Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Porter Ini Curhat Pemasukan Tak Sebanding dengan Pemudik yang Membludak

Membludaknya masyarakat yang hendak mudik lebaran tidak berbanding lurus dengan banyaknya warga yang menggunakan jasa porter di stasiun kereta api.

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Porter Ini Curhat Pemasukan Tak Sebanding dengan Pemudik yang Membludak
Mario Christian Sumampow
Zainur Rohim, seorang porter di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (19/4/2023). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jutaan penduduk Indonesia diprediksi bakal mudik pada Lebaran 2023 ini.

Kereta Api menjadi moda transportasi yang paling diminati para pemudik.

Itu tercermin dari adanya lonjakan penumpang pada masa angkutan mudik Lebaran.

Membludaknya masyarakat yang hendak mudik lebaran tidak berbanding lurus dengan banyaknya warga yang menggunakan jasa porter di stasiun kereta api.

Porter di Stasiun Gambir, Zainur Rohim mengatakan pemasukannya sebagai juru angkut barang tak meningkat signifikan meski adanya lonjakan pengguna jasa kereta api di masa mudik Lebaran 2023 ini.

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Potensi Ekonomi Pada Mudik Angkutan Lebaran 2023 Capai Rp 240 Triliun

“Kalau untuk lebaran itu ya setiap tahunnya sama-sama aja ya. karena ini kan penunpangnya penumpang musiman, istilahnya satu tahun sekali dia.“

Berita Rekomendasi

“Kalau untuk jasa porternya itu enggak sama. Ibaratnya itu kan katanya kalau ramai otomatis angkatan buat porter katanya ramai, itu belum tentu,” kata Rohim saat ditemui Tribunnews.com di sela-sela kegiatannya di Stasiun Gambir, Rabu (19/4/2023).

Menurut pria berusia 41 tahun ini, kondisi pemudik yang merupakan pengguna jasa kereta musiman itu membuatnya tidak biasa menggunakan jasa porter.

Baca juga: Mulai Masuk Puncak Arus Mudik, 23.900 Penumpang Berangkat dari Stasiun Senen Hari Ini

Justru, kata dia, orang yang biasa menggunakan jasa porter adalah mereka yang kerap menggunakan kereta api untuk aktivitasnya.

“Orang-orangnya itu yang sudah biasa naik kereta itu sudah biasa pakai jasa porter. Kalau musiman kaya gini tuh malah jarang dia. malah dibawa sendiri kadang-kadang,” katanya.

Kendati demikian, ia tak menampik bahwa ada peningkatan penggunaan jasa porter.

Namun, itu tak sebanding dengan pemasukan yang dia terima.

“Ya lumayan ya ada. Cuma ya enggak imbang sama membludaknya penumpang sama jasa angkutannya itu ya kalau ditimbang itu ya beda lah itu,” ucap Rohim.

“Kalau angkatan sih banyak, cuman penumpang itu ga semuanya pakai porter,” lanjut dia.

Tidak adanya peningkatan itu, sambung Rohim, lantaran dalam pekerjaannya, porter tidak mematok tarif tertentu.

Namun biasanya, porter busa mengantongi Rp100 hingga Rp150 ribu per hari.

“Kalau untuk masalah omzet itu kita itu ga ada penentuan di sini. Omzet itu gak bisa ditarget. Jujur untuk hari ini saya dari pagi, ini kurang lebih ya 150 lah,” kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas