Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puskepi Harap Publik Tak Salah Serap Data Kerugian Finansial Rp14,2 T Imbas Polusi Udara DKI

Puskepi meminta publik tidak salah menyerap informasi data risiko kerugian finansial dan kesehatan yang dipaparkan oleh organisasi tidak kredibel.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Puskepi Harap Publik Tak Salah Serap Data Kerugian Finansial Rp14,2 T Imbas Polusi Udara DKI
Warta Kota/YULIANTO
Suasana gedung-gedung bertingkat dan perumahan warga dengan kabut polusi udara di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (15/9/2023). Terkait masalah ini, Puskepi meminta publik tidak salah menyerap informasi data risiko kerugian finansial dan kesehatan yang dipaparkan oleh organisasi tidak kredibel. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria meminta publik tidak salah menyerap informasi data risiko kerugian finansial dan kesehatan yang dipaparkan oleh organisasi tidak kredibel.

Hal ini ia sampaikan lantaran belakangan beredar data risiko kerugian finansial Rp14,2 triliun akibat buruknya kualitas udara. Data tersebut dikeluarkan oleh Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA). Menurut Sofyano, data ini hanya berdasarkan asumsi.

“Sekarang lagi banyak informasi beredar tentang data risiko kerugian finansial sebesar Rp14,2 triliun dan ancaman kesehatan, bahkan risiko kematian kepada 1.470 orang akibat buruknya kualitas udara. Data itu tidak benar, dan itu hanya asumsi,” kata Sofyano kepada wartawan, Senin (18/9/2023).

Sofyano mengatakan data yang dikeluarkan tersebut tidak jelas soal metode dan alat ukurnya. Sehingga cenderung tidak valid.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu khawatir soal angka dan risiko kesehatan yang di-publish oleh CREA.

Baca juga: PLTU Suralaya Dituding Biang Kerok Polusi Udara, Ini Jawaban Menteri ESDM

“Itu hanya asumsi yang dibesar-besarkan. Mungkin mereka juga tidak bisa membuktikannya,” tegasnya.

Lebih lanjut, menurut Sofyano, polusi udara di Jakarta terjadi karena cuaca akibat El Nino. Hal ini imbas asap kendaraan terjebak panas sehingga sulit terurai. Permasalahan ini kata dia, bisa selesai jika hujan turun mengguyur.

“Asap kendaraan terjebak panas sehingga susah terurai. Nanti juga selesai kalau turun hujan,” kata Sofyano.

Baca juga: BRIN: Polusi Udara Berpotensi Menghambat Visi Indonesia Emas 2045

BERITA REKOMENDASI

Ahli di bidang kebijakan energi ini menyebut hal tersebut terbukti saat pemerintah melakukan rekayasa atau modifikasi cuaca beberapa hari belakangan.

“Kita sama-sama tahu, kalau langit Jakarta cerah karena polutan berhasil diurai oleh water mist hasil rekayasa cuaca,” ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas