Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Detik-detik Taruna STIP Jakarta yang Tewas Dianiaya Terekam CCTV, Terlihat Dibopong 5 Orang Senior

Inilah kabar terbaru dari kasus tewasnya taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Detik-detik Taruna STIP Jakarta yang Tewas Dianiaya Terekam CCTV, Terlihat Dibopong 5 Orang Senior
Istimewa
Tangkapan layar CCTV yang menunjukkan detik-detik Taruna STIP Jakarta Putu Satria Ananta Rustika (29) dibopong karena tak sadarkan diri setelah dianiaya 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru dari kasus tewasnya taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.

Korban, Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas dianiaya oleh seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21).

Kini, Tegar Rafi Sanjaya alias TRS sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.




Korban diketahui dianiaya di toilet lantai 2 sekolah pelayaran tersebut.

Rekaman CCTV pun merekam detik-detik saat korban keluar dari toilet tersebut.

Terlihat, korban keluar dari toilet dalam keadaan tak sadarkan diri.

Mengutip TribunJakarta.com, Putu Satria terlihat sudah tak sadarkan diri saat dibopong oleh lima seniornya dari dalam kamar mandi dan melewati sebuah lorong KALK C.

BERITA TERKAIT

Dengan mengenakan baju olahraga berwarna oranye, korban nampak lemas saat dibopong.

Dalam video rekaman CCTV tersebut, terlihat juga satu orang senior memakai kaus warga putih.

Dari rekaman tersebut, terlihat suasana lorong terlihat ramai dengan taruna STIP lainnya, namun mereka hanya berlalu lalang begitu saja.

Diketahui, korban dianiaya oleh seniornya di toilet pada Jumat (3/5/2024) pagi sekira pukul 08.00 WIB.

Baca juga: Pelaku Penganiayaan Taruna STIP Diduga Lebih dari Satu, Polisi Cek CCTV dan Periksa Sejumlah Saksi

Penganiayaan ini terjadi ketika korban dan empat rekan seangkatan lainnya sedang mengecek salah satu ruang kelas.

Tersangka yang juga senior korban pun melihat hal tersebut dan memanggil korban karena memakai baju olahraga saat itu.

Menurut tersangka, mengenakan baju olahraga saat itu adalah sebagai kesalahan.

Tersangka akhirnya meminta korban dan teman-temannya untuk masuk ke toilet.

Di toilet tersebut, korban mendapat penganiayaan dengan dipukul sebanyak lima kali di bagian ulu hati.

Seketika korban tak sadarkan diri.

Kata Kapolres Metro Jakarta Utara

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Gidion Arif Setiawan membeberkan motif penganiayaan tersebut.

Ia menuturkan, tersangka melakukan hal tersebut karena merasa superior sebagai senior.

Sebelum insiden pemukulan terjadi, lanjut Gidion, sikap superioritas dari tersangka sudah tampak.

“Motifnya ya itu, kehidupan senioritas. Jadi mungkin tumbuh rasa arogansi,” ujar Gideon, dikutip dari Kompas.com.

Sikap senioritas yang dimaksud yakni saat TRS menanyakan siapa yang terkuat di antara lima orang juniornya tersebut.

"Ada satu kalimat dari tersangka yang menyatakan gini, ‘Mana yang paling kuat?'," kata Gidion.

"Kemudian korban mengatakan bahwa dia yang paling kuat karena dia merasa dirinya adalah ketua kelompok dari komunitas tingkat 1 ini,” tuturnya.

Baca juga: Polres Metro Jakut Gelar Perkara Kasus Tewasnya Taruna STIP Putu Satria, Bakal Ada Tersangka Baru?

Mendengar hal tersebut, TRS langsung memukul korban di bagian ulu hari korban.

"Penindakan dilakukan menggunakan tangan kosong di toilet. Mereka dipanggil ke toilet karena sang senior merasa bahwa mereka melakukan kesalahan, yang mana menggunakan baju olahraga," ucap Gidion.

Kini, TRS dijerat dengan Pasal 337 KUHP tentang pembunuhan dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Suasana Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta pasca insiden tewasnya mahasiswa tingkat 1 Putu Satria Ananta Rastika (19) oleh seniornya Tegar Rafi Sanjaya (21) pada Jum'at (3/5/2024) lalu, Senin (6/5/2024).
Suasana Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta pasca insiden tewasnya mahasiswa tingkat 1 Putu Satria Ananta Rastika (19) oleh seniornya Tegar Rafi Sanjaya (21) pada Jum'at (3/5/2024) lalu, Senin (6/5/2024). (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

Kata Kuasa Hukum Korban

Tim kuasa hukum korban pun menunggu itikad baik dari pihak STIP dalam membantu menguak kasus ini.

Tumbur Aritonang selaku kuasa hukum korban meminta pihak STIP Jakarta untuk mengeluarkan semua bukti yang bisa memperjelas kasus penganiayaan maut ini.

"Kami tunggu itikad baik dari STIP membantu membongkar peristiwa ini. Bantuan STIP berupa apa, kasih semua bukti-buktinya," kata Tumbur kepada TribunJakarta.com, Selasa (7/6/2024).

Ia juga meminta pihak STIP Jakarta untuk bisa melindungi saksi-saksi kunci dan tidak melakukan intervensi apapun.

"Begini, kejadian ini kan di internal sekolah, spesifiknya itu kan di toilet pria, itu kan lingkungan STIP, pasti STIP lah yang punya semuanya, dari mulai CCTV. Terus saksi itu kan taruna STIP semua, jadi STIP sangat berperan penting untuk membongkar perkara ini," katanya.

"Kami berharap tidak ada intervensi dalam kasus ini, ini kan untuk kebaikan bersama. Untuk memperbaiki instansi pendidikan supaya tidak lagi terjadi kekerasan," pungkas Tumbur.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul TERKUAK Rekaman Detik-detik Tubuh Putu Satria Dibopong 5 Senior dari Dalam Toilet STIP Jakarta,

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino)(Kompas.com, Dzaky Nurcahyo)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas