang akal untuk menghentikan tabiat aneh putranya itu.
Ia kini memasukkan DS ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mengalihkan perhatiannya, atau hingga "mengurungnya" di dalam rumah agar tidak digoda rokok oleh warga yang melintas.
Ia pun kini menyimpan kekhawatiran akan kondisi putranya tersebut.
DS sempat dibawa ke "orang pintar" dengan tujuan menghilangkan kebiasaannya itu namun upaya tersebut tidak berhasil.
"Saya khawatir nanti paru-parunya kena karena merokok terus," kata Lisda.
Baca juga: Alarm Minimarket Berbunyi, 2 Maling Kabur Tinggalkan Rokok dan Celana Dalam Curian di Plafon
Kabar tentang balita hobi merokok ini pun sampai ke telinga Asty Wijayanti, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul. Ia menyatakan akan segera mengambil tindakan.
Adapun tindakan yang diambil berupa pendampingan.
Saat ini, upaya pendekatan ke keluarga DS juga dilakukan oleh Bidang Perlindungan Anak Dinsos-PPPA Gunungkidul bersama Puskesmas Ponjong.
"Nanti akan kami sampaikan hasilnya seperti apa, yang jelas kami siap berikan pendampingan," ujar Asty. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/TribunJogya.com/TribunBekasi.com)