Polisi Sebut Siswa Binus School Serpong yang Jadi Korban Bullying Sudah Keluar dari Rumah Sakit
Polisi menduga pelaku perundungan lebih dari satu orang. Sementara korban mengalami luka memar hingga luka bakar akibat aksi ini.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Polisi mengungkap kondisi korban bullying sebagai syarat masuk geng sekolah di Binus School Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).
Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino Cahyadi mengatakan saat ini korban diketahui sudah keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan.
Baca juga: Kesaksian Pemilik Warung TKP Bullying yang Libatkan Anak Vincent Rompies: Kaget Ada Berita Ini
"Saat ini menurut informasi yang diterima, sudah keluar rumah sakit kondisi rawat jalan," kata Alvino saat dihubungi, Selasa (20/2/2024).
Saat ini, kata Alvino, pihaknya masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi atas kasus tersebut.
Polisi menduga pelaku perundungan lebih dari satu orang. Sementara korban mengalami luka memar hingga luka bakar akibat aksi ini.
Baca juga: KPAI Dalami Kasus Bullying di Binus School Serpong Bersama Polisi dan Kementerian PPPA
Di sisi lain, polisi akan melakukan gelar perkara untuk menentukan status kasus perundungan atau bullying pada Selasa (20/2/2024) hari ini.
Lewat gelar perkara itu, nantinya polisi akan menentukan apakah ada unsur pidana dan layak untuk ditingkatkan statusnya ke penyidikan.
Viral Kasus Bullying
Sebelumnya, sebuah unggahan viral di media sosial yang memperlihatkan seorang siswa SMA di kawasan Serpong, Tangerang Selatan tengah berbaring di kasur sebuah rumah sakit.
Dari unggahan yang dilihat di akun X bernama @BosPurwa disebutkan jika siswa itu merupakan korban perundungan hingga penganiayaan oleh para seniornya.
Adapun proses perundungan dan penganiayaan ini disebut sebagai syarat masuk ke dalam geng yang cukup terkenal di salah satu sekolah swasta tersebut.
Dari keterangan unggahan tersebut disebutkan para siswa yang ingin masuk ke geng itu harus melakukan hal yang diperintah seniornya seperti membelikan makanan dan lain-lain.
Parahnya, kekerasan fisik diduga juga terjadi yang saat itu, korban disebut diikat di tiang hingga dipukuli menggunakan balok kayu.
Bukan melerai, siswa senior yang lain malah menjadikan aksi kekerasan itu sebagai bahan tertawaan hingga direkam.