Polisi Ungkap Alasan Sopir Truk Cabut Laporan Penganiayaan oleh Wakil Ketua DPRD Depok
Sopir truk bernama Ahmad Misbah akhirnya mencabut laporan soal kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Wakil Ketua DPRD Depok, Tajudin Tabri.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sopir truk bernama Ahmad Misbah akhirnya mencabut laporan soal kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Wakil Ketua DPRD Depok, Tajudin Tabri.
Pencabutan laporan itu setelah keduanya bersepakat untuk berdamai dalam kasus tersebut.
"Iya si pelapor mencabut karena dalam surat pernyataan sudah ada pernyataan damai dari kedua belah pihak, tidak memperpanjang masalah, dan mencabut laporannya," kata Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno kepada wartawan, Senin (26/9/2022).
Yogen menerangkan alasan Misbah mencabut laporan yang dia buat pada Jumat (23/9/2022) lalu. Menurutnya, korban juga tidak mau memperpanjang masalahnya.
Bahkan Misbah juga sudah meminta maaf kepada warga Krukut, Limo, Depok karena mengakui jika perbuatannya sebelum terjadi penganiayaan itu terjadi adalah salah.
"Bahwa si pelapor juga ikut merasa bertangfung jawab atas apa yang ia lakukan, tidak ingin memperpanjang masalahnya, ia juga ingin beraktivitas, tidak mau disibukan lagi dengan masalah terkait pemeriksaan, kemudian damai oleh terlapor dan dicabut," ucapnya.
Lebih lanjut, lanjut Yogen, Tajudin sebagai terlapor juga akan bertanggungjawab memulihkan kondisi dari Misbah.
Kedua Pihak Berakhir Damai
Baca juga: Ini Penampakan Pipa Gas Pemicu Wakil Ketua DPRD Kota Depok Ngamuk Hukum Sopir Truk Push Up
Perseteruan antara Wakil Ketua DPRD Depok, Tajudin Tabri dan seorang sopir truk bernama Ahmad Misbah berakhir damai.
Diketahui, keduanya mendatangi Polres Metro Depok, Senin (26/9/2022) untuk dilakukan mediasi terkait kasusnya tersebut.
"Kemudian kedua belah pihak sepakat untuk bertemu, untuk mediasi mereka sendiri ya. Kemudian pada hari Sabtu dan Minggu sudah terjadi kesepakatan (damai) dan mereka lapor ke kita di hari Senin ini," kata Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno kepada wartawan, Senin (26/9/2022).
"Kedua belah pihak datang dan membawa surat kesepakatan bersama bahwa kasus ini sudah selesai, tidak akan saling menuntut dan saling memberikan pernyataan maaf baik dari pak Tajudin atau sopir truk," sambungnya.
Awal Mula Kasus Penganiayaan
Aksi Wakil Ketua DPRD Depok, Tajudin Tabri menyuruh seorang sopir truk untuk melakukan push up dan berguling-guling di Jalan Raya Krukut, Limo, viral di media sosial.
Tajudin bahkan ketika itu juga menginjak sopir tersebut saat melakukan push up.
Tajudin sendiri akhirnya mengakui bahwa pria yang ada di dalam video itu adalah dirinya.
Dia juga menyebut bahwa tindakan itu merupakan sebuah kekhilafan.
"Saya melampaui batas kewenangan saya, bukan tugas saya menghukum itu, tapi didasari kekhilafan saya," kata Tajudin saat dihubungi, Jumat (23/9).
Baca juga: Sopir Truk Ungkap Alasan Cabut Laporan Terhadap Wakil Ketua DPRD Kota Depok
Lalu apa sebenarnya pemicu kejadian tersebut?
Dalam konferensi persnya, ia mengaku mendapat telpon dari masyarakat sekitar ihwal truk yang melintas di Jalan Raya Kerukut, Limo, dan muatannya mengenai pagar pembatas pipa gas yang ada di lokasi.
"Saya mengklarifikasi kejadian tadi karena memang viral ya, saya secara pribadi terutama kejadian itu karena diluar batas kemampuan atau kontrol saya," jelas Tajudin di Warung Betawi Ngoempoel, Beji, Kota Depok, Jumat (23/9/2022).
"Kenapa demikian, karena ini kejadian sudah yang ketiga kali. Ketika kejadian kedua saya juga turun (ke lokasi)," sambungnya lagi.
Saat kejadian yang kedua, Tajudin mengatakan dirinya sudah menegur sopir truk yang melintas dan muatannya merusaj pagar atas pembatas pipa gas.
Bahkan, sopir truk pada kejadian kedua itu telah membuat surat pernyataan agar tak lagi melintas dengan muatan yang berlebih.
"Pada kejadian kedua saya ada grup whatsapp, di situ warga sampai bilang ini kerjaan dewan ngapain aja, sampai kejadian dua kali. Padahal ini kan bukan tupoksi saya," bebernya.
"Tapi karena saya juga berasa terusik, akhirnya saya turun dan diperbaiki lah dengan surat pernyataan mereka tidak akan mengulangi lagi," timpal Tajudin.
Buntut dari peristiwa itu terjadi siang tadi, dimana ada sopir truk yang kembali melintas dan muatannya mengenai pagar pembatas pipa gas.
"Nah tadi kebetulan saya baru dinas dari Tangerang Selatan, tiba-tiba ditelpon lagi saya oleh warga masyarakat sekitar situ. Karena gak ada yg berani menegur kepada pihak sopir itu," katanya.
Ia pun kembali turun ke lokasi, dan mengakui menghukum sopir truk tersebut dengan cara push up dan berguling-guling di jalan
"Akhirnya saya spontan pada kejadian yang ketiga ini, saya memuncak emosinya. Tapi saya mohon maaf tadi sudah ketemu juga dengan pihak tol, mediasi," ujarnya.