Datangi MTsN 19 Jakarta, Menko PMK Muhadjir Effendy Ucapkan Belasungkawa dan Tinjau Ruang Kelas
Meno PMK Muhadjir Effendy, mengucapkan belasungkawa atas peristiwa tembok roboh yang merenggut nyawa tiga siswa di MTSN 19 Jakarta, Cilandak.
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, mengucapkan belasungkawa atas peristiwa tembok roboh yang merenggut nyawa tiga siswa di MTSN 19 Jakarta, Cilandak, Jakarta Selatan.
Ia tiba di lokasi pada Jumat (7/10/2022) pukul 07.56 WIB.
Muhadjir Effendy mewakili pemerintahan menyampaikan belasungkawa.
“Atas nama pemerintah, saya mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya tiga siswa dari MTSN 19 Pondok Labu ini. Mudah-mudahan Allah swt menerima mereka dengan seluruh kebaikan yang pernah dilakukan,” kata Muhadjir Effendy.
Ia juga mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Baca juga: Cerita Guru MTsN 19 Jakarta Ungkap Kronologi Tembok Sekolah Ambruk Hingga Menimpa Empat Siswa
“Keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan, kesabaran, dan ikhlas, melepas putra-putra kesayangannya,“ ujarnya.
Setelah menyampaikan belasungkawa, Muhadjir Effendy menyambangi ruangan-ruangan di MTS 19.
Ruangan ini terkena imbas banjir yang melanda pada Kamis (6/10/2022).
Ia mengunjungi ruangan bersama Kepala Sekolah MTSN 19.
Ada ruang tata usaha, ruang kepala madrasah, dan beberapa ruang kelas.
Sebelumnya, sebanyak tiga siswa tewas dan satu luka berat akibat tertimpa robohan tembok bangunan MTSN 19 Jakarta, Kamis (6/10/2022) sekira pukul 14.00 WIB.
Baca juga: Fakta-fakta 3 Siswa MTSN 19 Jakarta Tewas Akibat Tembok Roboh: Kronologi hingga Kesaksian Siswa Lain
tembok sekolah yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan itu, diduga roboh akibat tak kuat menahan luapan air Kali Krukut yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Suherman (65) seorang saksi menuturkan pada saat kejadian kondisi cuaca sedang hujan deras.
akibatnya Kali Krukut di lokasi meluap dan mengakibatkan tembok roboh.
"Yang jelas korban ketiban ada empat orang. Satu selamat kakinya patah dan tiga meninggal," kata Suherman ketika ditemui Tribunnews.com di lokasi.
Ia dan warga yang lain pun langsung mengevakuasi korban dari reruntuhan tembok sekolah itu.
Ketika sedang membantu proses evakuasi, Suherman menjelaskan sempat mendengar suara teriakan kesakitan dari salah satu korban selamat.