Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nama Pesulap Merah Nimbrung di Poster Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Demo menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Monas, Selasa membawa nama pesulap, Marchel Radhival.

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Nama Pesulap Merah Nimbrung di Poster Demo Tolak Kenaikan Harga BBM
Mario Christian Sumampow
Demo menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Monas, Selasa (6/9/2022) siang membawa nama pesulap, Marchel Radhival. Nama tersebut tertulis di sebuah poster yang dibawa oleh massa aksi dari DPP Gema Keadilan. Di poster tersebut tertulis 'Pesulap merah, coba sulap harga BBM menjadi turun.' 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demo menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Monas, Selasa (6/9/2022) siang membawa nama pesulap, Marchel Radhival.

Nama tersebut tertulis di sebuah poster yang dibawa oleh massa aksi dari DPP Gema Keadilan.

Di poster tersebut tertulis 'Pesulap merah, coba sulap harga BBM menjadi turun.'

Poster ini berjejer dengan poster-poster lainnya yang berisi seruan menolak kenaikan harga BBM

Sejumlah elemen masyarakat ini mulai berkumpul di kawasan Patung Kuda, sekira pukul 12.00 WIB.

Mereka tergabung dalam DPP Gema Keadilan. Pihaknya melakukan aksi demo menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menurut Presiden DPP Gema Keadilan, massa aksi masih akan terus berdatangan ke wilayah Patung Kuda. Ia mengklaim akan datang 200 hingga 300 massa lagi.

Berita Rekomendasi

Aksi kali demo kali ini dikarenakan keputusan pemerintah Jokowi-Maruf yang menaikkan harga BBM di tengah turunnya harga minyak dunia.

Lebih lanjut, di satu sisi, Indra menyebut kondisi masyarakat masih tertatih menata kembali ekonomi setelah diterjang pandemi Covid-19. 

Baca juga: Buruh Demo di DPR, Orator Cari Puan Maharani yang Dulu Menangis Saat Harga BBM Dinaikkan

Kenaikan BBM ini dirasa pihaknya merupakan keputusan tak berempati dan dzalim yang mempersulit kehidupan masyarakat. 

"Masyarakat tengah tertatih-tatih menata kembali ekonomi setelah pandemi, merupakan keputusan nir empati dan dzalim yang mempersulit kehidupan masyarakat kecil," ujar Indra. 

Seperti diketahui, pemerintah akhirnya buka suara soal simpang siur harga BBM subsidi yang disebut-sebut bakal naik atau tidak lagi disubsidi.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan harga BBM bersubsidi telah disesuaikan.

Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Solar Subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter. Kemudian Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Harga ini mulai berlaku sejak Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas