3 Balita Korban Kebakaran Depo Plumpang Masih dalam Kondisi Kritis Akibat Luka Bakar Berat
Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dr Theryoto mengungkap tiga balita tersebut mengalami luka bakar berat.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi tiga balita korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, sampai saat ini masih memprihatinkan.
Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dr Theryoto mengungkap tiga balita tersebut mengalami luka bakar berat.
"Kondisi luka bakar tiga balita ini memang agak serius," kata Theryoto kepada wartawan, Senin (6/3/2023).
Pihaknya memastikan pihak RSPP memberikan penanganan optimal kepada seluruh korban kebakaran termasuk balita.
Ia pun berharap ketiga balita tersebut bisa segera melewati masa kritis.
"Sampai hari ini kami sudah memberikan maksimal nanti kita harapkan seperti apa tentang penyakitnya, semoga daya tahan tubuhnya cukup kuat sehingga bisa melewati masa kritisnya," katanya.
Baca juga: Pulihkan Mental Korban, Polri Kerahkan Tim Trauma Healing ke Lokasi Kebakaran Depo Plumpang
Hingga saat ini sebanyak 24 korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang masih menjalani perawatan di RSPP.
Saat ini kami masih merawat 24 pasien. Dari 24 pasien itu terdiri dari laki-laki 15, perempuan 9. Kalau dari kategori umur ada tiga pasien kami yang balita, tiga pasien remaja, terus sisanya 18 pasien dewasa," kata Theryoto.
Theryoto mengungkapkan para korban mengalami luka bakar di atas 50 persen.
"Kalau dibilang luka berat, semua 24 orang yang dirawat di sini memiliki luka berat. Luka bakarnya di atas 50 persen semua. 50 sampai 95 persen," ungkap dia.
Sementara itu dari 24 korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, 14 di antaranya menggunakan alat bantu.
"Kondisi saat ini pasien yang masih dirawat perlu alat bantu ada 14 pasien, kemudian ada sekitar 10 tanpa alat bantu," ujar Theryoto.
Tim Inafis Polri masih mengidentifikasi dampak kerusakan yang ditimbulkan dari kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
Tim nafis dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Melalukan identifikasi dari Inafis kemudian melihat kerusakan yang ditimbulkan dari kejadian (kebakaran) tersebut," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Minggu (5/3/2023)
Dengan mengidentifikasi dampak kerusakan, jelas Trunoyudo, polisi dapat menyelidiki apakah ada unsur kelalaian dan kesengajaan dalam peristiwa kebakaran ini.
"Sehingga dalam proses penyelidikan ini bisa melihat apakah ada kelalaian, kesengajaan, apakah juga karena bencana alam," terang dia.
Pesawat nirawak atau drone juga dikerahkan dalam olah TKP kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
"Nanti drone ini akan naik mengambil foto satelit. Nanti akan langsung melihat apa yang menyebabkan, termasuk juga kemungkinan apa ini, termasuk proses penyelidikan secara scientific," ucap Trunoyudo.
Ia menjelaskan, drone yang dikerahkan juga akan memantau TKP kebakaran secara umum dan khusus.
"Tadi sudah saya sampaikan dari secara umum dan secara khusus ya. Kalau khusus kan dari titik api awal," ujar dia.
Tim Inafis Mabes Polri dan Polda Metro Jaya, serta Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) dilibatkan dalam olah TKP hari ini.
"Di TKP ini ada beberapa gabungan yang pertama dari Labfor, Inafis, puslabfor, Pusinafis. Inafis ada dua, dari Mabes, ada juga dari Polda Metro Jaya," kata Trunoyudo.
Trunoyudo menjelaskan, olah TKP digelar untuk menyelidiki sumber api dan memastikan penyebab kebakaran.
"Tujuan utamanya untuk mencoba melihat, mencari titik api sumber utama, sehingga bisa mengetahui apa penyebab (kebakaran)," ujar dia.
"Dan kemudian nantinya akan dibuat suatu sketsa tempat kejadian perkara (TKP)," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Masih Kritis, 3 Balita Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Alami Luka Bakar Berat