Anies Gagas Pengolahan Sampah DKI Jadi Energi Listrik Senilai Rp 577 M, Kandas di Tangan Heru Budi
Digadang-gadang Anies selesai pada dalam kurun waktu tiga tahun, pembangunan ITF Sunter belum kunjung dimulai sejak groundbreaking pada Desember 2018.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program pengolahan sampah di DKI Jakarta menjadi sumber energi listrik bernama megaproyek Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter kini kandas tak dilanjutkan lagi di era kepemimpian Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Proyek Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter sebelumnya sudah ground breaking di era kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan pada 2018 karena belum berjalan sejak dicanangkan tahun 2009 di era Gubernur Fauzi Bowo dengan nilai pembangunan Rp 1,3 triliun.
PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi tidak melanjutkan proyek ini dan memilih fokus mengembangkan sistem refuse derived fuel (RDF) untuk mengolah sampah warga ibu kota.
Dia beralasan anggaran yang dibutuhkan untuk proyek ITF Sunter terlalu besar bagi DKI Jakarta.
Pemprov DKI di masa kepemimpinan Anies sudah menganggarkan untuk proyek ini senilai Rp577 miliar. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menjadi badan usaha milik daerah (BUMD) ditunju Anies untuk menjalankan proyek ITF Sunter.
Heru Budi yang dikonfirmasi menyatakan proyek pengolahan sampah menjadi tenaga listrik ITF Sunter tak dilanjutkan lagi lantaran besarnya nilai investasi dan biaya operasional yang harus digelontorkan Pemprov DKI.
“Ya kami enggak sanggup ya (melanjutkan program ITF),” kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (27/6/2023).
Heru Budi Hartono menghentikan program ITF Sunter warisan Anies dan lebih memilih fokus mengembangkan sistem refuse derived fuel (RDF).
RDF merupakan pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif dari hasil pemilahan sampah yang dilakukan langsung di TPST Bantar Gebang, Bekasi.
“Investasi (ITF) itu bisa lebih dari Rp5 triliun, Pemda DKI bukan tidak mau, konsep itu bagus, ITF bagus dan RDF juga bagus. Tapi sekali lagi, Pemda DKI tidak mampu membayar tipping fee,” kata dia,
Heru Budi Hartono menghentikan program ITF Sunter warisan Anies dan lebih memilih fokus mengembangkan sistem refuse derived fuel (RDF).
Heru Budi menyatakan akan segera membahas alokasi Penyertaan Modal Daerah (PMD) untuk membangun ITF Sunter yang sudah terlanjur dianggarkan.
Penyertaan Modal Daerah yang sudah dialokasikan pada APBD DKI 2023 untuk PT Jakarta Propertindo (Jakpro) membangun ITF Sunter ialah sebesar Rp577 miliar.
Baca juga: ITF Belum Siap, Anies Perpanjang Kontrak Pembuangan Sampah di TPST Bantargebang Selama 5 Tahun
Anggaran ratusan miliaran itu nantinya akan dialokasikan untuk menjalankan proyek Pemprov DKI lainnya.
“Kan masih ada kebutuhan yang lain, kebutuhan jaminan sosial, kebutuhan membangun MRT, membangun infrastruktur LRT, hingga membayar cicilan MRT yang sudah jatuh tempo,” tuturnya.
Jakpro Klaim Belum Gunakan
Pihak Jakpro yang sebelumnya ditunjuk Anies menjalakan proyek ITF Sunter menyatakan belum memakai anggaran Rp 577 miliar tersebut alias belum terpakai meski sudah dialokasikan.
“Anggaran itu belum kami gunakan, belum sama sekali. Karena kan proses untuk menjalankan penyertaan modal daerah (PMD) ada prosesnya,” kata Direktur Utama PT Jakpro Iwan Takwin saat dikonfirmasi, Rabu (2/8/2023).
Iwan enggan berbicara lebih jauh perihal kelanjutan mega proyek ITF Sunter warisan Anies Baswedan. Ia hanya menyebut, Jakpro mendukung setiap kebijakan yang akan diambil Pemprov DKI Jakarta.
