Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Kompolnas Sebut Ada Temuan Buku Berbagai Agama

Ada temuan buku berbagai agama dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kasus tewasnya empat anggota keluarga di Kalideres, Jawa Barat.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Kompolnas Sebut Ada Temuan Buku Berbagai Agama
Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha
Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri lakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) rumah satu keluarga tewas di Perumahan Citra Grand I Ekstension AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (15/11/2022) siang. Ada temuan buku berbagai agama dari hasil olah TKP di kasus tewasnya empat anggota keluarga di Kalideres, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM - Penyebab kematian empat anggota keluarga di Citra Garden I Ekstension, Kalideres, Jakarta Barat masih terus diselidiki. 

Kepolisian pun telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti tambahan dalam menguak motif tewasnya satu keluarga ini. 

Salah satu temuan penyidik di TKP yakni adanya buku berbagai macam agama dan sejumlah buku bacaan lainnya. 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto dalam program Sapa Indonesia Pagi, Selasa (15/11/2022). 

Menurut Benny sejumlah bukti buku yang ditemukan tersebut penting untuk didalami. 

Penyidik perlu memeriksa setiap coretan yang mungkin sengaja digariskan oleh anggota keluarga tersebut.

Baca juga: Tim Labfor Bareskrim Polri Olah TKP pada Kediaman Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres

Setelah itu, penyidik dapat mencari dan memastikan apakah ada indikasi ajaran tertentu terkait dengan penyebab kematian keempat orang itu.

BERITA TERKAIT

"Di TKP juga ditemukan buku-buku berbagai macam agama, kemudian buku-buku bacaan ini menurut kami penyidik perlu mendalami."

"Apakah dalam buku tersebut ada coretan-coretan, ada garis bawah kalimat dan sebagainnya." 

"Ini menjadi penting sehingga jika nanti ditemukan bacaan yang menjurus (aliran tertentu)," kata Benny dikutip dari youTube KompasTv

Benny juga mengatakan, penyidik perlu menyelidiki lebih lanjut jejak digital korban. 

"Yang lebih penting lagi, jejak digital. Apakah mereka sebelum hpnya mati tidak ada listrik, apakah ada komunikasi-komunikasi lain, contoh komunikasi dengan kelompoknya atau pihak yang berafiliasi," tuturnya. 

Benny menuturkan, pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium forensik untuk menyimpulkan motif tewasnya satu keluarga ini. 

"Kami masih menunggu hasil dari labfor, hasil autopsi untuk menguatkan dan mecari motifnya apa," tutur Benny. 

Tak Ada Buku tentang Sekte 

Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi menegaskan semua buku yang ditemukan polisi tidak ada yang berkaitan dengan sekte tertentu.

"Buku-buku ada, tapi enggak ada sekte-sekte. Masih dipelajari, bukan sekte kok, buku biasa," kata Avrilendi, Selasa (15/11/2022) sebagaimana dilansir Tribunnews

Avrilendi menerangkan selain buku, pihaknya juga berhasil menyita sejumlah barang bukti lain yang ada di rumah tersebut.

Namun, Avrilendi tidak merinci terkait barang bukti apa saja yang berhasil disita oleh pihak kepolisian.

"Ya, kita sih secara garis besar hampir sebagian besar barang-barang yang ada di kamar, di ruangan kita keluarkan semua. Kita kumpulin dan data," tuturnya.

Satu keluarga tewas di Kalideres
Satu keluarga tewas di Kalideres. Penyidik melakukan olah TKP, ditemukan buku bebagai agama.  (Kolase Tribunnews)

Diduga Anut Paham Apokaliptik 

Adrianus Meliala, kriminolog Universitas Indonesia (UI) mengatakan diduga satu keluarga tersebut memiliki keyakinan apokaliptik.

Keyakinan apokaliptik adalah keyakinan terhadap akhir dunia.

"Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem," ujar Adrianus, Sabtu (12/11/2022) sebagaimana dilansir Tribunnews

Adrianus juga menduga ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.

"Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri, tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu," kata Adrianus.

Ada juga dugaan seperti adanya pihak yang membuat para korban lapar dengan tidak memberi akses makanan.

"Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat," lanjut Adrianus.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Abdi Ryandha Shakti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas