Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Lengkap Anggota Densus 88 Bunuh Sopir Taksi Online, Awalnya Habiskan Uang Kakak Rp 90 Juta

Terungkap kronologi lengkap kasus anggota Densus 88 bunuh sopir taksi online di Depok. Awalnya habiskan uang sang kakak Rp 90 juta.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Kronologi Lengkap Anggota Densus 88 Bunuh Sopir Taksi Online, Awalnya Habiskan Uang Kakak Rp 90 Juta
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Bripda Haris Sitanggang alias HS memeragakan detik-detik pembunuhan terhadap sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu dalam rekonstruksi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/2/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Densus 88 Antiteror Polri, Bripda Haris Sitanggang alias HS menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap sopir taksi bernama Sony Rizal Taihitu yang terjadi di Depok, Jawa Barat.

Rekonstruksi kasus pembunuhan tersebut digelar polisi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2023).

Dalam rekonstruksi tersebut terungkap sejumlah fakta baru.

Bripda HS awalnya menghabiskan uang milik kakaknya sebesar Rp 90 juta yang awalnya akan digunakan untuk membeli mobil Daihatsu Terios.

Kakak Bripda HS saat itu mentransfer uang Rp 90 juta secara bertahap pada 19 Januari 2023.

Tetapi uang tersebut, justru digunakan Bripda HS untuk bermain judi online.

Baca juga: Terungkap, Bripda HS Sempat Akting Jadi Korban Perampokan Usai Bunuh Sopir Taksi Online di Depok

Setelah uang kakaknya habis, pada 20 Januari 2023, Bripda HS menghubungi keluarganya dengan berbohong akan membawa mobil yang dibeli kakaknya ke Jambi.

Berita Rekomendasi

Dalam keadaan bingung, Bripda HS akhirnya memiliki niat melakukan pencurian mobil.

Bripda Haris Sitanggang alias HS memeragakan detik-detik dia membunuh sopir taksi online di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Bripda Haris Sitanggang alias HS memeragakan detik-detik dia membunuh sopir taksi online di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/2/2023). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Ketika itu, Bripda HS berencana menjual mobil hasil curiannya di Jambi dan mengembalikan uang milik kakaknya yang telah habis digunakan untuk bermain judi online.

"Tersangka berinisiatif melakukan pencurian mobil dengan target taksi online," kata penyidik dalam rekonstruksi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Dalam rangka menjalankan aksinya, Bripda HS pun berkeliling Jakarta selama beberapa hari mencari target.

Baca juga: Ini Tampang Bripda HS, Anggota Densus 88 yang Bunuh Sopir Taksi Online di Depok

Bripda HS kala itu keluar dari kantornya dengan mengendarai sepeda motor ke daerah Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Dia sempat mampir ke mesin ATM untuk mengambil uang.

Kemudian, korban kembali berjalan menuju sebuah toko tacticak untuk membeli sebilah pisau yang akan dia gunakan dalam aksi pencurian.

"Tersangka pergi ke terminal Kampung Rambutan untuk memarkirkan sepeda motornya, sedangkan barang-barang berupa pakaian di dalam tas dan barang pribadi lainnya tersangka bawa," ucapnya.

Baca juga: Begal Sopir Taksi, Oknum Anggota Densus 88 Bripda Haris Sitanggang Terancam 15 Tahun Penjara

Lalu, Bripda HS menaiki bus Transjakarta ke arah Blok M. Selama perjalanan, HS sambil memantau situasi jalanan untuk mencari mobil taksi online yang akan menjadi target aksi pencuriannya.

"Namun saat itu tersangka hanya berkeliling saja dari satu halte ke halte lainnya dan berakhir di Terminal Kampung Rambutan, karena saat itu tersangka belum berani melakukan pencurian," ucap penyidik.

Bripda HS, anggota Densus 88 Antiteror dihadirkan langsung dalam rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap sopir taksi online di Depok, Jawa Barat, Kamis (16/2/2023). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti).
Bripda HS, anggota Densus 88 Antiteror dihadirkan langsung dalam rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap sopir taksi online di Depok, Jawa Barat, Kamis (16/2/2023). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Selanjutnya, pada Sabtu 21 Januari 2023 sekira pukul 06.00 WIB, Bripda HS kembali ke Terminal Kampung Rambutan.

Di sana, keluarga menanyakan keberadaan tersangka karena dijanjikan akan pulang ke Jambi.

Bripda HS menjawab jika dirinya tidak jadi pulang ke Jambi karena mobil yang akan dia bawa itu bermasalah.

Selanjutnya, Bripda HS mencari target sasaran aksi pencuriannya.

Ia pun menghampiri taksi online yang mengetem di sana.

"Lalu naik seolah-olah hendak menggunakan jasa mereka, namun saat itu tersangka belum berani melakukan aksi pencurian. Hal tersebut terjadi sebanyak tiga kali," ucap penyidik.

Keesokan harinya pada Minggu 22 Januari 2023, Bripda Haris kembali berkeliling Jakarta menggunakan bus Transjakarta.

Sekitar pukul 03.00 WIB, tersangka turun di Halte Cawang UKI untuk mencari target pencurian.

Namun, hingga pukul 09.00 WIB, Bripda HS masih belum mendapati targetnya.

Saat itu, Bripda HS kembali dihubungi keluarganya. Ia lantas berdalih sudah berada di Pelabuhan dan akan menyeberang.

"Tersangka naik bus TransJakarta ke arah Harmoni namun sempat salah jurusan dan turun di halte untuk melanjutkan perjalanan ke Terminal Kampung Rambutan dan tiba pukul 15.00 WIB," ungkapnya.

Setibanya di sana, selanjutnya tersangka melakukan melakukan pemantauan di dalam dan luar terminal.

Bripda Haris Sitanggang alias HS, anggota Densus 88 Antiteror Polri yang membunuh sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu melakukan rekonstruksi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Bripda Haris Sitanggang alias HS, anggota Densus 88 Antiteror Polri yang membunuh sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu melakukan rekonstruksi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/2/2023). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Lalu, sekitar pukul 20.00 WIB, HS mandi dan makan di kantin terminal.

Lalu, sekitar pukul 22.00 WIB, Bripda HS kembali menaiki bus Transjakarta untuk mengarah ke Pluit, Jakarta Utara dengan transit di halte Cawang UKI.

Setibanya di Pluit, Bripda HS melanjutkan perjalanan ke Pinang Ranti.

Namun, sebelum sampai tujuan, Bripda Haris berganti bus Transjakarta untuk kembali ke Terminal Kampung Rambutan.

Lalu, pada Senin 23 Januari 2023 sekira pukul 02.00 WIB, Bripda HS dibangunkan petugas karena tertidur di halte Jembatan Besi.

30 menit berselang, tersangka kembali menaiki bus Transjakarta menuju Pinang Ranti dan turun di halte Semanggi.

Di sana, dia melihat ada tiga mobil taksi online yang terparkir yang satu di antaranya adalah mobil Toyota Avanza warna merah milik korban.

"Saat itu tersangka berpikir apabila mobil Avanza merah ini bisa tersangka ambil, kemudian mobil tersebut tersangka jual maka uang hasil penjualan tersebut bisa digunakan untuk mengganti uang abang tersangka," kata penyidik.

Kemudian Bripda HS pun berpura-pura seolah sebagai penumpang.

Saat korban dengan tersangka sampai di Perumahan Bukit Cengkeh, Depok, Jawa Barat, pelaku meminta berhenti dengan alibi hendak meminjam uang ke temannya karena dirinya tidak membawa uang tunai.

Tak lama, Bripda HS kembali ke mobil dan meminta diantarkan ke ATM karena berdalih tak mendapat pinjaman.

Setelahnya, mereka kembali ke perumahan tersebut.

"Adegan 24 A tersangka mengambil pisau yang tersangka bawa. Adegan 24 B kemudian tersangka mengatakan maaf pak sebenarnya saya tidak punya uang, kemudian pengemudi bertanya maksudnya gimana pak," kata penyidik.

Lalu, korban memutar badannya ke arah Bripda HS. Di situ, Bripda HS sudah menodongkan pisau yang dia beli tadi.

"Adegan 25 A korban membalikkan badannya mengarah ke tersangka. Adegan 25 B kemudian tersangka menodongkan pisau kepada korban sembari mengatakan saya anggota," ucapnya.

