Konsep TOD Mulai Diterapkan agar Jakarta Tetap Berkembang Meski Nanti Ibu Kota Pindah ke Nusantara
Konsep Transit Oriented Development (TOD) mulai diterapkan di kota Jakarta untuk mendukung perkembangan kota metropolitan tersebut.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsep Transit Oriented Development (TOD) mulai diterapkan di kota Jakarta untuk mendukung perkembangan kota metropolitan tersebut.
Konsep TOD diterapkan agar kota Jakarta tetap berkembang meskipun nanti ibu kota negara dipindahkan ke Kalimantan Timur.
Perkembangan Jakarta dengan konsep TOD ini dijelaskan oleh Deputi Bidang Sumber Daya Manusia BUMN Tedy Bharata dalam acara Blok M Green Collabs: Shifting Into Green Lifestyle, yang diselenggarakan oleh Katadata, di Taman Literasi Christina Martha Tiahahu, Jakarta, Minggu (4/12/2022).
Tedi menambahkan, BUMN juga meningkatkan TOD sebagai sebuah konsep baru untuk kota berkembang, yang terus dilakukan bersama dengan pemerintah daerah dan swasta.
Dalam mengembangkan tata kota, Tedi mengatakan pemerintah harus melihat masa depan, bagaimana Jakarta bisa berkembang setelah Nusantara menjadi ibukota baru
“BUMN memiliki banyak aset, dan seiring dengan perubahan bisnis, maka ada beberapa aset yang bisa direvitalisasi. Revitalisasi aset ini sudah dilakukan, dan ini akan terus dilakukan. Contoh gedung-gedung tua di Jakarta sudah direnovasi dan dimanfaatkan menjadi kafe, tempat hang out, dan tempat hiburan,” ungkap Tedi.
Kepala Sudin Kebudayaan Kota Jakarta Selatan Puspla Dirdjaja mengungkapkan pihaknya telah berencana untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang berbau seni budaya, yang nantinya bisa mendukung kreativitas para anak muda, yang juga akan diselenggarakan di Taman Literasi Christina Martha Tiahahu.
“Kami mungkin akan mengadakan kegiatan yang berbau seni budaya. Kita akan bikin yang kreatif untuk generasi muda. Kegiatan tersebut, kami mendukung kawasan TOD ini, di taman ini, terutama yang ruang publik lebih optimal pemanfaatannya, lebih dikenal oleh masyarakat, dan ada aktivitas publik yang kita lakukan,” ujar Puspla.
Direktur Pakuwon Jati Alexander Stefanus Ridwan Suhendra yang menyebutkan sejumlah manfaat dari diterapkannya konsep TOD untuk perkembangan Jakarta.
“Manfaatnya luar biasa. Dengan adanya TOD, kegiatan itu jadi lebih terpusat, contohnya kegiatan di taman ini, yang bisa menunjukkan apa saja yang sudah dilakukan. Contoh, anak-anak SMA tidak terlalu jauh jika mengadakan kegiatan seni,” ucap Alexander.
“Kemudian, dengan adanya MRT gampang juga untuk datang ke taman ini. Jadi saya kira taman ini akan menjadi taman yang aktif, di mana kegiatan yang dilakukan semua orang bisa dilakukan di sini, mengadakan kegiatan baru, dan menarik orang-orang untuk datang ke sini,” imbuhnya.
Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad H. Mahfud membeberkan rencana ke depan yang akan dilakukan untuk menciptakan Jakarta sebagai kota hijau yang ramah lingkungan.
“Pihak MRT sedang mengembangkan dua hal. Pertama ini temanya Green Creative Hub, yaitu kegiatan yang bersifat kretaif. Contoh bisnis digital, kegiatan kesenian, kegiatan budaya ingin kita hadirkan, dan diperbanyak di taman ini. Dan kita berharap Blok M bisa kembali jaya seperti di era 90an. Kedua, pengembangan ke depan area ini akan lebih banyak mengembangkan area-area hijau. Kita bisa melakukan pembangunan di taman ini hingga 10 persen tanpa mengambil area hijaunya. Hal ini kita kedepankan untuk mendukung kota yang ramah lingkungan,” lanjutnya.
Terkait kota yang ramah lingkungan, sejumlah perusahaan telah melakukan sejumlah upaya untuk mewujudkan emisi nol. Brahmantya S. Poerwadi selaku Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) menjelaskan, Pertamina tidak akan lagi menggunakan BBM fosil di masa yang akan datang.
“Pertamina sebagai BUMN juga memastikan untuk tetap patuh pada kebijakan pemerintah dalam mewujudkan target net zero emission. Jadi Pertamina mengembangkan transisi energi sampai dengan 2030, dengan menurunkan emisi sampai 29 persen,” tutur Brahmantya.
Dalam acara Blok M Green Collabs ini, Katadata juga meluncurkan Katadata Green yang merupakan portal pertama di Indonesia yang membahas isu berkelanjutan (sustainability) dengan mengintegrasikan berita, riset, dan forum terintegrasi, bagian dari Katadata Media Network (KMN).
Co-Founder & CEO Katadata Metta Dharmasaputra mengatakan, Katadata Green memiliki visi mendukung kolaborasi untuk mewujudkan agenda-agenda ekonomi hijau, pembangunan berkelanjutan, dan pencegahan risiko perubahan iklim.
“Saya berharap Katadata Green dapat menjadi rujukan utama para stakeholders terkait informasi dan perkembangan agenda sustainability di Tanah Air,” kata Metta.