Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perempuan Remaja Bunuh Ayah Kandung di Duren Sawit, Kak Seto Keluhkan Sistem Pendidikan

Remaja perempuan itu berinisial KS. Usianya 17 tahun. Ia ditetapkan tersangka pembunuhan ayah kandungnya.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Perempuan Remaja Bunuh Ayah Kandung di Duren Sawit, Kak Seto Keluhkan Sistem Pendidikan
Kolase Tribunnews.com
Kios lokasi remaja wanita bunuh ayah kandung di Duren Sawit Jakarta Timur (kiri) dan pelaku K saat digiring Polwan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, ramai pemberitaan terkait anak perempuan remaja  membunuh ayah kandungnya di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Remaja perempuan itu berinisial KS. Usianya 17 tahun. Ia ditetapkan tersangka pembunuhan ayah kandungnya. Dua kali ia tusuk ayahnya sampai kehilangan nyawa.

Dilansir dari Wartakota, Adapun KS tega membunuh sang ayah lantaran sakit hati kerap dimarahi, dipukul, dan dituduh mengambil barang milik korban.

Baca juga: Tabiat Buruk Gadis Pelaku Pembunuhan Ayah Kandung di Duren Sawit, Telantarkan Korban yang Sakit Paru

Psikolog anak sekaligus Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi ungkap jika ada beberapa faktor yang mendorong anak jadi pelaku tindak kekerasan. 

"Penyebab utamanya bisa saja dari orangtua yang mendidik dengan kekerasan. Bisa juga dari lingkungan pergaulan. Atau dari berbagai informasi yang diperoleh media sosial," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (30/6/2024).

Di media sosial kadang kala kerap menunjukkan masalah bisa diselesaikan dengan kekerasan. 

BERITA TERKAIT

Informasi seperti ini dapat mendominasi anak-anak dan remaja untuk melakukan tindak kekerasan. 

Untuk mengatasi hal ini, laki-laki yang akrab disapa kak Seto ini mengatakan perlu ada pembenahan dari sistem pendidikan di Indonesia. 

"Pendidikan kita terlalu menekankan pada kemampuan logika. Yang dinilai itu akademik saja. Tetapi kecerdasan emosional, tidak dilatih dan dikembangkan dalam sistim pendidikan kita," kata kak Seto. 

Seharusnya, selain nilai akademik, pendidikan di Indonesia perlu mengajarkan perilaku sopan dan santun. 

"Di tata dulu sistim pendidikan. Ada lima hal yaitu etika, estetika, Ilmu pengetahuan dan teknologi, nasionalisme dan kesehatan termasuk kesehatan mental," tambahnya. 

Selain itu, kak Seto juga mengimbau orang tua untuk mendidik anak sesuai dengan zamannya. 

"Zaman dulu anak dituntut untuk menurut. Kalau menurut dianggap baik. Kalau sekarang tidak bisa. Anak bisa mendapat informasi lebih banyak di media sosial. Dia bisa membandingkan," imbuh kak Seto. 

Ayah dan ibu hendaknya saling bekerja sama untuk mendidik anak.

Dan yang paling terpenting adalah mulai mendengarkan dan mempertimbangkan  pendapat anak.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas