Kasus Dugaan Sekeluarga Keracunan di Bekasi, Polisi Bawa 12 Sampel Makanan ke Laboratorium
Tujuan penelitian belasan sampel makanan untuk memastikan apakah kelimanya keracunan atau tidak, di mana yang tiga di antaranya tewas.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih mengusut kasus lima orang yang diduga keracunan dengan kondisi mulut berbusa di kawasan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan saat ini pihaknya membawa 12 sampel makanan ke laboratorium untuk diteliti.
"Pihak kepolisian pun hingga saat ini masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa itu dengan membawa 12 sampel makanan yang ada di dalam rumah itu untuk diperiksa lebih lanjut," kata Trunoyudo dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu (14/1/2023).
Baca juga: Jenazah Ibu dan 2 Anaknya Korban Keracunan di Bekasi Dimakamkan di Cianjur
Trunoyudo mengatakan tujuan penelitian belasan sampel makanan ini untuk memastikan apakah kelimanya keracunan atau tidak yang tiga di antaranya tewas.
Lebih jauh, Trunoyudo mengungkap terkait kondisi kedua korban yang masih hidup. Dia menyebut kondisi kedua korban sudah mulai membaik.
"Kondisi keduanya sudah menunjukkan perubahan yang lebih baik dibandingkan saat pertama kali di bawa," bebernya.
Untuk informasi, warga di Kampung Ciketing Barat RT 02 RW 03 Kelurahan Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi digegerkan dengan adanya lima orang yang diduga keracunan, Kamis (13/1/2023) sekira pukul 08.00 WIB.
Diketahui, kelimanya berinisial MDS, YN, RAM, NRN dan Mr. X. Dari total itu, tiga di antaranya yakni RAM, YN dan Mr. X tewas.
Kejadian itu bermula saat warga sekitar rumah kontrakan tersebut mendengar adanya suara rintihan seorang perempuan dari dalam kontrakan.
Karena curiga, saksi langsung mengecek ke rumah para korban dan kaget melihat kondisi para korban dengan mulut berbusa.
Kemudian, kelima korban itu langsung dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.