“Jakpro tidak membahas itu, karena kami pihak yang diberi penugasan. Semua kebijakan itu di pemerintah provinsi,” ujarnya.
“Anggaran itu belum kami gunakan, belum sama sekali. Karena kan proses untuk menjalankan penyertaan modal daerah (PMD) ada prosesnya,” ucap Iwan Takwin.
Baca juga: DKI Jakarta Disebut Darurat Sampah, ITF yang Tertunda Mendesak Direalisasikan
Mengutip Kompas.com, proyek ITF Sunter sebelumnya sudah dilelang, namun penentuan pemenang lelang tidak kunjung diputuskan sampai pergantian Gubernur dari Fauzi Bowo ke Joko Widodo alias Jokowi pada 2012.
Pada tahun 2012, di masa Gubernur Jokowi, Pemprov DKI Jakarta berencana melanjutkan proyek pembangunan ITF dan telah memiliki dua calon perusahaan pemenang lelang, yakni PT Phoenix Pembangunan Indonesia dan PT Wira Gulfindo Sarana.
Namun sampai tahun 2013, pemenang lelang masih belum ditentukan. Padahal, Jokowi pada saat itu sudah menerima dokumen tender proyek ITF dan akan mengumumkan pemenangnya.
Proyek ITF terhenti selama sekitar empat tahun, yaitu sepanjang 2012–2016.
Pada tahun 2015, saat Gubernur DKI dijabat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat mencurigai pihak-pihak yang 'bermain' dan membuat pembangunan ITF terus terhambat.
Saat itu Ahok akan mulai membangun ITF Sunter pada tahun 2016 dan menyatakan telah menganggarkan dana sekitar Rp 1,2 triliun. Rencana pembangunan ITF Sunter kembali dilanjutkan.
Pada akhir 2016, rencana pembangunan ITF Sunter baru kembali dilanjutkan yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan sebuah perusahaan asal Finlandia, Fortum di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Acara penandatangan nota kesepahaman antara Jakpro dan Forum turut disaksikan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta saat itu, Isnawa Adji.
Saat itu, Isnawa menjanjikan proyek pembangunan ITF tidak akan lagi terhenti. Karena, kata dia, kali ini pembangunan ITF Sunter masuk dalam program nasional yang melibatkan sejumah lembaga negara.
"Pak Presiden sudah keluarkan Perpresnya. Semua kementerian, seperti ESDM, Bappenas, dan lain-lainnya ikut mengawal project ini," kata Isnawa.
Dua tahun kemudian pada 20 Desember 2018, peletakan batu pertama atau groundbreaking ITF Sunter dilakukan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan.
Anies menginginkan pembangunan ITF Sunter dapat selesai dalam waktu tiga tahun setelah pembangunan dimulai.
"Menurut jadwal diperkirakan 3 tahun, tetapi saya berharap Jakpro dan Fortum bisa lebih cepat lagi, lebih cepat lebih baik ini selesai," kata Anies dalam groundbreaking ITF Sunter, Jakarta Utara, Kamis (20/12/2018).
Digadang-gadang Anies selesai pada dalam kurun waktu tiga tahun, pembangunan ITF Sunter belum kunjung dimulai sejak groundbreaking pada Desember 2018.
Pada Oktober 2021, rencana pembangunan ITF Sunter baru memasuki persiapan pra konstruksi. Saat itu Direktur Proyek ITF dan Plt Direktur Utama PT JSL Aditya Bakti mengatakan, Jakpro optimistis pembangunan ITF terus berlangsung mengingat pembangunan ITF merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN).
Namun optimisme Aditya tak terbukti. Pada 31 Januari 2023, PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) mengungkapkan konstruksi ITF Sunter ditargetkan bakal dibangun sebelum akhir November 2023.
"Kami harus melaksanakan konstruksi (ITF Sunter) sebelum akhir November (2023) karena ada target RUPTL nasional yang harus kami capai sebelum 2026," ujar Direktur PT JSL Nagwa Kamal di Gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
Laporan reporter Dionisius Arya Bima Suci | Sumber: Tribun Jakarta