Cerita Pemindahan Makam Guru Ngaji Leuwisadeng Bogor di Lahan PLN, Jasad Tetap Utuh dan Wangi
Dari ratusan makan yang dipindah ini, ada tujuh makam yang saat dilakukan pemindahan, jasadnya masih utuh dan wangi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan makam warga yang sebagian berada di tanah wakaf desa di Desa Kalong I dan Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, harus dipindahkan ke tempat lain mulai Selasa (5/9/2023) kemarin karena tergusur oleh proyek PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Total ada 211 makam yang harus dipindah warga. Dari ratusan makan yang dipindah ini, ada tujuh makam yang saat dilakukan pemindahan, jasadnya masih utuh dan wangi.
Jasad yang dimakamkan di pemakaman tersebut bukan jenazah baru karena sudah berusia lebih dari 20 tahun.
Jasad yang masih utuh saat dipindahkan tersebut adalah jenazah Sanijan, Suarma, Nurjanah, Sama, Mariam, Tarmudi, dan Supendi.
Ketujuh jasad yang masih utuh tersebut lima diantaranya berasal dari satu keluarga dengan dirinya.
Kelima jasad tersebut terdiri dari kakeknya yang bernama Sanijan, kemidian ayahnya bernama Suarma, kakaknya bernama Nurjanah, dan adik dari ayahnya yakni Mariam dan Sama.
Sedangkan dua jasad yang masih utuh lainnya ialah Supendi dan Tarmudi.
Dari tujuh jasad tersebut, dua jasad diantaranya menebarkan aroma wangi seperti bunga ketika dibongkar.
"Yang wangi itu jasad bapak saya, Suarma, sama kakak saya Nurjanah, wanginya kayak melati gitu," ujar Satria, Ketua RT 07 Desa Kalong I, kepada wartawan, Selasa (5/9/2023).
Dia mengaku tak mengetahui penyebab jasad keluarganya masih utuh dan wangi ketika dibongkar.
Dia juga mengaku tidak mengetahui amalan apa yang dimiliki oleh keluarga besarnya sehingga meskipun sudah dimakamkan sejak lama namun masih dalam kondisi utuh dan wangi.
Namun yang pasti, kata dia, dalam kesehariannya ia mengenal ayah dan kakaknya adalah sosok yang baik.
Baca juga: Protes Jalan Rusak, Warga di Asahan Bangun Makam di Tengah Jalan, 17 Tahun Tak Tersentuh Pemerintah
"Bapak saya bekerja sebagai pandai besi. Nah untuk keseharian itu menurut saya anak dari bapak baik, engga tahu kalau menurut pandangan orang, untuk ibadah itu ke kewajiban jadi bapak sering ibadah dan bersosialisasi dengan baik," ungkapnya.
Dia mengungkapkan, salah satu jasad yang masih utuh ketika dibongkar adalah guru ngaji di kampung tersebut.