Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pilu Istri Pelaku Narkoba yang Suaminya Tewas saat Diperiksa Polisi: Ditangkap Tapi Kok Mati?

DK diduga mendapat kekerasan saat anggota Ditresnarkoba Polda Metero Jaya tengah melaksanakan penyelidikan terkait jaringan narkoba.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pilu Istri Pelaku Narkoba yang Suaminya Tewas saat Diperiksa Polisi: Ditangkap Tapi Kok Mati?
nakedsecurity.sophos.com
Ilustrasi tewas. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi membeberkan terkait awal mula 7 anggota Polda Metro Jaya melakukan penganiayaan kepada tersangka narkoba hingga meninggal dunia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DK (38) pelaku narkoba yang ditangkap jajaran Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya meninggal dunia saat menjalani pemeriksaan.

DK diduga mendapat kekerasan saat anggota Ditresnarkoba Polda Metero Jaya tengah melaksanakan penyelidikan terkait jaringan narkoba.

Baca juga: Anggota Polri Aniaya Pelaku Narkoba hingga Tewas, Kompolnas: Harus Dijatuhi Sanksi Paling Berat

Kematian DK cukup membuat kaget pihak keluarga terutama istrinya.

Kuasa hukum korban, Ramzy Brata Sungkar mengatakan seperti yang disampaikan oleh Istri korban, jika usai ditangkap polisi, justru DK dikabarkan meninggal dunia.

Bahkan pihak keluarga baru diberi kabar ketika korban sudah di rumah sakit.

(Istri DK bilang) 'Suami saya ditangkap, tapi kok mati'

Oleh karena itu kata Ramzy, istri korban mencium bau kejanggalan terkait suaminya yang meninggal dunia itu.

Baca juga: IPW: 9 Anggota Polisi yang Aniaya Pelaku Narkoba hingga Tewas Harus Dipecat dari Polri

Berita Rekomendasi

"(Istri DK bilang) 'Suami saya ditangkap, tapi kok mati'," tutur Ramzy, kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (28/7/2023).

Ramzy kemudian berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya dan dapat informasi bahwa DK dianiaya hingga meninggal dunia oleh anggota polisi dari Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

Belum diketahui oleh Ramzy di mana korban ditemukan tewas dan terkait kronologinya.

"Karena saya bilang tadi bukan kita yang buka laporan, ini laporan tipe A," kata dia.

Baca juga: Rampok Nasabah Bank Rp 51 Juta, 4 Pria Ditembak Polisi karena Melawan saat Hendak Ditangkap

Penjelasan Polisi

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi membeberkan terkait awal mula 7 anggota Polda Metro Jaya melakukan penganiayaan kepada tersangka narkoba hingga meninggal dunia.

Kata Hengki, jika anggota Ditresnarkoba itu tengah melaksanakan penyelidikan terkait jaringan narkoba.

"Lalu melakukan kekerasan hingga meninggal dunia," kata Kombes Pol Hengki, Jumat (28/7/2023).

Disampaikan oleh Kombes Pol Hengki, jika Polda Metro Jaya sempat melakukan pemeriksaan terhadap delapan anggota, namun yang masuk tindakan pidana hanya tujuh orang.

"Jadi yang pidana hanya tujuh orang, satu dikembalikan lagi ke etik Propam, satu orang masih DPO," katanya.

Dari tujuh anggota Polda Metro Jaya yang sudah diperiksa itu, dikatakan oleh Hengki kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah dilakukan penahanan.

"Mereka sudah kita tetapkan sebagai tersangka dan sudah dilakukan penahanan," ujarnya.

Baca juga: 9 Polisi Penganiaya Terduga Pelaku Narkoba Hingga Tewas Terancam Dipecat

Meski sudah dilakukan penahanan dan penetapan tersangka, namun kata Hengki dirinya masih akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terkait para anggota tersebut, untuk mencari tahu apa hal yang mendasar para tersangka melakukan penganiayaan hingga korban meninggal dunia.

"Kita akan lakukan pemeriksaan lagi, karena apakah tim ini pada saat penangkapan berdasarkan surat perintah, akan kita teliti, dan mengapa melakukan kekerasan dan sebagainya, ini akan kita lakukan penyelidikan secara berkesinambungan,' ucapnya.

Atas perbuatannya, tujuh orang anggota Polda Metro Jaya dikenakan Pasal 355 KUHP tentang penganiayaan berat yang berencana juncto Pasal 170 subsider Pasal 351 ayat 3 tentang penganiayaan yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia.

IPW: Harus Dipecat dari Polri

Sembilan anggota Polda Metro Jaya yang melakukan penganiayaan ke terduga pelaku kasus narkoba berinisial DK (38) hingga tewas terancam mendapat sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) atau pemecatan.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mengatakan 9 anggota polisi yang melakukan penganiayaan memang semestinya dipecat dari polisi.

Sugeng bahkan menyebut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto juga harus memberhentikan Dirresnarkoba Polda Metro Jaya sebagai bentuk pertanggung jawaban yang bersangkutan selaku pimpinan.

"Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto harus tegas memecatnya dalam sidang etik yang akan dilaksanakan dan juga harus mencopot Dirnarkobanya, Kombes Hengky karena tidak melakukan pengawasan melekat terhadap anggotanya," kata Sugeng kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/7/2023).

Baca juga: IPW: 9 Anggota Polisi yang Aniaya Pelaku Narkoba hingga Tewas Harus Dipecat dari Polri

Pasalnya kata Sugeng, Kapolda Metro Jaya sejak awal telah memberi arahan atau perintah kepada jajaran resersenya perihal penanganan setiap kasus hukum harus mengedepankan profesionalisme dan keadilan.

"Padahal sudah sangat gamblang ketika awal menjabat, Kapolda Metro Jaya telah memberikan arahan atau perintah pada jajaran resersenya bahwa dalam menangani kasus kasus hukum harus mengedepankan sikap profesionalisme dan berkeadilan," kata dia.

Sebagai informasi, Kabid Propam Polda Metro Kombes Nursyah Putra  mengatakan sembilan anggota Polda Metro Jaya yang melakukan penganiayaan dikenakan Pasal 5, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 Perpol Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode Etik Polri, serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2023 tentang pemberian tidak dengan hormat terhadap seluruh pelanggar.

Nursyah menyebut saat ini pihaknya tengah melengkapi berkas pemeriksaan untuk nantinya dilakukan sidang kode etik profesi.

"Kemudian ini akan kami tingkatkan sidang kode etik dan kami berusaha sesegera mungkin untuk menyelesaikan permasalahan ini," ucap dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas