Saat Sekarat usai Ditusuk, Anak Perwira TNI AU yang Tewas Sempat Hirup Asap Api yang Membakarnya
Anak perwira TNI AU yang ditemukan tewas di pos di Lanud Halim Perdanakusuma, sempat hirup asap api yang membakar tubuhnya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
![Saat Sekarat usai Ditusuk, Anak Perwira TNI AU yang Tewas Sempat Hirup Asap Api yang Membakarnya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/fakta-anak-perwira-tni-tewas-di-lanud-halim.jpg)
"Karena ini masih keluarga, jadi memungkinkan dia (korban) untuk lewat situ," ungkap Komandan Satuan Militer Lanud Halim Perdanakusuma, Letkol Pom I Made Oka Darmayasa, Selasa.
Selain putra pamen TNI AU, CHR juga bersekolah di SMA yang masih berada di wilayah Lanud Halim Perdanakusuma.
Senada dengan pernyataan Kombes Leonardo Simarmata, Made juga mengungkapkan pihaknya saat ini masih mendalami kasus tewasnya CHR.
"Sampai dengan saat ini kami dari Satpom Lanud Halim Perdanakusuma dibantu oleh Polres Metro Jakarta Timur untuk mengungkap dan mendalami permasalahan ini," tandas Made.
Baca juga: Sosok Anak Perwira TNI AU yang Tewas Terbakar di Lanud Halim, Diduga Berkebutuhan Khusus
Puslabfor Telusuri Asal Api
![Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Leonardus Simarmata dan Dansatpom Lanud Halim Perdanakusuma, Letkol Made Oka Dharmayasa saat konferensi pers di Polres Jakarta Timur, Selasa (26/9/2023).](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/leo-saat-konpers-di-jaktim.jpg)
Puslabfor Mabes Polri saat ini sedang menyelidiki asal api yang membakar CHR.
Pasalnya, sejak CHR ditemukan pada Minggu malam, belum diketahui penyebab korban terbakar.
Terlebih, tidak ditemukan adanya benda pematik api di sekitar jasad korban atau TKP.
Polisi hanya menemukan sebilah pisau, sandal, baju, dan celana bekas terbakar.
Serta, map bekas terbakar, tiga kantong serpihan atau abu, juga satu buah tutup botol.
"Puslabfor masih bekerja. Hari ini mereka baru turun (melakukan penyelidikan), jadi saya minta bersabar karena ini harus dijelaskan secara scientific," terang Leonardus, Selasa.
Leonardus melanjutkan, untuk penyelidikan tersebut, pihaknya akan menggunakan metode scientific crime investigation.
Karena itu, Leonardus mengaku pihaknya butuh waktu, tak bisa secara cepat.
"Untuk mengungkap kami juga butuh scientific crime investigation. Tidak bisa kami secara cepat, kami butuh waktu juga," jelas dia.
Leonardus menuturkan hingga kini pihaknya sudah memeriksa delapan orang saksi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.