Komunitas Biowash Promic Ajak Warga Olah Sampah Organik Jadi Media Tanam
Saat ini lebih dari 60 persen sampah di TPA adalah organik dan salah satu sumber terbesarnya adalah sampah makanan (food waste)
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Potensi sampah organik di Indonesia sangat luar biasa banyak, terutama yang berasal dari sisa makanan.
Umumnya sampah sisa makanan berakhir di pembungan di tong sampah lalu berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Anggota-anggota komunitas Biowash Promic Indonesia (BPI) telah membuktikan bahwa sampah organik dalam 1 detik dapat menjadi media tanam atau pupuk alami dengan Biowash Promic, tanpa mengundang lalat dan menghilangkan bau busuk.
Temuan tersebut kini sedang disosialisasikan ke masyarakat luas melalui kegiatan edukatif. Satu diantaranya melalui kegiatan yang diselenggarakan di YPAC, Jakarta Selatan, pada 12 Oktober 2022 dengan mengundang komunitas-komunitas lingkungan hidup, penyandang disabilitas YPAC dan masyarakat umum.
“Bumi bukan kita wariskan untuk anak-cucu kita melainkan kita pinjam dari mereka. Seyogyanya kita kembalikan dengan bertanggung jawab dan lebih lestari,” ujar Ivonne Setiawati S.I. Kom., M.M. founder Komunitas Biowash Promic Indonesia.
Dia menjelaskan, saat ini lebih dari 60 persen sampah di TPA adalah organik. Salah satu sumber terbesarnya adalah sampah makanan (food waste). Sampah organik ini dapat diubah menjadi kompos yang memiliki nilai ekonomi.
Baca juga: Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut: Menteri KKP Ajak Jaga Ekosistem Perairan dari Cemaran Sampah
Namun jika menggunakan metode konvensional prosesnya membutuhkan waktu hingga 3 bulan, perlu banyak perlakuan, dan menimbulkan panas karena mengandung gas metana.
Dijelaskan, dengan metode Biowash Promic, sampah makanan yang termasuk organik dapat diolah dalam 1 detik menjadi media tanam dan siapa bisa mengolahnya, tanpa menimbulkan panas, bau busuk, ataupun mengundang lalat.
"Ini adalah teknologi yang sangat efisien, efektif, dan berkesinambungan yang bisa dilakukan seluruh lapisan masyarakat. Kita dapat menekan produksi gas metana (yang bersifat panas) yang berasal dari sampah organik. Gas metana merupakan salah satu penyebab utama efek gas rumah kaca," ujarnya.
Dia memaparkan dengan teknologi ini risiko egradasi tanah yang terus terjadi di banyak wilayah juga dapat teratasi dengan murah, efisien, dan efektif karena menggunakan bahan dasar sampah organik dan biowash promic. "Regenerasi tanah akan tercipta karena nutrisi yang melimpah diberikan ke tanah,” terangnya.
Dwi Kartika Fitri, S.T., Ketua Komunitas Biowash Promic Indonesia, mengatakan, teknologi Biowash Promic juga dapat berfungsi sebagai agen pembersih udara, keperluan kebersihan rumah tangga dan komersial hingga mencegah penyumbatan septik tank, dan lain-lain.
Caranya melalui penyiraman ke saluran air (got) warga, sungai kotor, maupun saluran pembuangan limbah rumah tangga agar untuk mencegah mampet dan mengurangi dampak pencemaran limbah rumah tangga yang mengganggu ekosistem alami.
“Kami tidak bosan-bosannya mengajak semua warga masyarakat untuk bergerak bersama melestarikan lingkungan dengan cara yang super mudah dan dapat langsung dimulai dari rumah sendiri," ujarnya.