Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Polisi mengungkap alasan petugas koperasi tak melapor usai melihat jasad Renny Margaretha (68) di Perumahan Citra Garden I Ekstension, Kalideres, Jakarta Barat.

Saat itu, ia sedang mengurus jual beli rumah pada Mei 2022.

Seperti diketahui sebelumnya, petugas koperasi itu sempat melihat Renny Margareta sudah terbujur kaku di atas kasur saat hendak menemuinya untuk keperluan penjualan rumah.

Namun pada saat itu seorang anggota keluarga yang masih hidup yakni Budyanto Gunawan (68) disebut mengancam petugas itu apabila melaporkan kematian Renny Margaretha.

"Ada pemeriksaan tambahan bahwa yang bersangkutan itu ada kata-kata dari Budyanto apabila dilaporkan kepada kepolisian atau RT kita berdua (Budyanto dan Dian) akan menyusul mati," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Jum'at (9/12/022).

Baca juga: Asosiasi Psikologi Forensik Ungkap Cara Ketahui Latarbelakang Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres

Atas dasar ini lah maka pihaknya kata Hengki berkeyakinan bahwa penyebab kematian satu keluarga itu bukan karena suatu tindak pidana.

"Jadi dari sisi penyidik ini semakin menguatkan tidak ada pembunuhan dan pencurian," jelas Hengki.

Sebelumnya diberitakan, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya resmi menghentikan penyelidikan atas kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Baca juga: Polisi Ungkap Obat yang Dikonsumsi Satu Anggota Keluarga yang Tewas di Kalideres, Bukan Zat Beracun

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, dihentikannya kasus tersebut lantaran pihaknya tak menemukan adanya unsur pidana yang melatarbelakangi tewasnya satu keluarga tersebut.

"Oleh karenanya maka kasus ini kedepan akan kami hentikan penyelidikannya," tegas Hengki dalam konferensi pers, Jum'at (9/12/2022).

Baca juga: Temuan Barang Bukti Baru di Kasus Kalideres Perkuat Dugaan Satu Keluarga Jalani Sebuah Ritual

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah melibatkan sejumlah pihak itu, disebutnya tidak ditemukan adanya motif pencurian, pembunuhan atau kekerasan pasca ditemukannya ke empat jenazah itu pada 10 November 2022 lalu.

"Kesimpulan akhir tidak ditemukan peristiwa pidana dan tidak ditemukan motif apakah bunuh diri itu tidak ditemukan," jelas Hengki.