Di situ, korban kesal dan bertanya maksud tersangka menodong pisau sembari menjangkau wajah Bripda HS.

"Adegan 26 korban menanyakan 'maksudmu apa anjing nodong-nodong' sembari meraih wajah tersangka dan mengusap tangan," ungkapnya.

Saat itu, Bripda Haris langsung menghujani korban dengan pisau yang dia persiapkan.

"Adegan 27 saat itu tersangka menusukan pisau yang tersangka bawa ke arah korban, namun tersangka tidak tahu ke mana arah tusukan itu namun yang terkahir tersangka menusukan ke kepala," ucapnya.

Usai aksi penusukan tersebut, tersangka berupaya mengambil alih mobil yang digunakan korban.

Namun, upaya tersangka mencuri mobil itu tak berhasil karena korban masih berada pada posisi kursi pengemudi mobil dengan pintu dikunci.

"Adegan 28 tersangka ke luar dari pintu mobil bermaksud mengambil alih kemudi. Adegan 28 B setelah tersangka keluar mobil, tersangka mencoba membuka pintu sopir namun ternyata pengemudi telah melakukan sentral lock. Adegan 28 C tersangka mencoba membuka pintu satu per satu namun tidak berhasil," kata penyidik.

Tak berhasil merampas mobil korban, Bripda HS lantas kabur dari lokasi kejadian.

Setelah itu, dia mendengar adzan dari sebuah masjid dan langsung menghampiri masjid di sekitar Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"Tersangka mendengar suara adzan dari masjid, lalu tersangka mencari masjid tersebut, karena situasi masih ramai orang yang mau salat tersangka menunggu," kata penyidik saat rekonstruksi.

Setelah jamaah masjid selesai ibadah dan kondisi sudah sepi, Bripda HS langsung masuk ke dalam toilet masjid untuk membersihkan wajah dan jaket yang terkena darah.

"Tersangka melihat cermin di dalam toilet dan mendapati wajah tersangka terdapat cipratan darah korban. Jaket hoodie yang tersangka kenakan juga terdapat noda darah yang berasal dari korban dan jaket hoodie tersebut langsung tersangka cuci di dalam toilet masjid kemudian tersangka juga membersihkan darah yang ada di wajah," jelas penyidik.

Lalu, setelah itu Bripda HS langsung meninggalkan masjid dan kabur ke Terminal Kampung Rambutan.

Di Terminal Kampung Rambutan, Bripda HS sempat mengaku menjadi korban perampokan kepada seorang penjaga warung.

Pengakuan Bripda HS kepada penjaga warung itu hanyalah akal-akalannya agar dikasih uang yang ia akan pergunakan untuk ongkos melarikan diri ke rumah pamannya di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Tersangka masuk ke warung di dalam Terminal Kampung Rambutan lalu bercerita kepada ibu penjaga warung seolah-olah tersangka habis dirampok," tutur penyidik.

Karena merasa iba atas pengakuannya, akhirnya penjaga warung lalu menberi kaos dan uang sebesar Rp20 ribu.

Berbekal uang pemberian itu Bripda HS pun berangkat menggunakan angkot dan beberapa kali menumpang mobil pick up hingga sampai di rumah pamannya.

"Tiba di Puri Persada, Cibarusah paman tersangka menanyakan keberadaan motor. Tersangka menjawab motor ada di terminal Kampung Rambutan. Lalu paman tersangka meminta agar tersangka berbicara jujur, tersangka akhirnya bercerita habis merampok mobil dan orangnya ditusuk," jelas penyidik.

"Kemudian anggota Densus 88 Antiteror Polri menjemput tersangka dan membawa tersangka ke Polda Metro Jaya," imbuhnya.

Sebelum Bripda HS ditangkap, diketahui warga di sekitar Perumahan Bukit Nusantara, Cimanggis, Depok, Jawa Barat sempat digegerkan dengan adanya penemuan jasad seorang pria di sekitar mobil yang terparkir, Senin (23/1/2023) pagi.

Korban yang diketahui merupakan seorang sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu dipastikan merupakan korban pembunuhan.

Kini, Bripda HS harus mempertangungjawabkan perbuatannya.

Ia dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara. (Tribunnews.com/ Abdi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas