Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Heboh Meteor Melintas di Langit Jakarta dan Sekitarnya, Ini Penjelasan BRIN

Warga Jakarta dan sekitarnya dihebohkan dengan kemunculan meteor jatuh pada Minggu(23/6/2024).

Penulis: willy Widianto
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Heboh Meteor Melintas di Langit Jakarta dan Sekitarnya, Ini Penjelasan BRIN
istimewa
Kemunculan meteor jatuh pada Minggu(23/6/2024). 

Beberapa komet mempunyai orbit yang bersinggungan dengan orbit Bumi. Kemudian, kondisi ini menyebabkan terjadinya hujan meteor.

3. Komet yang terlihat mempunyai ekor karena melewati matahari.

Mengapa komet mempunyai ekor?

Sebenarnya inti dari komet adalah partikel debu padat, sehingga ketika melewati matahari akan menjadi panas dan lambat laun menjadi hancur serta menghasilkan ekor.

Ekor tersebut tampak memanjang dari Bumi.

4. Puing-puing dari inti komet yang hancur ketika melintasi orbit Bumi akan terlihat seperti hujan.

Komet yang melintasi matahari dan bergerak cepat diikuti oleh serpihan berbatu yang didominasi oleh partikel berukuran seperti pasir.

BERITA REKOMENDASI

Serpihan inilah yang terbakar ketika sampai di atmosfer Bumi. Ketika terbakar, si sekitar serpihan akan menghasilkan cahaya yang tampak dari Bumi menyerupai hujan.

Baca juga: Mengenal Ancaman Perubahan Iklim Global, Dampaknya Terhadap Bumi dan Upaya Penanggulangan

Jenis-jenis Hujan Meteor

Nanti Malam, Hujan Meteor Perseid Hiasi Langit Indonesia
Hujan Meteor Perseid (Ryan Hallock via MGN)

1. Perseid

Titik radian Perseid terletak di konstelasi Perseus, maka dinamakan Perseid.

Meteor yang jatuh diperkirakan memiliki kecepatan sekitar 60 km/jam.

Meteor Perseid memiliki kilatan yang terang dan ekor cahaya yang panjang.

Hujan meteor Perseid berasal dari serpihan debu ekor komet Swift Tuttle atau 109P/Swfit Tuttle yang mengelilingi matahari setiap 133 taun sekali.

Hujan meteor ini biasanya akan terlihat di wilayah Bumi pada belahan bagian utara di malam musim panas.

2. Lyrid

Titik radian Lyrid terletak di konstelasi Lyra.

Hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet Comet C/1961 G1 Tharcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80 derajat dengan bidang sistem tata surya.

Hujan meteor ini sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga meteor ini merupakan hujan meteor yang paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor yang lain.

3. Geminid

Hujan meteor Geminid berasal dari asteroid keluarga Palladian yang bernama 3200 Phaeton dan muncul dari titik radian yang terletak di konstelasi Gemini.

Hujan meteor Geminid biasanya akan terjadi antara tanggal 4 hingga 17 Desember setiap tahunnya dengan fase bulan benjol awal berumur sepuluh hari, sehingga akan memengaruhi intensitas hujan meteor maksimum.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas