Kejahatan Meningkat Khususnya di Wilayah Elit, Polisi: Massa Transisi ke Endemi Jadi Faktor
Polisi mengungkap alasan tindak kejahatan khususnya begal di wilayah Jakarta Pusat meningkat.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi mengungkap alasan tindak kejahatan khususnya begal di wilayah Jakarta Pusat meningkat.
Bahkan, kini begal tak melihat lokasi dan mengincar korbannya di kawasan elit sepeti Menteng, Jakarta Pusat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengatakan faktor meningkatnya tindak kejahatan itu dipicu meningkatnya aktivitas di jalan pada saat massa transisi dari pandemi ke endemi Covid-19.
"Dengan dibukanya kembali aktivitas masyarakat secara normal, ini geliat aktivitas pelaku kejahatan juga yang mulai menyasar ke berbagai tempat, mencari aktivitas-aktivitas terkait," kata Komarudin kepada wartawan, Sabtu (14/1/2023).
"1x24 jam Jakarta tidak pernah tidur, artinya potensi-potensi ataupun peluang orang untuk melakukan kejahatan juga semakin terbuka lagi," sambungnya.
Komarudin juga mengungkap alasan sulitnya sebuah kasus tindak kejahatan yang sulit diungkap.
Adapun alasannya mulai dari keterlambatan laporan dari masyarakat hingga terbatasnya CCTV di beberapa wilayah.
"Keterlambatan laporan ini juga menjadi salah satu faktor kesulitan kita dalam mengungkap ini. Barang bukti yang sudah hilang, terus juga CCTV yang tidak bisa mengcover berhari-hari. Karena kan CCTV hanya satu hari. Ini yang banyak kita lihat di Jakarta ada keliatan CCTV-nya tapi ternyata tidak merekam, tidak me-record," ujarnya.
Birukan Jakarta Pusat di Malam Hari
Komarudin sendiri menyatakan patroli malam terus ditingkatkan terkhusus untuk pencegahan.
"Untuk Jakarta Pusat kita punya program blue light patrol. Jadi setiap malam itu kendaraan patroli wajib di luar, membirukan Jakarta Pusat," ucapnya.
"Jumlah patroli semuanya kita lipat gandakan, bahkan saat ini sampai tiga kali lipat, dari intensitas pada saat PPKM. PPKM itu kan sasarannya hanya aktivitas kegiatan yang kita batasi, sekarang karena aktivitas semuanya sudah terbuka maka semuanya diberikan santunan," lanjutnya.
Berdasarkan arahan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Komarudin berucap beberapa langkah diambil untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Pihak kepolisian mengedepankan tindakan perencanaan dan pencegahan. Adapun untuk penindakan hukumnya merupakan langkah akhir.
"Bobotnya itu 40 persen preemtif, 40 persen preventif, dan 20 persen penegakkan hukum. Jadi penegakkan hukum itu langkah paling akhir. Oleh karenanya peran serta masyarakat sangat memiliki andil yang cukup besar untuk kita bisa menjaga situasi Kamtibmas tetap kondusif," jelasnya.
Baca juga: Kapolri Ungkap Kejahatan Meningkat Jadi 276.507 Perkara pada 2022 Karena Pelonggaran Covid-19
Lebih lanjut, tak hanya memaksimalkan kinerja kepolisan, Komarudin juga mengajak masyarakat untuk turut andil demi terciptanya situasi Kamtibmas yang kondusif.
"Tentu juga dibutuhkan keterlibatan segala pihak agar kita bisa menciptakan situasi Jakarta tetap kondusif. Intinya mari kita sama-sama persempit ruang gerak para pelaku kejahatan," tukasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.