Preman Bayaran Obrak-abrik Lapak Pedagang Pasar Kutabumi, Diduga Buntut Penolakan Revitalisasi
Kawanan preman yang diduga bayaran mendadak mengamuk dan menyerang ratusan pedagang pasar di Pasar Kutabumi, Tangerang, Banten, Minggu (24/9/2023).
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Kawanan preman yang diduga bayaran mendadak mengamuk dan menyerang ratusan pedagang pasar di Pasar Kutabumi, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (24/9/2023).
Para pedagang yang tak memiliki persiapan apa-apa menghadapi serangan tersebut lari kocar-kacir. Para premanan menganiaya pedagang mereka temui dan merusak lapak dagangan mereka.
Bahkan ada juga sekelompok preman yang menjarah dagangan. Saat kejadian suasana begitu ricuh.
Pedagang menduga, kawanan preman tersebut adalah orang-orang bayaran buntut dari konflik pedagang Pasar Kutabumi yang menolak rencana revitalisasi yang akan dijalankan oleh Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja (NKR) Kabupaten Tangerang.
Seorang pedagang aksesoris di Pasar Kutabumi bernama Edward menjelaskan, ratusan orang anggota ormas itu datang secara tiba-tiba dan langsung menyerang para pedagang.
"Ratusan anggota ormas itu tiba-tiba datang menggeruduk Pasar KutaBumi ini sambil membawa kayu, palu godam, dan besi," ujar Edward.
Akibat aksi penyerangan tersebut, kata Edwar ratusan pedagang mengalami luka-luka.
Selain menganiaya para pedagang, ratusan orang itu juga merusak los atau kios para pedagang. Mereka juga menjarah barang dagangan dan mengambil uang para pedagang.
Kericuhan pun tak dapat terhindarkan antara para pedagang dengan ratusan orang yang tidak dikenal tersebut.
"Saya langsung dipukul bagian kepala, punggung dan lengan hingga luka-luka di sekujur tubuh," kata dia.
Baca juga: Komplotan Preman Pemeras Tamu Hotel dan Hiburan Malam di Tangerang Dibekuk Polisi
"Korban luka-luka ada lebih dari 10 orang pedagang dan ada ratusan kios yang dirusak sama ratusan anggota ormas itu," imbuhnya.
Menurutnya, ormas yang menyerang Pasar Kuta Bumi tersebut merupakan orang suruhan dari pihak Perusahaan Daaerah Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang.
"Para anggota ormas itu mengatakan dari Perumda Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang," ungkap Edward.
Baca juga: Rocky Gerung soal Moeldoko Mau Pasang Badan Bela Jokowi, Disebut seperti Preman
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 450 pedagang Pasar Kutabumi melakukan aksi unjuk rasa penolakan revitalisasi yang diusulkan oleh Perumda Niaga Kerta Raharja.
Sebab, usulan revitalisasi Pasar Kutabumi oleh Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja tersebut dinilai menyulitkan para pedagang.
Pasalnya, mayoritas pedagang di Pasar Kutabumi saat ini telah memiliki lapak untuk berjualan masing-masing.
Sementara apabila revitalisasi dilaksanakan, maka para pedagang tidak akan bisa berjualan lagi di sana. Apalagi Pasar Kutabumi akan dibongkar dan dibangun ulang menjadi tiga tingkat.
Selama proses revitalisasi berlangsung, para pedagang hanya akan diungsikan ke tempat penampungan sementara dengan menyewa lapak untuk sementara waktu.
Nantinya apabila revitalisasi pasar telah rampung, para pedagang akan ditata ulang dengan kembali. Mereka dipastikan akan mengeluarkan uang lebih untuk dapat memiliki lapak di tempat yang baru.
Para pedagang diminta membayar Rp 300 juta untuk bisa memiliki lapak berjualan apabila nantinya selesai direvitalisasi.
Untuk dapat memiliki kios di gedung baru, para pedagang harus membeli seharga Rp 300 juta dengan uang muka (down paymen) sebesar Rp 60 juta.
Lalu pedagang harus mengangsur iuran sebesar Rp 150 ribu selama 20 tahun.
Laporan reporter Gilbert Sem Sandro | Sumber: Warta Kota