Gus Islah: Penembakan di Kantor MUI Bukan Teror Konvensional
Gus Islah Bahrawi menghimbau masyarakat Indonesia agar tetap menjaga keutuhan NKRI dan terus menyuarakan kontra narasi terhadap gerakan radikal
Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Gus Islah Bahrawi mengatakan, Indonesia akan menggelar perhelatan ASEAN Summit 2023 dengan mengusung tema Epicentrum of Growth di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang berlangsung pada tanggal 9 hingga 11 Mei 2023.
Menurut Gus Islah, gelaran ini juga merupakan satu perjuangan menuju Indonesia yang lebih baik dari sisi pertumbuhan, pembangunan dan ekonomi hingga memiliki generasi emas dimasa mendatang.
Untuk itu, Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tetap menjaga keutuhan NKRI dan terus menyuarakan kontra narasi terhadap gerakan-gerakan radikal yang berada di bawah tanah dan bergerak senyap membangun perlawanan terhadap negara atas nama ideologi tertentu.
"Dari Labuan Bajo, disini saya mau mengatakan bahwa sedang terjadi perhelatan ASEAN Summit 2023. Dari Labuan Bajo saat ini kita juga bisa merasakan bahwa perjuangan negara ini masih sangat panjang untuk menjadi negara yang jauh lebih baik di Asia Tenggara," ungkap Gus Islah, Senin (8/5/2023).
Baca juga: Berikrar Kembali ke NKRI, Narapidana Terorisme di Lapas Sumedang Terima Remisi Lebaran Satu Bulan
"Ada satu hal yang harus kita perhatikan bahwa ada kelompok-kelompok radikal atau kelompok ekstrem yang bergerak dibawah permukaan untuk menghancurkan keutuhan NKRI. Apalagi Indonesia saat ini merupakan negara dengan pertumbuhan paling baik di Asia Tenggara. Untuk itu kita jangan pernah lelah menyuarakan kontra narasi terhadap gerakan-gerakan radikal," katanya lagi.
Aksi koboi jalanan beberapa waktu lalu di kantor MUI Pusat memang sempat menghebohkan jagat maya. Apalagi, peristiwa penembakan yang terjadi pada pukul 11.24 WIB itu mengakibatkan dua orang mengalami luka pada bagian punggung dan tangan karena terkena pecahan kaca.
Menurut Gus Islah, peristiwa penembakan di kantor MUI bukanlah bentuk teror secara konvensional. Meski begitu, aksi tersebut tetap merupakan suatu pola gerakan yang bersifat radikal dimana kelompok-kelompok tersebut ingin menguasai Indonesia dan ingin merusak keutuhan NKRI.
"Soal kejadian tembakan di Jakarta, penembakan di MUI bukanlah bentuk teror secara konvensional mereka pelakunya satu orang ini hanya ingin menakut-nakuti orang yang menjadi target," jelas Gus Islah.
"Jadi pelakunya hanya punya niat untuk menakut-nakuti orang yang memang sudah menjadi targetnya. Si pelaku seperti hanya ingin menunaikan rasa sakit hatinya terhadap target yang sudah terdefinisikan dengan jelas karena MUI tidak mungkin mengakomodasi keinginan-keinginan pelaku yang mengaku sebagai nabi wakil nabi atau sebagainya," ujar Gus Islah.
Terakhir Putra asli Madura itu juga memastikan tidak akan pernah berhenti untuk terus menjaga keutuhan NKRI dari kelompok-kelompok radikal dan terorisme agar terciptanya suasana kondusif jelang memasuki tahun politik 2024 mendatang.
"Kita harus tetap bisa terus bergerak untuk masa depan Indonesia yang jauh lebih baik. Tahun depan sudah memasuki tahun politik. Mari kita amankan segala stabilitas politik kita, stabilitas keamanan kita dan menjaga pertumbuhan ekonomi kita agar terus menuju Indonesia yang memiliki generasi emas pada tahun mendatang," jelasnya.