Juara 1 Senam Tingkat Provinsi, Murid SD di Depok Gagal Lolos PPDB Jalur Prestasi Nonakademik
Cayla (12 tidak lolos PPDB jalur prestasi nonakademik padahal menang dalam kejuaraan senam artistik O2SN tahun 2023 mewakili sekolahnya
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Cayla (12) tidak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur prestasi nonakademik di sebuah SMP di Depok, Jawa Barat.
Padahal, Cayla disebut sebagai murid yang berprestasi. Dia bahkan menang dalam kejuaraan senam artistik O2SN tahun 2023 mewakili sekolahnya dan menang peringkat 1 tingkat provinsi.
Kisah tersebut diceritakan orangtua Cayla, Kartika (41).
Baca juga: Aturan Seleksi PPDB Jambi 2024 Jenjang SMP, Pendaftaran Ditutup 30 Juni 2024
"Sudah sekitar tahun kedelapan anak saya, saya ikutin kegiatan senam artistik. Memang dari awal tujuannya (senam artistik) buat ke prestasi, bukan ke kreasi. Punya bakat di sini kenapa nggak kita dukung, memang benar saja dan alhamdulillah juara-juara terus," kata Kartika saat ditemui Kompas.com di daerah Kelapa Dua, Kota Depok, Jumat (28/6/2024).
Kartika bercerita, selama delapan tahun anaknya menggeluti olahraga senam artistik, ia kerap memenangi beberapa kejuaraan.
"(Anak saya) akhirnya diarahin guru-gurunya (daftar) bukan jalur zonasi atau jalur prestasi akademik, tapi coba non-akademik, pasti bisa masuk (katanya)," ungkap Kartika.
Saat PPDB jalur prestasi non-akademik, salah satu syarat yang harus diserahkan adalah satu sertifikat kejuaraannya, dengan masing-masing sertifikat memiliki nilai skor yang berbeda, tergantung pada tingkatan kejuaraannya.
"(Pas dilihat), saingan-saingannya anak saya tuh skor sertifikatnya enggak setinggi anak saya, kalau anak saya tuh 21 (skornya)," tutur Kartika.
Berbekal percaya diri, Kartika tetap menaruh harapan pada anaknya hingga uji kompetensi berlangsung.
Di sekolah pilihannya yang menyediakan kuota 11 orang, dalam tabel peringkat sementara, Cayla masih masuk kualifikasi.
Baca juga: Cegah Kecurangan, KPAI Usulkan Sekolah Swasta Ikut PPDB Bersama
Namun saat skor uji kompetensi diakumulasi dengan skor sertifikat, Cayla ditolak.
"Jatah kuotanya 11 orang. Begitu sampai malam, udah final tuh (pengumuman). Dia di urutan ke 12, (warnanya) merah enggak diterima," jelas Kartika.
"Pas saya lihat (pengumumannya), kok skor sertifikatnya (anak-anak yang diterima) enggak ada yang setinggi dia. Paling tinggi tuh 16, sedangkan dia tuh di 21. Bahkan ada juga yang diterima tuh skor sertifikatnya 2 atau 2,5," tambahnya.
Oleh karena itu, Kartika berinisiatif ke sekolah tempatnya mendaftar dan meminta klarifikasi atau penjelasan perihal ketentuan seleksi jalur prestasi non-akademik.