Menteri Sandiaga Uno hingga Gubernur Anies Baswedan Bicara Fenomena Citayam Fashion Week dan SCBD
Fenomena Citayam Fashion Week dan SCBD, yakni Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok turut jadi perhatian level menteri hingga kepala daerah.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena Citayam Fashion Week yang identik dengan tampilan nyentrik.
Hingga muncul fenomena lainnya singkatan baru dari SCBD, yakni Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok rupanya sampai ke telinga para menteri dan kepala daerah.
Level Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno merespons positif kawasan Dukuh Atas Jakarta Pusat yang kini identik dengan dua fenomena, yaitu Citayam Fashion Week dan SCBD, yakni Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok.
Tuan rumah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya Ahmad Riza Patria juga angkat bicara soal fenomena Citayam Fashion Week dan SCBD, yakni Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok.
Angkat Urban Tourism, Menteri Sandiaga Uno Apresiasi Fenomena Citayam Fashion Week dan SCDB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, turut menanggapi adanya fenomena unjuk fashion para remaja dari pinggiran Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan 'Citayam Fashion Week.'
Diketahui belakangan ini kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat atau yang dikenal Sudirman Central Business District (SCBD) menjadi ramai dengan kumpulan remaja dengan tampilan fashion uniknya.
Tak hanya menunjukkan soal fashion, para remaja itu juga kerap membuat konten media sosial dan nongkrong di wilayah SCBD tersebut.
Bahkan kini muncul singkatan baru dari SCBD, yakni Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok, yang merupakan tempat asal para remaja tersebut.
Sandiaga Uno pun menilai positif kreasi fashion para remaja dari Citayam tersebut.
Bahkan Sandiiaga Uno menyebut fenomena Citayam Fashion Week di SCBD ini perlu diapreasi.
Pasalnya para remaja Citayam ini telah mengangkat urban tourism yang bisa menarik perhatian wisatawan.
"Bahwa fashion itu turun ke anak-anak muda yang berkreasi dari Citayam. Dan mereka menggunakan momen liburannya ini dengan sebuah pendekatan yang menurut saya perlu kita apresiasi."
"Karena mereka mengangkat urban tourism, atau pariwisata di wilayah perkotaan. Waktu memang dulu kita rancang Dukuh Atas, waktu tugas di Pemprov itu untuk digunakan oleh masyarakat," kata Sandiaga Uno dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (17/7/2022).
Momen Gubernur DKI Anies Baswedan Sidak Fenomena SCBD di Kawasan Dukuh Atas
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan sidak ke kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2022) malam.
Anies Baswedan menamakan kegiatannya ini sebagai 'sidak fenomena SCBD'.
Hal ini menyusul munculnya fenomena banyaknya ABG (Anak Baru Gede) dari Citayam, Bojong Gede dan Depok yang nongkrong hingga beradu outfit di kawasan Dukuh Atas dan kawasan Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Pusat.
Bahkan, muncul istilah 'Citayam Fashion Week'
Anies Baswedan membagikan kegiatan Sidak fenomena SCBD ini dalam video Instastory di Instagramnya, @aniesbaawedan.
Dalam video unggahan tersebut, Anies Baswedan mengunjungi beberapa titik di kawasan Dukuh Atas yang kerap menjadi tempat para ABG dari Citayam, Bojong Gede dan Depok, biasa nongkrong.
"Sidak fenomena SCBD," isi dalam dalam unggahan tersebut.
Di antaranya Anies Baswedan mengecek Terowongan Kendal, yang menjadi penghubung tiga moda transportasi Ibu Kota, yakni Mass Rapid Transit (MRT), kereta rel listrik (KRL) commuter line dan bus Transjakarta.
Ia pun terlihat menanyakan beberapa petugas Satpol PP dan PPSU atau pasukan oranye yang sedang bertugas untuk mengetahui kondisi terkini di kawasan tersebut.
Kepada petugas Satpol PP, Anies Baswedan menanyakan jadwal kereta api commuter line hingga berapa lama biasa para ABG nongkrong.
Anies Baswedan juga meminta para petugas tersebut untuk menyosialisasikan kebersihan di kawasan Dukuh Atas ini.
