Keluarga yang Lompat dari Apartemen Sempat Tinggal di Solo, Tak Bekerja dan 2 Anaknya Putus Sekolah
Satu keluarga yang tewas setelah melompat dari apartemen di Penjaringan ternyata sempat tinggal di Kota Solo, dua anaknya sudah putus sekolah.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
Di sisi lain, pihak kepolisian mengalami kesulitan dalam mengungkap kasus satu keluarga melompat dari atap apartemen di Penjaringan pada Sabtu (9/3/2024) lalu.
Menurut Gidion, tidak ada jejak digital yang ditinggalkan oleh keempat korban.
Polisi juga tidak menemukan jejak apapun dari beberapa tempat dan dari penelusuran barang bukti di lapangan.
Bahkan, dari ponsel keempat korban didapati hasil yang nihil karena seluruhnya rusak.
Demikian juga dari dalam tas mereka, tidak ditemukan barang bukti yang signifikan.
"Kasus yang biasa kita tangani itu selalu meninggalkan jejak, ada pesankah, ada komunikasi terakhirkah, ada jejak digital kah."
"Tapi pada kasus ini tidak, tas yang dibawa tidak didapati apapun," terang Gidion di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin.
Polisi juga tak menemukan barang bukti apapun dari hotel tempat para korban menginap sebelum tewas.
Sesaat sebelum kejadian, satu keluarga itu diketahui datang ke apartemen menggunakan taksi online.
Baca juga: Motif Keluarga Lompat dari Apartemen Belum Diketahui, Ada Fakta Baru Terungkap
Komunikasi mereka dengan pengemudi taksi pun berlangsung seperti sewajarnya.
"Kita tracking mulai dari dia nginap di hotel, di dalam mobil itu kan dia pakai Grab, bahkan komunikasi terakhir dengan Grab juga sangat natural," jelasnya.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan mengakhiri hidup.