Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diduga Kelaparan, Polisi Sebut Kulkas Keluarga yang Tewas di Kalideres Kosong

Polisi menyebut perabot rumah tangga keluarga yang ditemukan tewas di sebuah rumah di Kalideres, Jakarta Barat masih lengkap.

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Diduga Kelaparan, Polisi Sebut Kulkas Keluarga yang Tewas di Kalideres Kosong
Istimewa/Kolase TribunJakarta
Satu keluarga yang terdiri dari empat orang ditemukan tewas di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menyebut perabotan rumah tangga keluarga yang ditemukan tewas di sebuah rumah di Kalideres, Jakarta Barat masih lengkap.

Meski begitu, Kapolsek Kalideres Kompol Syafri Wasdar mengatakan perabot seperti kulkas setelah dibuka sudah tidak ada bahan makanan apapun.

"Perabotan ada, kulkas ada, tapi kulkas kosong, engga ada makanan, ini bener bener kosong," kata Syafri kepada wartawan, Sabtu (12/11/2022).

Keluarga itu, lanjut Syafri, sudah mengemas sejumlah barang di rumahnya ke dalam kardus seperti orang yang mau pindah rumah.

"Jadi didalam rumah itu, barang itu jadikan banyak barang barang yang dimasukin kardus dll, diikat juga. Barang kayak bajunya juga udah diiket gini, kayak orang mau pindah, lampu juga banyak udah banyak yang dicopot," ucapnya.

Sebelumnya, warga Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).

Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial RM (66), dan paman berinisial BG (68).

Berita Rekomendasi

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan menerangkan penemuan empat mayat itu awalnya saat warga curiga setelah mencium bau busuk yang berasal dari salah satu rumah.

"Pada saat dibuka ditemukan ada empat jenazah di dalam, dua laki-laki dan dua perempuan," kata Haris kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).

Haris menyebut dari informasi masyarakat di lokasi, keempat jasad yang ditemukan itu merupakan satu keluarga dengan keadaan sudah membusuk.

Korban Tewas Sudah Lama Tak Makan

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.

Baca juga: Fakta Baru Satu Keluarga di Kalideres Ditemukan Tewas: 3 dari 4 Jenazah Diberi Kapur Barus

"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.

Pasma menyebut keempat jenazah itu sudah meninggal dunia sejak tiga minggu yabg lalu sehingga saat ditemukan jasadnya sudah membusuk.

"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," ungkapnya.

Lebih lanjut, Pasma juga mengungkapkan bahwa pihaknya tak menemukan ada bercak darah di lokasi penemuan keempat mayat tersebut.

Selain itu, kata Pasma, kondisi rumah juga dalam keadaan rapi, tidak berantakan, serta layak untuk ditinggali.

"Enggak ada (bercak darah)," ujarnya.

Menunggak Bayar Listrik

Asiung, Ketua RT 015/RW 07 di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat menyebut sempat menegur salah satu korban yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya.

Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.

Baca juga: Otot-ototnya Mengecil, Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Diduga Sudah Lama Tak Makan dan Minum

Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus. 

"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).

"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.

Setelah itu, Asiung mengatakan keluarganya sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu. Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.

"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas