Kekayaan Pejabat Dishub DKI Dicurigai, Anak Istri Jadi Sasaran Netizen Karena Pamer Tas Bermerk
Istri dan anak dari Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Dinas Perhubungan DKI Massdes Arouffy jadi sasaran netizen karena Pamer barang bermerk.
Penulis: Theresia Felisiani
Jika terbukti melanggar, Syafrin menyerahkan sanksi ini berdasarkan hasil pemeriksaan. “Itu kami serahkan ke pemeriksaan nanti siang jam 2,” ujar Syafrin.
M Taufik Zoelkifli Curigai Kekayaan Pejabat Dishub DKI Jakarta yang Pamer Harta: Tas Istri Rp 1,5 M
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Fraksi PKS, M Taufik Zoelkifli menanggapi adanya flexing atau pamer harta kekayaan seorang pejabat Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.
Taufik menilai nominal harga barang yang dipamerkan di media sosial tidak masuk akal untuk seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Diketahui, pejabat dimaksud bernama Massdes Arouffy yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dishub DKI Jakarta.
"Enggak masuk akal ya. Seorang ASN yang laporan harta kekayaannya Rp 1,8 miliar, tetapi harga tas istrinya seharga Rp 1,5 miliar," ujar Taufik saat dikonfirmasi, Minggu (2/4/2023).
Taufik menegaskan bahwa Massdes harus menjelaskan kepada publik alasan dan dari mana sumber uang sehingga istrinya memiliki barang-barang mewah dengan harga yang tidak wajar.
"Apakah harta istrinya terpisah dari harta suami? Dan kemudian istrinya punya usaha atau dapat warisan yang gede banget gitu?" ucap Taufik mempertanyakan.
Taufik juga meminta Massdes untuk memiliki hak jawab untuk membersihkan nama baik pribadinya dan nama korps ASN di bawah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Apabila jawaban yang dilontarkan oleh Massdes tidak masuk akal, maka Taufik meminta harus ada sanksi dari atasannya.
"ASN ini kan adalah abdi negara yang digaji dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yaitu uang rakyat," kata Taufik.
Oleh karena itu, Taufik mengimbau agar para ASN harus hati-hati dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
"Tanggung jawabnya ASN itu sangat besar ya. Yaitu kepada rakyat dan kepada Tuhan Yang Maha Esa," pungkas Taufik.
Taufik mengatakan apabila ingin jadi orang kaya dan suka flexing, lebih baik jadi pengusaha saja (jangan jadi seorang ASN).
Namun kata Taufik, jadi seorang pengusaha sukses itu juga harus banting tulang dulu dan selalu menggunakan cara yang halal.
Kembali ke kasus Massdes, Taufik menegaskan bahwa harus diproses sesuai hukum yang berlaku, apabila memang ada dugaan korupsi atau gratifikasi.
"Belum tentu dicopot sih. Tergantung besarnya kesalahan. Mungkin dimutasi saja kalau kesalahannya dianggap ringan," imbuhnya. (tribun network/thf/Wartakota)