Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Pengelola Panti Asuhan Tuna Ganda, 80 Persen Penghuninya Hanya Bisa Berbaring di Tempat Tidur

Selain memberikan penghiburan kepada kepada para penyandang tuna ganda, mereka memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari panti.

Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Cerita Pengelola Panti Asuhan Tuna Ganda, 80 Persen Penghuninya Hanya Bisa Berbaring di Tempat Tidur
Istimewa
Kegiatan sosial di Panti Sosial Palsigunung, Jakarta Timur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka kelahiran cacat di Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi. Setiap kelahiran 33 terdapat 1 kelahiran cacat. Menurut riset data Riskesdas 2028 berada pada 0,41persen.

Data tersebut merupakan angka yang tidak dapat dianggap kecil. Sebab, masyarakat dengan kecacatan tertentu memiliki perhatian khusus dalam pemeliharaanya.

Sedangkan di Indonesia masih sangat jarang yang dapat menampung penyandang tuna ganda, mereka yang memiliki dua jenis keterbatasan fisik. Misal kombinasi tunanetra dan tunawicara.

Panti Sosial Tuna Ganda di Palsi Gunung Jakarta Timur, merupakan panti asuhan yang menampung penyandang tuna ganda.

Kristiani selaku Kepala Panti Sosial Tuna Ganda, mengatakan panti asuhan yang dikelolanya menampung penyandang tuna ganda dari kecil hingga dewasa.

Baca juga: Chat Babe Cabita dengan Pedagang di TikTok Viral, Diam-diam Borong Baju untuk Dibagi ke Panti Asuhan

Menurut dia, bahkan sebagian di antaranya telah meninggal juga panti usuhan tersebut.

BERITA TERKAIT

"Hampir 80 persen dari sahabat difable tuna ganda ini memang tidak dapat beraktivitas mandiri dan hanya dapat terbaring di tempat tidurnya," ucap Kristiani.

Kristanti menyambut kunjungan dari teman-teman Regenesis Indonesia.

Selain memberikan penghiburan kepada kepada para penyandang tuna ganda, kehadiran mereka di sana juga memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari panti.

"Gerakan sosial ini juga merupakan program Regenesis membangkitkan semangat cinta kasih dan empati terhadap sesama yang membutuhkan. Dan tentu saja mengingat ke dalam diri untuk selalu bersyukur setiap waktu," ucap Apt. Gita Yohanna Thomdean, perwakilan Regenesis Indonesia.

Pengalaman berkunjung di Panti Asuhan Tuna Ganda Palsigunung ini juga menjadi pengalaman pertama dan sangat berkesan bagi Dominico Saharjo, salah satu peserta.

Di sana ia dapat mengedukasi putrinya yang juga ikut dalam kegiatan charity ini.

Menurut dia, jika tidak difasilitasi untuk terlibat di acara ini, mungkin terlupa untuk dapat melakukan kebaikan kepada sahabat disabilitas, kecenderungannya biasanya disekitar lingkungan kita.

Emmy Noviawati, pihak Regenesis Indonesia lainnya, menyatakan pihaknya juga ambil bagian memberi perhatian kepada komunitas vitiligo di Indonesia.

Sebagai info, vitiligo merupakan penyakit yang mengakibatkan warna kulit memudar.

"Kami juga berupaya membantu saudara–saudara kita yang lainnya yang menjadi korban bencana alam. Kami harap gerakan ini menginpirasi masyarakat untuk dapat berbuat baik kepada siapapun dan di manapun kita berada," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas