Mantan Wamenlu Tertipu Penyewa Rumahnya, Mengaku Pengusaha Ternyata Anggota Komplotan
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengaku tertipu dengan penampilan orang yang menyewa rumahnya.
Editor: Hendra Gunawan
"Iya benar bertemu langsung. Normal kayak orang anak muda biasa, dia pinter milihnya yang kelihatan kredibel, orang yang rapi. Dia nggak kelihatan kayak preman. Ternyata dia front dari komplotan ini," ujar Dino Patti Djalal.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengaku tertipu dengan penampilan orang yang menyewa rumahnya.
Seperti diketahui, rumah Dino di kawasan Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan diduga digunakan sebagai markas sindikat penipuan online.
Dino menjelaskan pada saat menyewa, orang itu mengaku sebagai pengusaha asal Lampung.
Baca juga: Rumah Mantan Wamenlu Diduga Dijadikan Sarang Penipuan Online Oleh Penyewa
Dari penampilannya yang rapi dan sopan, mantan wakil menteri zaman Presiden SBY ini mengaku percaya saja.
Saat ditanya mengenai bisnis yang dikerjakan, penyewa tersebut mengaku memiliki bisnis keluarga.
"Dia (penyewa) bilang dia dari Lampung, dari luar kota. Terus dia ada bisnis keluarga, dia bilang dia pengusaha," kata Dino saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).
Dino mengaku bertemu langsung dengan penyewa rumahnya.
Ia pun merasa tertipu dengan penampilan penyewa rumahnya yang dinilai kredibel sebagai pengusaha muda.
"Iya benar bertemu langsung. Normal kayak orang anak muda biasa, dia pinter milihnya yang kelihatan kredibel, orang yang rapi. Dia nggak kelihatan kayak preman. Ternyata dia front dari komplotan ini," ujar Dino Patti Djalal.
Dino menduga sindikat penipuan online di rumahnya merupakan warga negara asing (WNA).
Dugaan itu berdasarkan temuan sejumlah item berbahasa Mandarin di rumah Dino.
Baca juga: Polisi Temukan Banyak Kejanggalan di Rumah Dino Patti Djalal yang Ditinggal Kabur Penyewa
"Komplotan ini menurut saya kemungkinan besar orang asing, orang berbahasa Mandarin. Terlihat dari berbagai item yang ada di rumah, minuman obat berbahasa Mandarin," ungkap dia.
Lewat akun Instagram pribadinya @dinopattidjalal, Dino mengunggah sejumlah foto yang menunjukkan kondisi rumahnya.
Dalam beberapa foto terlihat dinding rumah dan jendela yang ditempeli busa peredam berwarna kuning.
Foto lainnya menampilkan tumpukan kasur yang berada di bawah tangga.
Tak terurus
Pantauan Tribun Network di lokasi pada Selasa (29/8/2023), rumah tersebut tampak sangat tertutup dan tak terurus.
Pada bagian pekarangan rumah tampak terbengkalai. Hal itu bisa dilihat dari tumpukan daun-daun kering berserakan dan tidak dibersihkan.
Tribun Network pun menyusuri ke dalam rumah. Terlihat, semua jendela dan dinding rumah ditutupi oleh 3 lapis penutup.
Lapisan pertama ditutup menggunakan triplek. Pada lapisan kedua ditutup dengan busa kedap suara berwarna kuning dan lapisan ketiga ditutup penutup warna abu-abu.
Penutup di jendela itu diduga dipasang agar kedap suara. Sehingga, operasi online scammer tak terdengar dari luar rumah.
Di dalam rumah juga terdapat puluhan kasur jenis single bed yang ditumpuk di ruang garasi. Sementara, sebagian lainnya menyebar di setiap kamar rumah tersebut.
Rumah berlantai 3 itu memiliki 7 kamar. Di mana, setiap kamar memiliki jendela yang ditutup rapat oleh busa kedap suara.
Terlihat juga puluhan bilik kecil berbentuk box yang dibalut busa kedap suara. Diduga, bilik itu digunakan untuk menelpon target penipuan.
Dalam kamar tersebut juga ditemukan sejumlah obat-obatan yang menggunakan bahasa mandarin.
Adapun, terdapat papan tulis putih besar di bagian ruangan diduga untuk melakukan koordinasi target kerja dan penipuan.
Di bagian ruang dapur, terdapat banyak sisa makanan instan, bumbu masak, hingga kardus buah yang menggunakan bahasa mandarin. Disekitarnya juga terdapat sampah minuman dan makanan yang bercecer berserakan.
Berdasarkan pengamatan, tidak ada CCTV yang terpasang di rumah tersebut.
Kirun, salah satu petugas yang bekerja untuk keluarga Dino Patti Djalal mengungkapkan kronologi rumah itu diduga dijadikan markas Scam.
Mulanya, dia mengaku mendapat tugas untuk mengecek kediaman Dino Patti Djalal setiap bulannya. Sebab, Kirun mendapat tugas untuk membayar tagihan listrik rumah tersebut.
