Demo Memanas, Mahasiswa Dorong Pertahan Polisi, Botol dan Kerikil Mulai dilempar Massa Aksi
Setelah berhasil menggeser lapisan pertahanan kawat berduri dan pagar beton pihak kepolisian, massa mulai menerobos masuk
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) yang berdemo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai memanas.
Setelah berhasil menggeser lapisan pertahanan kawat berduri dan pagar beton pihak kepolisian, massa mulai menerobos masuk.
Suasana mulai ricuh, massa dan mahasiwa pun saling dorong.
Tampak botol plastik berisi air dan juga kerikil dilempar oleh massa ke arah kepolisian.
Tampak dorongan dari mahasiswa semakin menguat dan polisi juga menambahkan barikade personel pengamanan.
Baca juga: Demo Mahasiswa di Bengkulu Ricuh, Polisi Tembakan Gas Air Mata
Dalam aksi saling dorong mahasiswa terus berteriak sambil mencoba menerobos masuk. Untungnya, aksi dapat diredam oleh pihak keamanan dan massa mulao kondusif
Massa yang melakukan demo hari ini merupakan aliansi BEM SI.
Mereka mulai datang ke kawasan Patung Kuda, Monas, Kamis (15/9/2022) sekira pukul 13.00 WIB.
Aksi kali ini merupakan dalam rangka menolak kenaikan tarif BBM.
Adapun dalam rombongan tampak almamater mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedriman Surakarta, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), hingga Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
Ada tiga poin tuntutuan dan desakan yang dibawa oleh BEM SI, yaitu menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan BBM.
Kemudian menuntut dan mendesak pemerintah Menunda proyek strategis nasional yang tidak
berdampak langsung kepada masyarakat dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM.
Serta, menuntut dan mendesak pemerintah untuk menerapkan regulasi pemakaian BBM
Bersubsidi secara tegas.
Baca juga: Ajak Diskusi di Jalan, Mahasiswa Minta Jokowi Temui Massa Demo Tolak Kenaikan Tarif BBM
Hingga saat ini BEM SI melihat Presiden Joko Widodo masih belum mau menemui massa aksi dalam setiap demo yang ada, sehingga tuntutan tidak tersampaikan dengan baik.
Dengan keadaan yang demikian, Aliansi BEM SI memberikan ultimatum kepada pihak Pemerintah selama 7x24 jam di mulai sejak tanggal 8 September 2022 untuk memenuhi tuntutan tersebut.
"Jika tidak dipenuhi maka Aliansi BEM SI akan kembali turun aksi dengan massa yang lebih banyak lagi. Maka dari itu, untuk menindak lanjuti ultimatum tersebut dan memperjuangkan tuntutan rakyat, ujar Koordinator BEM SI Luthfi Yufrizal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.