"Kami kasih imbauan terus jaga kebersihan, jangan lama-lama, 15 menit silakan selfie tapi jangan lama-lama," kata seorang petugas Satpol PP kepada Anies Baswedan.
Kehadiran Anies Baswedan di kawasan Dukuh Atas menarik perhatian para ABG yang sedang nongkrong di sekitar Stasiun BNI City.
Lantas, mereka bergantian meminta Anies Baswedan untuk berfoto bersama.
Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta bakal beri sanksi teguran hingga penindakan untuk pengunjung Terowongan Kendal di Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat yang kedapatan tak menjaga kebersihan.
Untuk memastikan di sekitar lokasi tetap terjaga kebersihannya, Pemprov DKI melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengambil tindakan tegas.
Berkolaborasi dengan Satpol PP DKI, pihaknya bakal memberikan sanksi bagi warga yang lali terhadap kebersihan di sekitar Terowongan Kendal.
"Kita sosialisasikan, kita tegur, kemarin kita juga sudah kordinasi dengan Pak Satpol PP DKI, dan mudah-mudahan sudah bisa ada (petugas di Terowongan Kendal). Awalnya kita mengimbau, tapi nanti akan ada penindakan," ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Sidak Fenomena SCBD, Anies Baswedan Lihat Langsung Tongkrongan ABG Citayam
Selain itu, sejumlah petugas juga bakal diterjunkan untuk mensosialisasikan hidup bersih, terutama di ruang publik.
Kehadiran petugas pun bakal berkala mengingat kawasan tersebut memang kerap banyak didatangi warga.
"Terowongan Kendal ini kemarin kita baru dapat laporannya. Ternyata, di sana itu tempat kumpul, tapi juga mereka masih kurang peduli dengan lingkungan. Jadi mungkin insyaAllah nanti, dalam pekan ini, kita coba taruh petugas di sana untuk mensosialisasikan kebersihan, karena memang ya walau pun tempat kumpul, yang kumpul di sana juga peduli lah, paling enggak buang sampah. Letakkan sampah pada tempatnya, begitu," pungkasnya.
Begitu Perhatiannya, Wagub Ahmad Riza Patria Sampai Hapal Nama Tiga Ikon Anak SCBD: Jeje, Roy dan Bonge
Begitu perhatiannya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sampai hafal nama tiga ikon anak SCBD yakni Jeje, Bonge dan Roy.
Diketahui, fenomena remaja nongkrong di kawasan Dukuh Atas tengah viral di media sosial.
Saking viralnya bahkan ada istilah Sudirman Citayam, Bojong Gede dan Depok (SCBD) untuk wilayah Dukuh Atas yang kini dikuasai para remaja.
Hal itu tak lepas dari momen adu kece outfit pada remaja yang nongkrong di kawasan Dukuh Atas yang tak sedikit berasal dari wilayah luar Jakarta, seperti Citayam dan Bojong Gede.
Bermodalkan commuter line, para remaja ini kemudian kongkow di kawasan Dukuh Atas hingga viral.
Beberapa remaja yang kerap nongkrong di kawasan Dukuh Atas juga viral di antaranya Bonge, Kurma, Roy dan Jeje Slebew.
Tak cuma nongkrong, bahkan kawasan Dukuh Atas disulap layaknya panggung catwalk bahkan ada istilah Citayam Fashion Week.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pun menggandeng Jeje Slebew dan Bonge menjadi duta kebersihan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Ahmad Riza Patria pun begitu hafal nama-nama remaja yang menjadi ikon kawasan SCBD.
Nama para ikon SCBD itu disebutkan Ahmad Riza Patria saat diwawancarai mengenai permintaan Jeje dan Bonge untuk mendapat beasiswa bila menjadi duta kebersihan Pemprov DKI Jakarta.
"Bersyukur anak muda kita sepeeti Jeje, Bonge, Roy dan lain-lain," kata Ahmad Riza Patria seperti dalam video yang diunggah di akun Instagram @dinaslhdki, Sabtu (16/7/2022).
Lantaran Ahmad Riza Patria begitu hafal nama-nama para ikon SCBD, hal itu sampai menghadirkan gelak tawa awak media.
"Bapak hafal banget pak," canda awak media.