Pada bulan ketiga penyewa tinggal, Kirun mengaku mengecek kondisi rumah dan melihat dalam keadaan lampu menyala. Padahal, saat itu sedang siang hari.
Kondisi lampu menyala itu pun berlangsung berhari-hari. Khawatir terjadi konsleting dan biaya membengkak, dia berinisiatif masuk ke halaman rumah untuk melihat.
Dia pun mengaku kaget melihat kondisi rumah di bagian halaman depan yang tak terurus dan daun-daun kering yang berserakan. Kemudian, dia berinisiatif mengajak warga sekitat untuk menjadi saksi dan melihat kondisi dalam rumah.
"Pas bulan ketiga, kok lampu nyala terus, karena takut ada konsleting dan dicek ke dalam. Kondisi rumah sudah berantakan dan tidak terurus," kata Kirun saat berbincang dengan Tribun Network di lokasi.
"Berantakan tidak jelas kondisi rumah," ungkapnya.
Kirun juga menceritakan hal lain soal rumah Dino Patti Djalal yang diduga dijadikan markas online scammer. Di mana, sebelumnya petugas kebersihan setempat mengambil sampah dari rumah itu.
Petugas kebersihan itu pun bercerita kepada Kirun bahwa sempat diikuti orang tak dikenal usai mengambil sampah dari rumah itu. Ketika tiba di pembuangan akhir di kawasan Pasar Warung Buncit, orang tidak dikenal itu mengambil sampah yang dibawa oleh petugas kebersihan tersebut.
Saat itu, orang yang tidak dikenal tersebut mengaku dari Kepolisian dan mengecek isi sampah.
"Cerita tukang sampah, dia pernah diikuti orang ngaku polisi. Orang itu pun membongkar sampah yang diambil dari di rumah ini," ucap Kirun.
Sementara, Mugiono warga sekitar rumah Dino Patti Djalal mengaku tak tahu persis kegiatan yang dilakukan oleh penghuni rumah itu.
Pasalnya, setiap malam sekira pulul 23.00 WIB, dirinya kerap melintas rumah tersebut. Namun, kondisinya gelap seperti tak berpenghuni.
"Sering keluar malam untuk kumpul di depan Jalan Kemang, jam 11an malam (rumah) tuh gelap sekali, teryata ada penghuninya," ungkapnya.
Sebelumnya, rumah mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal di kawasan Kemang, Jakarta Selatan diduga dijadikan markas pelaku penipuan online scam.
Hal tersebut diunggah oleh Dino melalui akun Instagram pribadinya @dinopattidjalal yang mengatakan jika rumahnya disewa oleh para pelaku penipuan.
Busa peredam tebal di dinding rumah Dino Patti Djalal di Kemang, Jakarta Selatan. (Instagram @dinopattidjalal)
"Keluarga kami mengalami kejadian buruk. Salah satu rumah keluarga yang disewakan ternyata dijadikan tempat operasi sindikat penipuan online," tulis Dino dalam akun media sosialnya seperti dikutip, Senin.
30 Kasur
Terkait itu, Kapolsek Mampang Prapatan Kompol David Y Kanitero menyebut pihaknya telah menerima laporan tersebut.
Namun, awalnya laporan yang diterima yakni soal adanya kasus pencurian di rumah tersebut.
"Bahwa rumah milik Bapak Dino Patti Djalal tidak ditemukan kerugian atau barang-barang yang diambil atau dicuri," ucap David.
David mengatakan pihaknya sudah mengecek rumah Dino. Dari hasil pengecekan, didapati puluhan kasur serta fentilasi udara juga sudah tertutup peredam.
"Bapak Dino Pati Djalal selanjutnya bersama-sama piket fungsi dan pawas masuk ke dalam rumah tersebut, dan di dalam di temukan kasur kurang lebih 30 buah dan meja yang sudah di buat bilik kurang lebih 20 buah, dan kondisi rumah semua jendela serta fentilasi udara sudah di pasang peredam," ujarnya.
David belum bisa memastikan apakah rumah tersebut memang dijadikan tempat basecamp online scam atau bukan. Saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus yang ada.
"Dari pihak Polsek atau dari kepolisian tidak bisa memastikan bahwa itu adalah penipuan online. Dari awal kami sampaikan tuh, kita nggak bisa membuktikan bahwa itu penipuan online. Sudah kosong tempatnya, hanya tersisa barang barang," jelasnya.
Hanya saja, lanjut David, penyewa melakukan pemalsuan KTP saat menyewa rumah milik Dino Patti Djalal. Dari hasil pengecekan, KTP yang diserahkan tidak teregistrasi.
"Hanya saja dugaan untuk pemalsuan KTP ada. Karena saat KTP itu diserahkan ke kita, dugaan pemalsuan itu ada. Dugaannya itu sementara. Kalau pencurian nggak, kalau penipuan online juga nggak, belum ada buktinya. Yang mendekati pemalsuan KTP karena tidak teregistrasi," pungkasnya. (Tribun Jakarta/Tribunnews.com)