Penyelenggara Pernikahan Anjing Mewah Minta Maaf, Tak Ada Niat Lecehkan Budaya Jawa
Pro dan kontra mewarnai pernikahan anjing yang disebut-sebut menghabiskan dana sebesar Rp 200.000.000.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Heboh pernikahan anjing mewah yang kental nuansa Jawa di PIK, Jakarta, berujung permintaan maaf dari pemilik dan penyelenggara.
Pro dan kontra mewarnai pernikahan anjing yang disebut-sebut menghabiskan dana sebesar Rp 200.000.000.
Pemilik sekaligus penyelenggaran Indira Ratnasari atau yang lebih dikenal dengan Nena Ghoib muncul dipublik dan meminta maaf.
Sebelumnya, pernikahan sepasang anjing Luna dan Jojo itu mendapat kecaman dari sejumlah pihak.
The Royal The Royal Wedding Jojo dan Luna disebut menghina dan tidak menghargai kebudayaan Jawa.
Baca juga: Pernikahan Anjing Menggunakan Adat Jawa Dikecam, Pembiwara Minta Pemrakarsa Acara Minta Maaf
Diketahui pernikahan anjing jenis Hulsky itu digelar memakai adat Jawa lengkap dengan pakaian, pagar ayu dan bagus, serta dekorasi khas pernikahan Jawa
Dalam klarifikasi yang dilihat di Tribunnews.com pada Kamis (20/7/2023), Nena menyesalkan dan memohon maaf kepada penggiat budaya Jawa.
Ia mengaku tak memiliki niatan apapun untuk melecehkan kebudayaan dalam gelaran pernikahan anjing di Jakarta Utara pada Jumat (14/7) lalu itu.
Berikut klarifikasi dan permohonan maaf Nena yang dikutip dari video di instagram brigitavirginiamakeup:
Perkenalkan saya Nena selaku penyelenggara acara dan mewakili seluruh pihak yang terlibat. Dengan ini kami menyatakan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi di masyarakat dengan terselenggaranya acara Jojo Luna Party.
Kami sangat menyesal dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada para penggiat budaya jawa dan seluruh masyarakat Indonesia yang kurang berkenan dan tersakiti dengan acara ini.
Sedikitpun tidak ada niatan sama sekali dari kami untuk melecehkan atau tidak menghargai budaya Indonesia, terutama budaya Jawa.
Kami sangat berterima kasih juga karena telah diingatkan kembali untuk lebih memahami budaya tersebut," katanya.
Kami berjanji untuk kedepannya tidak akan mengulangi lagi dan akan menjadi pembelajaran kami kedepankan, kami juga mohon maaf sebesar-besarnya keuskupan Agung Jakarta dan seluruh dan seluruh umat Katolik untuk berita pemberkatan hewan peliharaan yang disalahartikan oleh masyarakat sebenarnya yang terjadi hanyalah pet blessing/pemberkatan hewan yang seperti biasa dilakukan oleh gereja ditanggal 4 Oktober untuk memperingati St Fransiskus Asisi"
Terima kasih.
Salam hormat.
Reaksi keras atas kegiatan yang digelar crazy rich PIK datang dari Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi.
Ia menyebut, tradisi pernikahan terkhusus di daerah DIY dan tradisi Jawa secara umum telah dilindungi dan memiliki payung hukum dalam UU RI Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Perda Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Kebudayaan.
Karena itu Dian menilai tidak pantas pernikahan anjing harus dibalut dengan nuansa kental adat Jawa.
"Sehubungan dengan hal tersebut adalah sudah menjadi kewajiban Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan aksi pelestarian fisik dan nilainya, ketika terjadi penyimpangan yang berakibat pada terdegradasi dan terdistorsinya nilai dan marwah upacara daur hidup tersebut," kata Dian Lakshmi Pratiwi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.