"Ya dikasih tahu, hafal," jawab Ahmad Riza Patria.
Ahmad Riza Patria sejatinya tak mempermasalahkan para remaja seperti Jeje, Bonge dan Roy 'menguasai' kawasan SCBD versi baru.
"Memanfaatkan trotoar sebagai ajang catwalk fashion week, ya silakan aja.
Saya bersyukur daripada dia bikin konten yang nyeberang-nyeberang bahaya dan ini kreatif," kata Ahmad Riza Patria.
Sementara itu, terkait permintaan Jeje dan Bonge agar dapat beasiswa, Ahmad Riza Patria akan menampungnya.
"Insya Allah nanti akan kita perhatikan.
Pak Sandi kan udah pernah nawarin," kata Ahmad Riza Patria.
Sosiolog Politik UNJ: Kawasan Ruang Terbuka Hijau dengan Backgroun Gedung-gedung Tinggi di Sudirman Jadi Daya tarik Remaja Citayam
Sementara itu Sosiolog Politik UNJ, Ubedilah Badrun menilai, adanya kawasan ruang terbuka hijau dengan backgroun gedung-gedung tinggi di Sudirman menjadi salah satu daya tarik bagi para remaja Citayam ini.
Pasalnya di wilayah asal mereka yang berada di daerah sub-urban, tidak ditemukan ruang terbuka hijau seperti yang ada di Sudirman ini.
Terlebih para remaja Citayam ini masih berusia muda, sehingga rasa ingin tahu mereka akan hal baru menjadi tinggi.
"Salah satu faktor utama yang menyebabkan itu (Citayam Fashion Week) terjadi, karena mereka adalah masyarakat sub-urban yang usianya relatif sangat muda. Tentu dengan usia muda itu mereka memiliki karakteristik utama yaitu rasa ingin tahu yang cukup tinggi dengan sesuatu yang baru."
"Apalagi di kawasan Sudirman ada ruang terbuka hijau dengan background gedung-gedung tinggi. Bagi mereka itu sesuatu yang menarik dan tidak mereka dapatkan di kawasan sub-urban," ungkap Ubedilah.
Kadin Menilai Fenomena Citayam Fashion Week Bisa Jadi Daya Tarik Pariwisata
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, fenomena Citayam Fashion Week menurut Ketua Umum Kadin Fashion Desain Indonesia (KFDI) Pusat Yus Oktavia dapat menjadi daya tarik wisatawan dalam dan luar negeri di Indonesia.
Kawasan Sudirman kini menjadi runway street style para remaja yang datang dari daerah penyangga Jakarta seperti Citayam, Bojong Gede dan Depok.
Fenomena yang akrab disebut Citayam Fashion Week tersebut, memperlihatkan remaja dengan fashion ala street style di daerah Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
"Fenomena unik. Biasanya daerah perkantoran diisi pekerja, kini diisi remaja dengan fashion yang keren," ujar Oktavia saat diskusi daring, Jumat (15/7/2022).
Menurut Oktavia, para remaja tersebut perlu diberikan dukunngan. Di antaranya dengan mengembangkan kreativitas mereka, seperti memberikan edukasi, diberikan arahan, hingga difasilitasi.
"Semoga ini bisa menjadi wisata teman-teman di dalam negeri, bahkan wisata mancanegara," imbuh Oktavia.
Oktavia melihat, para remaja tersebut tidak memikirkan brand-brand bermerek dengan harga fantastis. Bahkan, cenderung memakai brand dalam negeri. Dengan keterbatasan, namun tetap bisa berkreasi.
"Itu bisa menjadi inspirasi asal perkumpulan mereka tidak meresahkan masyarakat, perlu mengarahkan dan mengedukasi tentang fashion supaya mereka lebih berkembang," kata Oktavia.
Oktavia berujar, para remaja tersebut tetap harus diberikan arahan, misalnya difasilitasi panggung untuk menggelar fashion show. Dengan menggandeng para desainer, agensi model, hingga fotografer.
"Paling tidak ada edukasi supaya berkreasi. Dibikin panggung, setiap Sabtu untuk fashion show, buatkan area, semua bisa tampil," tutur Oktavia. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.