Kisah Ivan Penjual Parfum Saat Aksi 164: Sempat Kuliah Jurusan Tata Boga, Bisa Kuliahkan Dua Anak
Bukan hanya kedua anaknya, Ivan juga mengatakan bahwa dirinya juga sempat mengenyam bangku kuliah meski hanya sebentar.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ivan (56) terihat sangat sibuk menawarkan berbagai macam jenis dagangan minyak wanginya kepada para peserta Aksi 164 Istighosah Kubro di kawasan Bundaran Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024) sore.
Mengenakan kemeja berkelir merah, Ivan terlihat cekatan menyodorkan botol minyak wangi yang ia jual kepada para peserta aksi.
Tak berselang lama datang lagi dua orang peserta aksi yang menghampiri lapak minyak wangi Ivan yang terletak di depan Gedung Indosat.
Ivan pun terlihat menjelaskan jenis-jenis minyak wangi yang ia jajakan kepada dua calon pembeli tersebut.
"Mau yang mana pak?," tanya Ivan kepada pembeli tersebut.
"Bacarat ada pak, berapaan?," saut pembeli kepada Ivan.
"Ada pak, cepe (Rp 100 ribu) aja, di Shoppe 175 coba dicek aja," ucap Ivan.
Setelah melakukan transaksi yang cukup alot, satu botol minyak wangi Ivan pun akhirnya berhasil terjual.
Akan tetapi saat itu Ivan menjual satu botol minyak wanginya dengan setengah harga dari harga yang ia patok sebelumnya.
Terkait hal itu, Ivan mengaku tak masalah menjual minyak wanginya dengan harga separuh.
"Kalau saya biasanya jual Rp 100 ribu, tapi ini 50 saja daripada pulang enggak bawa duit," ucap Ivan saat ditemui di lapak daganganya.
Meski menjajakan dagangan di tengah banyak orang, Ivan mengatakan hal itu tak menjamin bahwa daganganya itu akan banyak terjual.
Kendati demikian bapak tiga anak itu mengaku tetap bersykur atas apa yang ia lakukan pada hari ini. "Namanya nyoba ya, ya namanya usaha," kata Ivan sambil melempar senyum.
Akan tetapi siapa sangka dari hasil berjualan, Ivan ternyata mampu menyekolahkan ketiga anaknya.
Bahkan ia bisa menguliahkan dua anak laki-lakinya di perguruan tinggi negeri, yakni di Institut Pertanian Bogor(IPB) dan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
"Anak saya seumuran kamu yang pertama, dulu kuliahnya di PNJ sekarang kerja di DANA. Yang satu lagi di IPB semester 4 ambil Komunikasi Digital," ucap Ivan.
Bukan hanya kedua anaknya, Ivan juga mengatakan bahwa dirinya juga sempat mengenyam bangku kuliah meski hanya sebentar.
Dirinya menuturkan bahwa sempat kuliah di salah satu kampus di daerah Tebet dengan jurusan Tata Boga. Selain itu Ivan juga menceritakan bahwa sebelum memutuskan berdagang, ia juga sempat bekerja sebagai marketing di sebuah showroom mobil.
"Marketing mobil. Sekarang namanya Asco ya, kalau dulu namanya Adira Mobil," tutur pria paruh baya itu.
Namun sayang, karena faktor krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 lalu, Ivan harus di PHK dari pekerjaannya itu.
Padahal saat itu dirinya telah bekerja di showroom mobil itu sejak tahun 1995 atau selama tiga tahun.
Setelah tak bekerja sebagai marketing, alhasil Ivan harus memutar otak mencari pekerjaan lain agar bisa tetap biayai kehidupan anak dan istrinya.
Sejak saat itu Ivan pun memilih untuk berdagang dan telah menekuni usaha minyak wangi ini sejak 4 tahun lalu.
Adapun alasan Ivan memilih untuk berdagang lantaran ia berpendapat ingin memiliki penghasilan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
"Dagang apa saja lah daripara kerja sama orang. Artinya gitu istilahnya jadi bos untuk diri sendiri aja," tukas dia.
Meskipun salah satu anaknya telah memiliki pekerjaan yang terbilang cukup, Ivan mengaku tak ingin merepotkan anaknya itu.
Terlebih anak sulungnya yang berusia 29 tahun itu kini telah menikah dan istrinya tengah mengandung cucu pertamanya.
"Artinya dia punya kehidupan sendiri. Ya kan yang diharapin dari orang tua memang begitu, bisa melihat anaknya berhasil daripada orang tuanya," ujar Ivan.
Sementara itu untuk target usaha minyak wangi yang saat ini ia rintis, Ivan mengaku tak memiliki tujuan yang muluk.
Ia mengaku hanya menginginkan agar bisa konsisten berjualan khususnya melalui sistem online dan memiliki kios sendiri.
"Enggak usah muluk-muluk, online jalan sambil buka toko. Dan yang penting anak bisa selesai kuliah, karena tinggal dua lagi lah. Satu tinggal sebentar lagi jadi enggak terlalu ngotot kasarnya, tapi yang kecil yang masih jauh," ujarnya.